Rabu, 30 Januari 2013

Nyai Dasima, Perjamuan Cinta (Gepeng Nugroho)

Di sebuah tempat, cahaya warna warni Seorang wanita meronta kesakitan Dasima : akh ……. Tolong …….. tolong …….. orang ini akan beniat jahat …………. Dia akan membunuhku…. Tolong ……… apa maumu? Ambil semua yang kau inginkan? Ambil …… bukankah kita sudah saling mengenal? Aku percaya kamu tidak akan tega melakukan kejahatan padaku, Tarjo ………. Atau jangan-jangan ada orang yang memp
engaruhimu untuk melakukan kejahatan ini? Tarjo, bukankah kau orang baik? Tarjo, jangan ………. Akhhhhhh …………….. Hah …… kenapa sama sekali tak berasa apa-apa? Apa yang terjadi ….. sama sekali tak Terasa apa-apa ………… seluruh tubuhku mati rasa ……… di tempat apa ini, Tarjo kau bawa aku kemana? toloooong ……….. ada orang di tempat ini ……… tarjo …. Jangan membuatku ketakutan ! Musik Black out Lagu : Tak kulihat bayangan raga Tak ku dengar lagi detak sang waktu Hanya ruang bisu tanpa sekat pandang Mengambanglah bayang bersama gelombang yang terbang Sekelompok Orang bercengkrama Orang 1 : aku melihatnya tadi, di bantaran sungai itu tubuhnya sempat mengambang, tapi sekarang tak terlihat lagi, barang kali sudah terbawa arus kembali Orang 2 : mau di cari kemana ? Orang 3 : ya tentu saja kita harus menyusuri sungai itu, sampai kita jumpai mayatnya. Tak mungkin kita turun ke sungai, airnya terlalu deras. Orang 2 : sebab apa sebenarnya dia berani nekat di sungai deras itu? Orang 1 : tak taulah, akhir-akhir ini dia tampak sedang memiliki banyak masalah, jangan-jangan dia memang sengaja mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai deras itu. Dasima : Tolong! Tolong …… Masuk orang 4 Orang 4 : orang-orang sudah menemukannya, di sungai bawa, tuan wiliam dan nona nancy juga sudah ada di tempat itu ……….. Orang 3 : bagaimana keadaannya? Orang 4 : tentu saja sudah menjadi mayat Orang 1 : Segera saja kita ketempat itu Orang-orang exit Dasima : Mereka sama sekali tidak memperdulikanku, padahal teriakanku cukup keras, apa mereka tidak juga mengenali suaraku, padahal mereka adalah orang-orang yang aku kenali. Ternyata benar, selama ini mereka baik kepadaku memang pas kalo ada perlunya saja, ketika aku sedang jaya mereka menyanjung-nyanjungku, tetapi ketika aku terpuruk memandangkupun mereka tak mau! Dasar para penjilat. Tapi siapa yang tadi mereka cari, siapa yang mati di sungai? Mereka juga katakan telah ada juga William mantan suamiku dan nancy putriku ……….. lama aku tidak berjumpa dengan mereka, mungkin juga kebencian mereka kepadaku saat ini belum reda. Baru aku sadari sekarang kalau aku terlalu egois waktu itu, kalau saja aku bisa menahan diri tentu saja keputusan perceraian itu tidak akan terjadi. Maafkan aku William aku tahu kau sungguh sangat mencintaiku, namun …… tak taulah kenapa bisikan setan itu lebih kuat mendorongku untuk meninggalkanmu, maafkan ibumu ini juga Nancy, dengan usiamu saat itu yang masih kecil, rasanya terlalu jahat kalau ibumu ini meninggalkanmu ……… Muncul Nyonya Bonnet Ny : Dasima …………. Dasima : Suara itu … seperti aku pernah mengenalnya …….. Ny : Dasima ………. Dasima melihat kearah Nyonya. Dasima : Nyonya………. Nyonya bonnet ………. Benarkah penglihatanku ini …….. Ny : Lama kita tidak berjumpa ……. Apa kabar dasima? Kau Nampak masih cantik, seperti yang dulu, tidak salah kalau banyak laki-laki masih begitu menginginkanmu. Dasima : Nyonya ……….. nyonya juga Nampak lebih cantik sekarang ini …….. Ny : itu karena kau melihatku selama ini tergolek lemah bertahun-tahun di ranjang tidur, tidur tanpa daya, hanya melewati hari dengan menebak siang dan malam lewat cahaya yang masuk lewat jendela kamar. Tapi kecantikanmu seperti abadi Dasima Dasima : Tapi tidak dengan nasib saya nyonya, kecantikan ini yang justru yang mengombang-ambingkan nasib. Ny : Apa yang salah dengan nasibmu? Alur nasib di ciptakan oleh masing-masing individu, Tuhan selalu memberi jalan. Dasima : Saya sungguh malu berjumpa dengan nyonya saat ini, maafkan saya nyonya, pandangan nyonya pada saya pasti sangat buruk bukan nyonya? Ny : aku selalu berprasangka baik padamu Dasima …………. Dasima : Saya ingin sekali menjadi Dasima yang dulu nyonya, Dasima yang hanya seorang Gadis kampung dari desa kecil Kuripan, Dasima yang hanya seorang pembantu saudagar kaya dari perkebunan curuk, saya lebih suka melayani dan merawat nyonya yang sakit, saya tidak mau menjadi wanita cantik yang selalu menjadi incaran para lelaki, saya tidak mau pula menjadi nyonya besar, saya tidak ingin menjadi perempuan yang merebut suami orang …. Maafkan saya nyonya? Ny : Apa yang perlu di maafkan Dasima, bukankah dulu aku yang menginginkan sendiri William suamiku menikahimu Dasima, karena waktu itu aku tahu, William juga merindukan kasih sayang dari seorang wanita yang lama sudah tidak dapat aku berikan padanya karena penyakitku, aku lumpuh, dan kau juga yang selama itu, bertahun-tahun merawatku dari kamu masih remaja hingga mulai tumbuh dewasa. Dasima : Memang saya datang kerumah nyonya waktu itu untuk menjadi pembantu, hanya sebagai pembantu nyonya, tidak lebih ……… Ny : Aku seorang wanita sekaligus seorang istri dari William, aku begitu paham dengan William karena bertahun2 aku hidup bersamanya, aku juga tahu dia sangat mencintaiku ……. Dia telah memberikan perhatian berlebih padaku, namun sebagai seorang istri seolah aku belum bisa untuk membalasnya …… dia merindukan seorang putra waktu itu untuk meneruskan perkebunannya, namun aku belum bisa memberikannya, bahkan kecelakaan itu membuat aku menjadi wanita setengah mayat, lumpuh, hanya membuat bebannya saja. Dengan setia dia merawatku, sering aku melihat kelelahan dari sorot matanya, dan kata hatiku tidak dapat di tipu ketika pandangan William mengarah padamu, aku tahu dia menyukaimu dasima ……. Dasima : Maafkan saya nyonya ……….. Ny : Tidak ada yang perlu di maafkan, aku sendiri yang meminta William untuk menikahimu, tanpa intimidasi dari siapapun. Karena aku melihatmu sebagai wanita yang baik, bukan hanya sekedar cantik saja. aku sadar, aku sudah tidak mampu lagi menjadi istrinya, kamu tidak perlu merasa bersalah ………… Dasima : Tapi bukankah kemudian setelah itu Tuan Wiliam lebih sering memperhatikan saya di bandingkan dengan Nyonya? Apa nyonya tidak merasa cemburu? Ny : Cemburu pasti ada, namun perasaan cintaku pada Wiliam melebihi kecemburuan itu, dan akupun ikut senang ketika mengetahui kehamilanmu waktu itu, dan bukankah aku juga pernah meminta ijin padamu juga untuk ikut memiliki anakmu tersebut? Dasima : Nancy, putriku ………. Lama kita tak berjumpa ……… bagaimana kabarmu sekarang? Ibumu ini sungguh merindukanmu …………… Oh ya nyonya… saya mendengar dari orang-orang tadi bahwa Nancy putriku bersama ……. Wiliam ada di pinggir sungai bersama orang-orang itu, ada apa sebenarnya disana, siapa yang terhanyut di sungai ……… Ny : Mereka sedang menangisi jasadmu ! Dasima : Menangisi Jasadku? Maksud nyonya? Ny : Menangisi kematianmu, air mata Nancy begitu deras mengalir, demikian juga dengan Wiliam, meskipun sekarang dia bukan lagi menjadi suamimu, namun dia teramat mencintaimu, air matanya sederas ketika dulu menangisi kematianku, bahkan sekarang sedih lagi karena harus juga melihat kesedihan putri kita Nancy Dasima : Nyanya jangan bicara ngawur, aku masih hidup, aku masih sehat, aku belum mati ….. mereka salah mengidentifikasi orang. Aku disini ………. Ny : kejadian apa yang terakhir kamu ingat? Bukankah lelaki itu ……… Dasima : Tarjo Ny : Ya ….. siapapun dia, yang menghujamkan pisaunya ke perutmu Dasima : Ya aku masih ingat rasa sakit itu, tapi setelah itu aku lupa Ny : Belum selesai sampai disitu, tubuhmu lalu dihanyutkan ke sungai, seperti yang kau lihat sekarang ini, kau bisa melihat orang yang benar-benar mencintaimu atau yang hanya selama ini sekedar kedok mencintaimu, itu bisa di lihat dari air mata yang keluar dari mereka. Dasima : aku belum mati ……. Aku masih hidup ……… mereka salah orang, mereka salah kira ……. Itu bukan aku ……. Itu jasad yang menyerupai aku ………. Dasima masih hidup, dasima disini ! Musik Rampak dan tarian-tarian. Terdengar suara Gong Dasima ada di kursi pesakitan, dengan di kelilingi oleh orang-orang berkostum aneh di sekitarnya, di posisi paling tinggi seorang wanita yang anggun dan di hormati. Dasima : Yang mulia, apakah harus anda yang memutuskan tentang nasib saya? Mati tidak nya saya. Sudah jelas saya masih bugar ada disini, saya belum mati. Kenapa juga harus saya hadir di pengadilan bodoh ini P 1 : Ssssstttt ,,,,, jangan bicara kasar disini ! Dasima : ada masalah dengan sebutan pengadilan bodoh itu? Semua pengadilan sekarang tidak ada yang bener, di desain hanya untuk kepentingan orang-orang tertentu saja, hanya akal-akalan, hukum dibuat juga hanya sekedar bentuk intimidasi saja kepada masyarakat kecil, dan bukan sesuatu yang menakutkan pada orang2 tertentu seperti penguasa dan yang punya duit. P 1 : yang kamu hadapi saat ini, bukan hanya sekedar pengadilan biasa Dasima : Apa yang membedakan pengadilan ini dengan pengadilan yang lain? P2 : Yang membedakan adalah di pengadilan ini tidak ada manipulasi, semua bukti sudah ada dengan jelas, tidak ada suap-suapan ataupun keputusan yang bimbang, semua jelas, konkrit, adil dan bijaksana. Dasima : Pengadilan semacam jarang ada di dunia dan hampir tidak ada di Indonesia …… P2 : Dan kamu memang tidak di tempat tersebut! Dasima : kalian maksudkan aku sudah mati! aku belum mati ! kalian memaksakan kehendak! Hakim : Diam ! Dasima : Kau menyuruhku diam? Siapa kamu ! Musik dan lampu tiba-tiba berubah, sorot pandang orang2 tajam pada Dasima, suasana menyeramkan, Dasima gemetar ketakutan Dasima : Baik, aku diam, aku akan diam, aku akan menjadi Dasima yang dulu, yang selalu patuh pada perintah, yang selalu tunduk kepada majikan, aku anggap kalian disini adalah majikanku.sekarang apa yang kalian inginkan dariku? P 3 : Bisa kita mulai yang mulia? Hakim : silahkan Bunyi gong Musik, nyanyian dan tarian Orang-orang di pengadilan Gerbang keadilan telah menganga Yang di rindu oleh para manusia Disana segala daya akan dijalankan Untuk megeruk kesalahan Disana banyak kata di perjuangkan Untuk sebuah kebenaran Gerbang keadilan menganga Membasmi dusta atau mencetaknya? Dasima : Kalian aneh, dalam setiap pengadilan biasanya di barengi dengan demonstrasi di luar pengadilan, tapi kalian justru buka pengadilan ini dengan tarian-tarian. P 3 : Diam, kamu belum di berikan hak untuk bicara, jangan main serobot saja! Di sini mempunyai aturan yang ketat ! Pengadilan di buka, silahkan langsung penuntut umum memberikan tuntutannya Dasima : Mohon maaf para nyonya sekalian, kenapa tuntutan langsung ingin diberikan pada saya, tidakkah ada kesempatan bagi saya untuk menanyakan atau mengadakan pembelaan? P3 : Dasima, kamu jangan membuat aturan sendiri di pengadilan, hak mu untuk bicara memberikan pembelaan nanti! Silahkan dilanjutkan …… Penuntut 1 : Dasima, panjang dan berliku cerita hidupmu, dan loncatan-loncatan nasibmu juga dramatik. Yang mulia, dasima di usia remaja dikenal sebagai gadis yang baik, sopan, dan loyal, dengan alasan itulah keluarga dari Tuan Wiliam dan nyonya Bonnet begitu percaya padanya, sejak umur 12 tahun dia menjadi pembantu pada keluarga saudagar inggris yang mengelola perkebunan teh di daerah curuk, tuan wiliam dan nyonya bannet sungguh menyukai kinerja dan loyalitasnya, dia menjadi pembantu teladan dan favorit. Dasima : Keberatan yang mulia, pembantu tetaplah pembantu, apa bangganya menjadi pembantu teladan! Penuntut 1 : kamu bukan Dasima yang dulu, yang selalu patuh, bicara lembut, dan menjadi wanita yang anggun. Diamlah dulu, ini pengadilan, setidaknya kau pernah menjadi wanita yang terhormat, yang tahu aturan dan norma-norma. Dasima : aturan itu di buat hanya sekedar untuk doktrin para pemilik kepentingan. Perempuan 2 : Dasima, diam ! Dasima terdiam Perempuan 3 : Lanjutkan penuntut umum Penuntut 1 : Keluarga Tuan William dan nyonya Bannet adalah keluarga yang bahagia, saudagar, keturunan VOC, mereka saling mencintai …… tapi sebuah kecelakaan terjadi ketika mereka berkeliling di perkebunan dengan delmannya, yang mengakibatkan lumpuhnya nyonya bannet, dan itu berlangsung lama, bertahun-tahun. Dasima : Sayalah yang merawat Nyonya selama nyonya sakit Penuntut 1 : Benar, Dasimalah yang kemudian merawat nyonya banet majikannya selama sakit, namun pada perkembangannya justru Dasima juga menggoda tuan William sehingga jatuh hati padanya. Dasima : Ceritanya tidak seperti itu yang mulia, saya keberatan, saya sama sekali tidak pernah menggoda tuan William, mana mungkin saya menggodanya sedangkan Saya tidak mempunyai obsesi pada laki-laki bule ………. Keringatnya bau yang mulia, jadi yang dikatakannya adalah fitnah ! Penuntut 1 : Lalu kenapa kamu bisa menjadi istri Tuan William? Kalau tidak suka dengan bau keringatnya kenapa kamu bisa hamil dan memiliki seorang anak? Dasima : Hamil bukan karena keringat, tapi karena yang lain ….. sangat sulit menceritakan fakta yang ada Yang mulia, saya butuh pembela, saya butuh pengacara, apa juga tidak disediakan pengacara di pengadilan ini? Saya tak mampu mengungkapkan kebenarannya sendiri, terlalu tabu. Perempuan 1 : Bagaimana yang mulia, permintaan dari terdakwa apa bisa kita sanggupi? Hakim : Demi keadilan, hadirkan! Perempuan 1 : (pada perempuan 2) silahkan dihadirkan pembela atau pengacara terdakwa Perempuan 2 : dasima, siapa yang akan membelamu dalam persidangan ini? Dasima : Kalau begitu saya minta waktu untuk mencari pembela saya, Hakim : Pengadilan di tunda sampai terdakwa siap memberikan pembelaannya ! Gederang Musik Pengadilan bubar Di satu sudut panggung ada Ny Bonnet, dan di sudut panggung yang lain ada hayati dan wak soleha Dasima Nampak tegang, melihat 3 orang tersebut Dasima menjadi tambah gusar Dasima : yang mulia …… apa saya tidak memiliki pilihan yang lain bagi pembela saya? Saya tidak mungkin meminta bantuan pada nyonya Bonnet, beliau sudah terlalu banyak berkorban untuk saya, dan jelas saya juga tidak mungkin meminta bantuan pada hayati dan wak soleha ……. Wak : Karena apa? Kamu tidak mempercayai kami? Kamu selalu berfikir negatif pada kami! Dasima : Bukan begitu wak ………. Soleha : kamu memang jahat Dasima, saat inipun kamu belum berubah! Selalu mencurigai kami yang tidak-tidak, seharusnya kami yang pantas melakukan penghinaan ini, sebab kamu yang telah merebut kebahagiaan kami. Dasima : Yang mulia, saya ingin orang lain ! Perempuan 3 : haaahh ….. kamu terlalu rewel, mereka bukankah orang-orang yang mengenal dekat kamu? Tahu sepakterjangmu? Mau yang seperti apa lagi keinginanmu? Dasima : Pokoknya bukan salah satu dari mereka berdua, dan bukan juga nyonya ………… Muncul dari belakang, Parmi Parmi : apa mungkin berkenan bila aku mbakyu? Dasima : Parmi ……… ini benar kamu parmi, ya ….. saya kira dia yang lebih tepat sebagai pengacara saya, dia akan tulus membantu saya, karena selama ini dia jugalah yang tahu sedikit banyak perjalanan hidup dan karier saya sebagai pembantu di rumah nyonya bonnet. Ya, aku gunakan dia sebagai pembela saya! Perempuan 3 : Berarti kamu setuju? Pengadilan bisa kembali di mulai? Dasima : Ya Perempuan 3 naik ke podium Perempuan 3 : Yang mulia, Terdakwa sudah siap melanjutkan persidangan, persidangan bisa dimulai ……. Musik Persidangan di mulai, para peserta persidangan berada di posisinya masing-masing Hakim : Karena terdakwa sudah siap dengan segala pembelaannya maka persidangan bisa kita mulai, silahkan saya berikan kesempatan pada terdakwa untuk melakukan pembelaannya, secara langsung atau diwakilkan? Dasima : agar objektif dan saya tidak dianggap berbohong, biarlah Parmi yang akan mewakilinya yang mulia. Parmi, bicaralah apa adanya, jangan di tutup tutupi, jangan takut pada intimidasi siapapun, aku percayakan semuanya padamu …….. Penuntut 2 : Keberatan yang mulia, jelas parmi akan mudah di stir oleh Dasima, karena menurut senioritas, parmi ini adalah pembantu yang masih Junior, sebagai pembantu yang lebih senior dari keluarga William Dasima akan mudah mengintimidasinya. Dasima : Jangan menyudutkan saya dengan hipotesis anda itu, itu sebuah hipotesis dan kesimpulan yang ngawur, tidak ada senior dan yunior dalam profesi kami, profesionalitasan yang menentukan jenjang karier! Penuntut 2 : kita lihat saja aura wajah si Parmi ini, wajah-wajah orang tertindas! Parmi : Sudah bawaan dari lahir nyonya, pembelaan saya bergaransi, kalau terbukti saya tidak jujur saya bersedia menjadi pesakitan menggantikan terdakwa. Hakim : segera saja lanjutkan persidangan, saudara penuntut umum berikan kesempatan untuknya berapresiasi. Penuntut 2 mengangguk dan memandang sinis pada Parmi Parmi : Saya memang pembantu yunior di keluarga Tuan Wiliam dan Nyonya bannet, karena ketika saya masuk di keluarga tersebut, terlebih dahulu sudah ada mbakyu Dasima. Mabkyu Dasima inilah yang mengajari saya banyak hal tentang perbaturan, sehingga saya bisa menjadi batur yang professional. Terimakasih ya mbakyu. Sedikit sedikit saya juga bisa bahasa inggris, karena memang bendara kami kan kumpeni, voc, jadi lidah kami juga sudah terbiasa dengan bahasa inggris. Penuntut 1 : Saudari, langsung saja pada kesaksian dan pembelaan saudari, jangan bertele-tele! Dasima : Ayo parmi, semangat! Mereka menuduhku yang menggoda Tuan William, sehingga aku bisa menjadi istrinya Parmi : waaaahhhh …. Itu tidak benar nyonya nyonya, salah kaprah ….. Dasima : yahhhh …. Terus, lanjutkan Parmi, biar persidangan ini bisa seru Parmi : yang benar itu adalah ……. Karena sakitnya nyonya Bannet, sehingga bertahun-tahun hanya tidur di ranjang saja, maka …. Lelaki mana yang kuat hidup dengan menahan kebutuhan biologisnya? Ketika setiap hari Tuan William melihat Mbakyu Dasima yang memang cantik dan menggoda itu maka timbullah keinginan jahat Tuan William sebagai laki2 jablay, maka di sebuah siang, tidak seperti biasanya tuan wiliam pulang lebih awal dari perkebunan ternyata ada maksud tertentu …… mbakyu dasima di paksa melayani keinginan bejat Tuan Wiliam. Seisi pengadilan gempar Penuntut 2 : Tahu dari mana kamu, jangan mengarang cerita Parmi : maaf ya mbakyu, terpaksa sekarang saya jujur …… eeee diam-diam saya mengintip …… Semua tertawa Dasima : Diaaaammm !!! apa yang kalian tertawakan? Aku sangat tersinggung dengan nada tertawa kalian, kalian sama sekali tidak punya perasaan! Kalian menertawakan adegan perkosaan? Perempuan 1 : Bukan begitu, kami membayangkan mukanya ketika sedang mengintipmu Dasima : apakah cerita itu kemudian menjadi hiburan bagi kalian? Bagaimana kalau kalian menjadi sepertiku ! Hakim : Terdakwa tenang, mohon duduk kembali ! Dasima Duduk Dasima : (menangis) yang mulia, kejadian tersebut adalah mimpi buruk bagi saya, dan saya sebagai gadis kampung yang masih lugu tak mampu berbuat banyak, kebencian yang mendalam waktu itu terhadap majikan saya sangat besar, hingga suatu ketika ada niatan buruk saya untuk membunuhnya, namun ketika saya melihat Nyonya saya tergolek tak berdaya dengan penyakitnya, saya mengurungkan niat, karena pasti tindakan saya akan melukai perasaan nyonya, karena nyonya saya sungguh mencintai suaminya. Penuntut 2 : Alibimu itu menunjukkkan jelas kebohonganmu, lalu kenapa kamu bisa menjadi istri Tuan William dan menjadi nyonya besar di rumah itu? Hakim : Tolong di jawab pertanyaannya Dasima tetap menangis Parmi : Kejadian buruk tersebut tidak pernah Nyonya Bannet ketahui, setahu nyonya Bannet selama ini Tuan William adalah lelaki yang setia dan baik. Nyonya sadar selama ini tidak dapat memberikan kasih sayang kepada suaminya karena penyakitnya, melihat kecantikan, kesetiaan dan kebaikan Mbakyu Dasima, diluar dugaan Nyonya justru menawari mbakyu untuk menggantikannya menjadi Nyonya besar di rumah tersebut menggantikan nyonya Bannet. Dasima : Seperti halelintar di panas terik, mengejutkan sekali keputusan nyonya, jelas William langsung mengiyakan permintaan istrinya. Williampun kemudian meyakinkan kepadaku bahwa perbuatannya yang telah dilakukan padaku adalah atas dasar cinta. Di satu sisi saya sangat dendam dengan lelaki ini, di satu sisi saya harus patuh kepada nyonya. Maka sebelum akhirnya nyonya menghembuskan nafas terakhirnya beliau menyaksikan pernikahan kami. Sayapun berjuang keras untuk menghilangan kebencianku pada William yang telah menjadi suamiku dan terus belajar mencintainya. Dan akhirnya benar-benar aku menjadi nyonya besar di rumah tersebut. Parmi : Dan aku tetep menjadi batur Dasima : Batur Senior Parmi : Lumayan naik pangkat. Hakim : Kamu mencintai William setelah itu? Dasima : dia ternyata suami yang lembut, dan mempu meluluhkan hatiku, dan akhirnyapun kami punya anak nancy Ny : Lalu kenapa kamu kemudian meninggalkan mereka dan justru lari dengan Samiun kusir delman itu?! Dasima : Nyonya ……. Maafkan saya nyonya, saya tahu nyonya benar-benar marah pada saya, tidak pernah saya melihat sorot mata kemarahan yang demikian pada nyonya. Tapi ….. Ny : Ternyata aku salah menilaimu, kau sudah benar-benar berubah, bukan Dasima yang dulu, pembelaan apa lagi yang akan kau berikan? Dasima : memang saya kemudian menjadi wanita yang terhormat ketika menjadi istri dari William, menjadi nyonya besar, setiap orang akan merasa iri melihat keberuntunganku. Tapi ……… Parmi : Hampir setiap hari Tuan William kedatangan tamu dari para saudagar dan kaum VOC, laki-laki dan perempuan, dan hampir setiap hari pembicarannya sama, yaitu menyindir tuan William yang seorang saudagar bule kok memperistri wanita pribumi, yang mereka anggap bodoh tak berpendidikan dan dari spesies berbeda. Dasima : Pada awalnya aku tegarkan hati mendengar ledekan dan sindiran tersebut, namun lama kelamaan aku juga tidak tahan dengan hinaan mereka (menangis) Parmi : Yang pada akhirnya terjadi pertengkaran hebat antara tuan William dan mbakyu Dasima, yang pada ujungnya mbakyu meminta cerai dari tuan William …… Ny : Kamu tidak memikirkan anakmu Nancy? Begitu rapuhnya mentalmu, tak dapat mempertahankan rumah tanggamu Wak : Yang dia fikirkan hanya kesenangnya saja, dasar wanita penggoda! Dalam sejarah hidupmu hanya menjadi tukang rebut suami orang! Hayati anakku ini sangat mencintai keluarganya, sebelum suaminya samiun mengenal wanita itu keluarga mereka baik-baik saja, hidup bahagia dengan kedua anak mereka, namun ketika wanita itu datang dan menggoda Samiun ceritanya menjadi lain …….. Dasima : Aku Tidak pernah menggodanya, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa terperangkap dalam cinta Samiun. Hakim : Siapa Samiun? Hayati : Heee… wanita jalang, mulutmu terlalu licin ! Perempuan 1 : Sudah diam, Yang mulia ada sebuah pertanyaan ……… Samiun adalah suami dari Hayati, wajar kalau yang kita saksikan kali ini kemarahan hayati kepada Dasima, karena ternyata ketika masih menjadi istri sah tuan William ternyata Dasima serong dengan Samiun yang adalah kusir Delman kepercayaan keluarga William Penuntut 1 : Sudah jelas alasan utamanya minta cerai pada suaminya Penuntut 2 : Bisa jadi karena kepergok selingkuh maka suaminya menceraikannya Penuntut 1 : Semua ceritamu dan kesaksian Parmi bohong belaka Parmi : Cerita saya benar adanya Ny : meninggalkan suami dengan seorang anak itu perbuatan yang tidak baik Dasima, apa lagi kamu justru malah dengan Samiun yang telah mempunyai istri Suara gong terdengar Hakim : Semakin jelas persoalannya, semakin nyata garis kesalahannya, ada pembelaan lain? Kalaupun sudah di rasa cukup maka hukuman bisa di jatuhkan pada terdakwa setaraf dengan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya dulu Dasima : Silahkan putuskan hukuman untuk saya, silahkan saja lontarkan anggapan-anggapan dari para hadirin pada saya….. saya akan terima kalau memang itu sudah tidak bisa di bantah, tapi tolong dengarkan cerita yang sebenarnya ………. Memang sebelum saya meminta cerai dari William saya sudah mengenal baik Samiun, dan hubungan kami sangat dekat waktu itu ……. Seisi ruang gempar Dasima : Tapi masih hubungan yang wajar, sebagai majikan dan kusirnya, setiap hari Samuan mengantar kemanapun aku pergi, mengantar jemput Nancy anakku, problematika yang aku hadapi di keluarga sering aku ceritakan padanya, karena aku merasa kesepian, tam mempunyai teman untuk berbagi cerita, Samiun yang hanya seorang kusir tersebut aku lihat menjadi sosok lelaki yang sangat dewasa ……………. Penuntut 1 : hingga akhirnya kamu jatuh cinta padanya Penuntut 2 : Berselingkuh dengan kusirmu sendiri Penuntut 1 : kamu sendiri yang meruntuhkan rumah tanggamu Perempuan 1 : menjijikkan Perempuan 2 : Virus Perempuan 3 : cinta terlarang Dasima : aku juga tidak tahu kenapa aku bisa masuk dalam perangkap cinta samiun, meskipun aku tahu bahwa dia juga sudah memiliki anak dan istri. Nampak Hayati menangis Dasima : Ketika permintaan perceraian pada William itu aku ajukan, aku tahu Wiliam sangat marah dan kecewa, namun karena harga dirinya sebagai laki-laki maka dia tetap meluluskan permintaan itu. dan aku harus meninggalkan Nancy putriku semata wayang. Barulah aku bingung dengan jalan hidupku selanjutnya, dengan entengnya juga aku tinggal satu rumah dengan Samiun, bersaing dengan istrinya. Akupun di jadikan istri ke dua dari samiun, herannya aku tiba-tiba saja melupakan mantan suami dan anakku dengan mudah. Terdengar suara-suara terkekeh-kekeh dan musik yang misterius Dukun masuk Dukun : Hahahahahaha ……….. itu karena mantraku yang manjur ……….. tapi sialnya sampai sekarang sepeserpun aku tidak menerima imbalan yang dari awal si Samiun brengsek itu berikan ! Hakim : Siapa dia? Perempuan 1 : Hei siapa kamu? Tamu tak di undang! Ingin mengacaukan pesidangan? Perempuan 2 : Mundur! Dukun : Jangan main perintah sembarangan padaku ! Perempuan 1 : Benar2 akan reseh, kita tangkap ! Perempuan 1,2,3 mengejar Dukun, terjadi perkelahian, dukun lebih unggul, para perempuan tersungkur. Dukun : Sudah aku bilang, jangan sembarangan padaku ! kalian belum kenal dengan mbah jambrong, dukun santet, dukun pijat sampai pada dukun pengasihan, hanya saja bukan dukun melahirkan karena belum sempat belajar di kebidanan. Hakim : Mbah Jambrong, jangan berlaku anarkis di pengadilan! Dukun : Mohon maaf yang mulia, saya juga butuh keadilan, bukan hanya wanita itu …. Sekaligus saya juga akan memberikan kesaksian siapa tahu bermanfaat di persidangan ini. Saya adalah Dukun yang membidani tumbuhnya cinta pada diri nyai Dasima terhadap Samiun, Karena memang Samiun yang meminta saya untuk membalikkan dan mengobok-obok hati dan pikiran Nyai Dasima agar tertarik dan jatuh hati pada Samiun, wajar saja memang kalo setiap laki-laki ingin mengguna guna nyai dasima karena kecantikannya, tapi dari banyak orang yang mengguna gunai nyai dasima barangkali hanya guna-guna saya yang ampuh! Dasima : Samiun Mengguna gunaiku? Wak : Tidak mungkin, aku lebih percaya kalau wanita ini yang mnegguna gunai Samiun, Samiun sedah mempunyai istri yang cantik, kenapa juga masih menginginkan wanita itu? Dukun : Poligami kan uenak to? Dasima : Lanjutkan mbah, aku ingin tahu kebenarannya Dukun : Tapi dasar laki laki pendosa setelah hatimu berhasil aku kunci untuk jatuh cinta padanya, Namun honor yang dia janjikan juga tidak di tepatinya, sok lupa, main kabur saja. Sampai aku juga yang harus menaklukkan hati Hayati, istrinya agar mau dimadu. Sampai akhirnya kamu berhasil samiun peristri. Dasima : Pantas saja ada ketidak beresan pada diriku selama dengan Samiun Dukun : Tagihan pelayanan ilmu pengasihan kepadanya sampai bertumpuk, tapi tidak juga di lunasi, sampai akhirnya aku marah dan menagihnya, bukannya dia membayar dan minta maaf padaku, tapi justru sebaliknya, aku malah dihabisinya Hayati : Bicara nenek tua itu bohong! Fitnah, pembunuhan karakter! Wak : Jangan teruskan ocehanmu, kamu bukan orang yang baik selama hidup, jadi pasti bicaramu saat ini juga sebegai bentuk kejahatanmu! Dukun : Aku belum juga membongkar kebobrokan kalian, kalian berdua bersama Samiun bukan yang memerintahkan pembunuh bayaran si Tarjo untuk membunuh Dasima Dasima : Apa ! jadi kalian yang telah mencelakaiku, kurang ajar! Akan ku balas kalian Dasima akan menyerang Hayati dan Wak Soleha, namun segera di cegah oleh perempuan 1,2,3 Dasima : Kalian tak berhak menghentikan hidup orang lain, kalian sudah terlalu sering menyakiti dan menzolimiku! Soleha : Itu karenamu sendiri ! wanita mana yang mau di madu? Kehadiranmu membuat keluargaku hancur …… harusnya sudah sejak pertama melihatmu langsung aku bunuh kau ! Dasima : Samiun yang harusnya kalian persalahkan, bukan aku! Wak : kamu yang sering membuat kami kesal, maka terima saja pembalasanku ! Dasima : Akan ku balas kalian ! Hakim : Terdakwa, berlakulan sopan dan kooperatif dalam persidangan ! Dasima mulai tenang, kemudian terduduk lagi Dasima : hari-hari berat aku lalui ketika hidup bersama Samiun, dalam satu rumah ada dua cinta yang harus di bagi, belum lagi teror yang di berikan oleh istri tuanya dan ibu mertua kepadaku, aku juga tidak paham kenapa aku bisa mau di peristrinya. Dukun : Seperti yang aku bilang tadi, itu karena kehebatanku Dasima : siksaan batin karena perlakuan-perlakuan mereka membuat aku tak tahan lagi, hingga pada satu saat pertengkaran besar terjadi antara aku dan samiun, samiun begitu marah dengan kata-kata kasar sang mendarat dari mulutku yang sudah tak dapat terbendung lagi Dukun : Dan kemarahan itulah yang memberikan alasan kuat pada Samiun dan didukung oleh mereka berdua yang juga sudah lama memendam kejengkelan padamu untuk menghabisimu! Tarjolah eksekutornya ! Musik nglangut Perempuan 3 : Bagaimana yang mulia? Hakim : Pengadilan kita tunda dulu, sampai waktu yang tidak di tentukan Suara gong Orang-orang bubar Dasima duduk lemas di kursi, dari sudut panggung lain nancy berdiri Nancy : kenapa hanya berlangsung 7 tahun saja kebahagiaanku dengan kedua orang tuaku, kenapa ke egoisan harus mengorbankan kebahagiaanku …. Dasima : Nancy …… nancy anakku…….. maafkan mamamu nak Nancy : Aku tak dapat berbuat banyak dan hanya sebagai penonton saja keributan demi keributan, karena bukan hak anak-anak untuk mencampuri urusan orang tuanya. Aku hanya bisa menangis merasakan nasib yang ku alami, karena anak-anak hanya bisa menangis untuk mengungkapkan kegalauannya. Dan aku hanya bisa mengikuti alur kehidupan yang sudah di desain oleh orang tuaku, karena anak-anak belum cukup cerdas untuk mendesain hidupnya sendiri Dasima : Nancy, maafkan mamamu …. Bukankah kamu tetap hidup bahagia dengan papah Wiliam ? Nancy : Aku telah belajar banyak dari arti sebuah cinta …. Bahwa cinta penuh ancaman, tidak abadi ……… bahwa cinta juga butuh selera, cinta juga mengenal musim …… waktu akan terus menggerogoti cinta itu sampai rapuh …….. aku belajar banyak tentang hidup, bahwa yang dicari dari hidup adalah kebagiaan, orang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kebahagiaan menurut versinya masing-masing ….. apapun akan dilakukan untuk kebahagiaan itu, termasuk juga mengorbankan orang lain ……… Dasima : maafkan aku nak ……… Nancy menghilang Muncul orang-orang Orang 1 : Aku tidak tega melihat anaknya yang menangisi jasad ibunya yang penuh luka Orang 2 : Kematiannya tidak wajar, bukan karena hanyut ternyata, tapi juga ditemukan beberapa tikaman di dada dan perutnya. Orang 3 : Nyai dasima, ending hidupmu begitu tragis Orang 1 : Kok sampai seperti itu ya? Orang 4 : kecantikannya membuat perjalanan hidupnya tragis. Kenapa juga dia menjadi pembantu di saudagar VOC itu, kalau tidak mungkin dia tidak di kurangajari oleh majikannya atau harus terpaksa menikah dengan Tuan William, kenapa juga dia malah bercerai dengan tuan William padahal hidupnya sudah enak dan mempunyai anak, malah memilih dengan Samiun yang kusir Dokar dan sudah berkeluarga itu …… akhirnya kebahagian juga dia tidak dapat, malah penganiyayaan ending yang tragis dalam hidupnya Orang 3 : Sudahlah, ending manusia tidak dapat di tebak Orang2 exit Musik mengalun Nyai Dasima, wanita penebar pesona Ceritamu yang tergores lewat anggun dan rayu Telah memberikan garis tebal pada laku hidup berliku Nyai Dasima, penguasa mimpi para lelaki Menyimak malam dengan senyum kepalsuan Lalu racuni hari dengan siksa hati Nyai dasima Yang menyisakan dendam atas alur cerita karena pesona End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar