Rabu, 30 Januari 2013

GENERASI TERAKHIR Karya : Gepeng Nugroho

Duduk sebuah tempat, Ratri : sudah 4 malam ini, mimpi yang sama datang, orang yang belum ku kenal sebelumnya yang selalu menjumpai. Dengan tema yang sama, dengan senyuman yang juga sama…. begitu ……. takut aku untuk memejamkan mata kembali, tapi ……… keinginan besar juga datang untuk kembali merasakan mimpi yang serupa, aku kecanduan dengan sosok itu ………. Musik Song : Hilir di malam yang sumilir, berbisik sunyi lewat mimpi sang dewi yang hati mulai lah gersang mencoba terbang lalui semak ilalang sadar cerita mulai berpendar berlari menyusun rakangkaian hari Jangan di Tanya sebab cinta ada karena nyata mengikuti hidup manusia jangan mengelak sebab ada adam hawa karena ada bumi ada langit yang nyata Aktifitas para wanita, berlatih bela diri Rahwani memukul Gong Rahwani : Permainan selesai, silahkan istirahat. laras, berikan laporan perkembangan keputrian ….. Laras : nyai, semua berjalan dengan lancar, urusan keputrian berjalan dengan lancar, 80% putri generasi terakhir ini sudah menjadi figur yang perkasa, tidak letoy …….. dan memang sudah menjadi aturan main dari kita bahwa di larang keras untuk menjadi individu yang lebay …. sebab lebay dan letoy adalah 2 hal yang nyaris tak ada batasnya. Rahwani : sesui dengan cita-cita leluhur kita, pertahankan prestasi kerjamu. kamu tidak lupa dengan doktrin doktrin kita bukan ? Laras : sama sekali tidak, seperti minum obat, minimal 3 kali sehari, dan itu akan terus di tanamkan di jiwa para putri dan selalu diingat beriringan dengan tarikan nafas memompa jantung mereka Laras naik ke podium laras : Wahai keputrian …….. semua : Siap menahan cinta, sebab melemahkan syaraf !!!! Laras : nyatakan aksimu ……… Semua : Inilah kami, wanita pilihan dengan segala keindahan dan kekuatan, kelemahan adalah milik mereka yang lupa diri …….. wanita adalah gelora jiwa yang perkasa, kaum pria bukan apa-apa atau siapa-siapa ……… !!!! laras : bagaimana nyai, seperti dengan harapan bukan? Rahwani : hahahahahaha …… kau memang patut di andalkan, kau adalah salah satu putri pilihan di negri ini, kelak kau yang akan menggantikanku sebagai pemimpin strata, karena aku akan menjadi penasehat keputrian setelah ratu memberikan tahtanya kepada keturunannya Ratri. Laras : Kapankah itu kira-kira dapat terealisir nyai ? Rahwani : Sebentar lagi, bersabarlah, ratu juga sudah makin tua, makin rapuh, sudah ada rapat kabinet membahas alih kuasa ini beberapa waktu yang lalu. Laras : Baguslah kalau begitu ………… Datang wanita 1 Wanita 1 : nyai, mohon laporan ……. laras : ada apa? Wanita 1 : ada yang hilang pada komunal kita nyai ? laras : Siapa ?! wanita 1 : Keputrian no 078 Rahwani : hilang lagi ? Laras : Iya (menarik nafas panjang) sudah 2 orang dalam bulan ini. ini ancaman buat kita nyai …. rahwani : Fenomena baru, cepat harus segera kita atasi, kumpulkan seluruh keputrian dan juga warga yang ada ……. Laras : segera saya kerjakan nyai …….. Rahwani exit, Laras memukul Gong beberapa kali ……. seluruh orang berkumpul, Laras : Keputrian !sudah paham kalian di kumpulkan?! semua terdiam. Laras : keputrian ! Wanita 1 : membahas anggota komunal yang hilang nyai ! Laras : Diam! aku bicara pada banyak keputrian, kenapa Cuma kamu yang menjawab?! yang lain tak biasa menjawab? semua : membahas anggota komunal yang hilang nyai ! Laras : bagus ! masih bisa menjawab dengan baik, masih kompak, tapi tak terlalu cerdas untuk langsung menjawab ketika tadi pertama kali aku tanyakan ! kenapa persolan yang sama pernah terjadi itu terulang kembali? aku mulai curiga dengan kalian, ada bibit-bibit pembelotan dan ketidak loyalan dari kalian, ada mulai muncul oposisi dari kalian !. beberapa waktu yang lalu ada kasus semacam ini, hari ini juga terulang kembali, besok siapa lagi yang akan bikin masalah kembali? nyai suku masuk bersama Rahwani. naik ke podium Laras : Hormat untuk nyai suku …… semua : salam penuh cinta, jiwa dan raga untuk cinta, bersatu padu pada kesetiaan yang tiada tara ! Rahwani : kalau di biarkan terus menurus ini akan sangat membahayakan nyai, bisa mengancam persatuan dan kesatuan, merusak komunal. Nyai Suku : Sungguh berita yang menyedihkan ketika kabar ini kembali kudengar, kalian di dewasakan oleh budaya yang beradab, ini adalah kejayaan yang akan selalu di catat dalam buku diktat sejarah pada setiap sekolah nantinya, ketika kebudayaan metropolis yang bermartabat ini dengan anggun kita ciptakan berdasarkan mimpi-mimpi yang luhur dari kita …….. kenapa kalian rusak dengan tindakan yang amoral seperti ini, ini penghianatan namanya, lalu apa bedanya kalian dengan generasi masa lalu yang penuh dosa dan penghianatan. Semua : Sungguh ampun, kami rindu cinta dan kesetiaan ! nyai suku : kita semua rindu dengan cinta dan kesetiaan, dan kita telah mulai menciptakannya secara merdeka di negri ini, ini adalah negri wanita, sebuah negri yang bermartabat, tanpa ada laki-laki yang merupakan ancaman bagi kita, tapi kenapa juga masih ada penghianatan? semua : Sungguh ampun, kami rindu cinta dan kesetiaan ! nyai suku : siapa kali ini yang mencoba berhianat ? Laras : Keputrian no 078 nyai nyai suku : siapa yang telah lalu juga melakukan penghianatan ? Laras : Kemarin keputrian nomer ……… nyai suku : Hadapkan ! Laras : (kepada wanita 2) kemana …. eeee dimana yang kemarin akan kabur ? wanita 2 : eeee…… dia di pasung oleh keluarganya? Laras : kenapa? Wanita 2 : mendadak gila ……. Laras : hadapkan kemari ……. Wanita 2 beranjak exit. nyai suku : dimasa senjaku ini, aku ingin benar-benar kejayaan yang kongkrit di negri ini bisa tercipta. hingga aku bisa mewariskan tahta dan bangsa yang bermartabat pada penerusku. aku meyadari sekali semakin hari seiring dengan bertambahnya usia kemampuanku juga semakin berkurang, namun dengan masyarakat yang bermartabat, loyal dan penuh cinta pada sesama tidak akan muncul kerusuhan, politik busuk, pembohongan publik, kejahatan, korupsi, penindasan, pemberontakan. maka ini adalah kerja kalian semua, dilandasi kesadaran dan rasa tanggung jawab. Ratri Masuk Nyai suku : keturunanku satu-satunya yang nanti akan menggantikan kepeminpinan ini, sama halnya kalian menghormatiku, kalian juga harus menghormatinya nantinya sebagai pemimpin kalian. semua : Paham dan mengerti, kami rindu cinta dan kesetiaan ! Ratri : Ada hal apakah bunda? Nyai suku : ada yang kembali membelot, kabur dari komunal kita Ratri : Kabur kembali? barangkali hanya pergi sesaat, nanti juga pulang kembali nyai suku : walaupun itu benar tapi juga tidak boleh di biarkan karena telah menyalahi aturan dengan pergi tanpa ijin. wanita 2 membawa masuk Rubiah di ikuti oleh ibunya. wanita 2 : makin parah dia, dan ibunyapun sudah tak mampu mengatasinya, berpotensi mengamuk, bicara dan bernyanyi sendiri ……. Laras : potensi penyakit menular , nyai suku, kami hadapkan keputrian yang telah lalu melanggar aturan kita, namanya rubiah, anak dari mbok sari, alasan kabur dari komunal kita adalah dari bisikan bisikan mimpi yang selalu datang menghantuinya. seperti di pengaruhi oleh mimpi tersebut lalu dia nekad pergi dari kita. Ratri : Mimpi? mimpi apakah itu? Rubiah : kalian tak akan pernah paham, karena hati kalian telah menjadi batu, kalian sudah tak memiliki perasaan ! Laras : heh ! diam ! Rubiah : Kau bisa menghentikan bicaraku, tapi tak mungkin bisa menghentikan perasaanku Laras : Maksudmu? Rubiah : kalian tidak akan paham, karena kalian tak punya perasaan ! sari : tenanglah nduk, diam, kamu jangan menentang …… kamu telah terlalu jauh menyalahi aturan kita. minta maaflah kepada nyai suku, agar kita tidak terasingkan. nyai suku : keputrian yang sedang bergejolak, tak dapat mengontrol diri ……. sari : Sungguh ampun, kami rindu cinta dan kesetiaan ! sungguh saya sudah berusaha keras untuk memberikan wejangan dan doktrin kepada anak kami, tapi …… entahlah, saya juga tak paham dengan yang terjadi pada anak saya, sebenarnya dia adalah keputrian yang penurut …… nyai suku : tugas sebagai ibu telah berakhir, maka aku mohon ijin kepadamu untuk membinanya dengan caraku sendiri …… sari : sungguh ampun, berilah saya kesempatan sekali lagi …… nyai suku : sekarang sudah menjadi tanggung jawabku, serahkan anakmu kepada negri ini sepenuhnya, dan dia telah dewasa seperti halnya keputrian yang lain. sari : Sungguh mengerti, kami rindu cinta dan kesetiaan ! nyai suku : Rahwani, kamu atur segala sesuatunya, dan jangan lupa cari sampai dapat keprutrian yang hilang ! Rahwani : akan dilaksanakan dengan sepenuh hati. nyai suku : putriku, kau harus belajar banyak dengan apa yang kau lihat sekarang ini, kau lah nantinya yang akan menggantikanku. Nyai suku exit, laras memukul gong, rubiah di masukkan tahanan, musik mengalun Song : Menarilah dengan jiwa yang terang, agar melupakan diri yang gersang bernyanyilah dengan hati yang ceria, agar melupakan segala kesunyian karena kami adalah manusia terindah karena kami adalah jiwa-jiwa yang cerah Rubiah lirih bernyanyi Ratri Mendekati Rubiah Ratri : hei …….. kau mimpi apa? hei …… jawab ! apa yang kau temukan di mimpimu? Rubiah : tak mungkin mengerti bagi kalian dengan perasaan yang sudah mati Ratri : Kau anggap aku juga seperti mereka? justru aku mencurigaiku sendiri, mungkin aku juga sepertimu Rubiah : Maksudmu? jangan menjebakku dengan kata-kata keberpihakan kepadaku itu Ratri : Tidak, tapi tolong katakan, apa yang kau impikan? Rubiah : percuma …….. Ratri : Tolong ……… Rubiah : mimpi yang indah sekaligus mengerikan, sesuatu yang menakutkan sekaligus merindukan …….. dia yang datang ……. sosok itu …… dai berbeda dengan kita, tapi dia seperti kita ………. aku tak kuasa menatap matanya, suaranya yang menghanyutkan …. senyumannya …… Ratri : senyumannya …….. Rubiah : seperti aku mendapatkan guyuran hujan di tengah padang pasir yang gersang, seperti aku mendapatkan lentera pada kegelapan yang pekat selama ini ku lihat, aku terlena olehnya …… Ratri : Lalu dia mengajak ke sebuah tempat, dimana kenyamanan dan kedamaian itu kita dapatkan, seperti terbang dan kita masuk ke dunia hayalan ….. Rubiah : kau juga bisa memahami perasaanku? Ratri : hanya menebak ……. Rubiah : tapi mereka sudah tak paham dengan apa yang aku rasakan, karena mereka telah bebal, tak punya perasaan, hati mereka sudah mati. Mimpi itulah yang menarikku untuk mencari sebuah tempat sesuai dalam mimpiku dimana aku bisa mendapatkan sosok itu. Ratri : tapi kenapa harus lari ? Rubiah : karena kita tak mendapatkannya di tempat ini ! Ratri : harus lari ………. Ratri termenung, rubiah bernyanyi sambil sesekali tersenyum sendiri ……. Ratri : mimpi itu nyaris sama dengan yang aku alami, dan sama juga bisikan yang masuk dalam pikiranku ……… sosok yang begitu mengagumkan, menyilaukan pandangan, menarik hati dan pikiran, di sebuah tempat …… tak tau entah dimana, tak ada di negri ini. oh…. tidak, barang kali itu bisikan gaib yang akan merusak pikiranku, seperti halnya dia. aku penerus pemilik negri ini, tak boleh lemah oleh mimpi yang merusak Musik mengalun, lampu black out 078 berlari, sesekali bersembunyi ……… sekelompok wanita mencari ……. music mengalun tegang. Wanita 3 : dia di sini ! Para wanita mengepung 078 078 : Ampun, kenapa kalian mengejarku, aku berhak untuk menentukan nasibku sendiri, bukankan kita mempunyai aturan untuk menghormati hak asasi dengan setinggi-tingginya, tanpa merugikan hak asasi orang lain, aku tidak pernah merugikan kalian ! Wanita 4 : berikan pembelaanmu di depan nyai suku dan keputrian, yang jelas kau sudah berlaku kurang ajar! tak mempunyai etika ! 078 : apakah jaminan kalau aku meminta ijin kepada nyai suku atau kepada kalian, lalu menceritakan apa yang kualami selama ini? Wanita 5 : sudah, jangan sampai kami menyeretmu dengan kasar 078 : bukankah kita punya martabat ? Wanita 3 : jelaskan pembelaanmu pada tempatnya ……. Semua orang berkumpul berkumpul Masuk Nyai Suku dan rombongan Wanita 1 : kalau dibiarkan seperti halnya rubiah beberapa waktu yang lalu akan bisa membahayakan dan mengancam juga akan terjadi pada yang lain, perlu ada tindakan yang tegas nyai suku wanita 2 : gejala-gejala pemberontakan mulai merajahi keputrian, semoga bisa segera di cegah nyai suku : bagaimana menurutmu rahwani ? Rahwani : dimana kalian temukan dia? wanita 3 : sudah diluar batas negri nyai, untung pencarian kami cermat wanita 4 : dengan sigap, tepat dan cepat kami langsung ringkus dia wanita 5 : kami praktekkan hasil dari kuliah dan praktek kami dari nyai. Rahwani : wes, wes, wes malah ndlewer ! heeee……. kamu tahu kenapa kamu di perlakukan seperti ini? 078 : yang pasti, ini adalah pelanggaran hak asasi manusia, percuma kalian bicara soal hak asasi selama ini apabila pada prakteknya kalian tak mampu menjalankan dengan baik ! Rahwani : kamu berhadapan dengan siapa? bicaralah dengan sopan ! 078 : selama ini saya sudah begitu menghormatian kalian sebagai sesepuh, tapi sedikitpun kalian tak mau menghargai dan mengerti keinginan kami, egois ! rahwani : ngomong apalagi sih anak ini ……. nyai suku, ternyata gejalanya juga sama dengan yang terdahulu si Rubiah, dia juga punya keberanian untuk menentang, pasti ada yang mempengaruhi, pasti ada persengkongkolan atau ada pihak di luar kita yang ingin coba menghancurkan kita dari dalam. Nyai suku : hal ini tidak boleh di biarkan semakin meluas, berikan shok terapy, berikan hukuman yang setimpal dengan penghianatannya. Wahai para keputrian dan seluruh warga, atas nama kesukuan kita, ku jatuhkan hukuman cambuk kepadanya…….. semua ribut, mendukung dan mengkritisi hukuman tersebut. pelaksanaan hukuman di mulai, Algojo wanita mencambuk 078, 078 berteriak kesakitan. Ratri : Ibunda, ini terlalu kejam, tolong hentikan bunda Nyai Suku : ada kalanya hal seperti ini perlu untuk memberikan shok terapy, agar peraturan dan norma dapat di jalankan dengan baik, peraturan terkadang kejam anakku, kau harus belajar dari ini semua. Ratri : Bukankah kita suku yang beradab dan menjunjung tinggi kasih sayang? Nyai suku : Justru keberadaban itu harus ada tolak ukur mana yang baik dan yang benar, sebutan orang beradab ada karena ada orang yang tak beradab, dia adalah contoh orang yang tak beradab diantara orang beradab lainnya. Dan bentuk kasih sayang tidak hanya semata memberikan reward tapi terkadang juga punismant. Ratri : Usianya masih masih belia bunda, dia seusiaku, bagaimana kalau itu semua juga terjadi padaku ? Nyai Suku : Anakku, kau lupa bahwa kau adalah calon pemimpin mereka, keadailah dan peraturan di tegakan memang harus juga menanggung segala konsekwensinya Ratri : dan itupun juga berlaku untukku bunda? Nyai Suku : bunda ingin kau mempelajari Apa Yang kau lihat saat ini, bukan malah melemahkan kebijakan ! Ratri : Bunda menginginkan menjadi pemimpin mereka bukan? hei…. hentikan !!!!!! Ratri Turun dari podium Ratri : Aku bilang hentikan ! kau tak bendengar perintahku ?! wanita 5 : Bagaimana ini nyai ….. Laras : Wah, piye iki …… nyai suku, bagaimana ini ? nyai suku : hentikan ……….. Ratri : Tidak ada yang boleh melakukan seperti ini lagi, bagaimana kalau kalian yang di perlakukan seperti ini? kekejaman seperti ini tidak cocok untuk kalian, hukuman tetap bisa di berlakukan dengan tanpa seperti ini. Rahwani : bagaimana ini nyai …… Nyai suku : Biarkan dia, kita lihat bagaimana arah berfikirnya …….. ratri : jangan melakukan hukuman apapun sebelum ada pembelaan dari terdakwa, tetap harus ada mosi tak bersalah, kita bukan Tuhan yang maha tahu tindakan baik buruk kita. coba, apa kalian tahu seberapa besar kesalahannya? kamu ? Wanita 2 : La ya karena mencoba kabur dari komunal non, itu sebuah kesalahan …. Ratri : Sebab apa dia kabur? Wanita 2 : La ya ….. saya kurang tahu ……. Ratri : Ada yang tahu ? semua terdiam Ratri : dengan kenekatan dia pergi dari komunal kita, pasti ada alasannya, dan alasan tersebut yang harus di pertanggung jawabkan olehnya. belum tentu keputusannya tersebut merugikan bagi kita, maka mari kita dengar bersama-sama alasan dia. hei…. jawab, apa alasanmu ingin pergi dari kita ? 078 : percuma, tak mungkin kalian mengerti …… sulit di jelaskan, karena kalian tak mungkin bisa merasakan apa yang aku rasakan, kalian tak akan percaya…… Ratri : jelaskan saja ….. 078 : bukankah kita berhak mendapatkan sebuah kebahagiaan masing-masing individu, apakah yang kita dapatkan selama ini telah membuat kebahagiaan? kebahagiaan yang bagaimana? kita hidup tapi seolah hanya sebagai mayat hidup, kita gersang ! apa kalian tak pernah menyadari, apakah hanya peradaban dan kebudayaan semacam ini yang kita akan bangun. sebentar lagi kita punah, sebentar lagi kita punah ! hahahahahahahaha ….. tak ada keturunan lagi, kita adalah generasi terakhir, setelah itu ……. punaaaahhhh ….. !!!!! Para keputrian ribut Ratri : Punah ? maksudmu ? 078 : Kita tak bisa memiliki keturunan ! jelas?! tak bisa berkembang biak! hanya menunggu mati ! Nyai Suku : Laras ! jangan biarkan dia ngoceh terus, bungkam mulutnya! tahan dia ! Laras membungkam mulut dan menyeret 078 ke tahanan. Ratri : Biarkan dia bicara bunda, biar dia jelaskan apa maksudnya ! Nyai ratu turun dari podium lalu exit Rahwani : Semua Bubar ! Rahwani Exit pertemuan berangsur-angsur berkurang, ratri tetap berdiri di tempatnya. Ratri : hei, tinggalkan mereka ….. Kepada Wanita 3 yang menjaga kerangkeng Wanita 3 : Tapi … nanti kalau nyai marah …. Ratri : Tinggalkan! aku yang bertanggung jawab Wanita 3 : Tapi janji lo ya menjamin keselamatan saya non Ratri : Kalau kau terus cerewet, aku tak menjamin Wanita 3 : iya deh, saya menutup mata, pura-pura tak tahu …… Ratri membuka penutup mulut 078. 078 : sekarang jawab, apa kamu tak membutuhkan sebuah cinta? Ratri : maksudmu? selama ini kita hidup penuh dengan cinta 078 : Tak ada! tak ada cinta yang ku maksud, cinta dari seorang laki-laki! dari mana kita mendapatkannya? Ratri : heh, aku makin tak paham. 078 : yah, demikian juga saudara-saudara kita yang sebaya, tak pernah tahu yang namanya laki-laki, sebab memang tak boleh tahu, orang tua kita menyimpan rapat-rapat cerita tentang laki-laki dan dengan doktrin-doktrin mereka menuangkan cerita yang keji tentang mereka, karena ini adalah negri perempuan dan dengan sombongnya menyatakan tak membutuhkan laki-laki. Ratri : Kita lahir dari rahim bunda, dan bundalah yang kita patuhi, jadi ….. 078 : tanpa laki-laki juga tak mungkin ada kita di rahim ibu, dia yang di sebut bapak! dan tanpa laki-laki kita juga tak mungkin menurunkan keturunan …… Rubiah : senyum itu …… hehehehehehe ……. aku ingin segera terlelap tidur dan mimpi kembali. 078 : tak cukup dengan mimpi untuk lari dari tempat ini! tempat ini telah membunuh generasi kita secara perlahan Ratri : Cukup, lalu siapa yang akan kita anut? orang tua kita atau mimpi – mimpi kita? jangan-jangan itu hanya bisikan setan saja. Kalau melihat sejarah kebelakang betapa jelas di sampaikan oleh bunda kita, betapa kasar dan jahatnya laki-laki, sampai benar-benar kita di isolasi dari mereka, melihat bentuknyapun kita belum pernah, barang kali seperti apa yang kita jumpai dalam mimpi. 078 : Kita di cetak untuk menjadi seperti generasi terdahulu, seperti mayat hidup. binatang saja hidup berpasangan, menjalin cinta, lalu berkembang biak ….. sedangkan kita secara perlahan membunuh diri kita sendiri. Ratri : Yah, kita hanya menunggu waktu saja, tak ada tujuan hidup, tak ada sumber kebahagiaan yang kita tuju, hanya menunggu mati, hanya menyusun peradaban yang semu dan omong kosong. sama sekali tak ada arah tujuan. SONG Sebuah tungku api diatas podium, orang-orang mengelilinginya semua : (mengucaokan mantra) untuk api kehidupan, yang menyala menerangi kegelapan. jaga jiwa yang terus menyala, damai tanpa kobaran yang membakar. untuk api kehidupan, lambang kehangatan penuh cinta Ratri masuk Ratri : api itu bisa mati kapan saja! api itu tak akan selamanya menyala, apa kita akan habis kan waktu kita untuk sekedar menunggui tungku yang tak kekal menyala? nyai suku : anakku …….. Ratri : seperti hanya kita sekarang ini, kapanpun kita mati, apa bila tungku itu mati, kita masih bisa menghidupkannya dengan api yang lain, tapi kalau nanti kita semua yang mati, karna tidak ada yang menggantikan kita seperti api itu. Nyai suku : ini ritual adat anakku, tak boleh ada suara keras! Ratri : Biar semua mendengar, sungguh aku tak ingin menjadi pemimpin negri ini yang tinggal beberapa tahun lagi akan hilang, tinggal sejarah yang tak tercatat, karena tak ada juga pewaris dari sejarah itu. kalian semua selama ini berpedoman pada jalan yang salah. Ratri naik ke altar lalu menyiram tungku dengan air sehingga api padam nyai suku : anakku ! seluruh wanita menjadi gusar Ratri : bunda, maafkan aku, aku akan pamit, pergi dari komunal ini, aku tak mau terpenjara seumur hidupku di sini, biarkan kami dengan 2 keputrian itu mencari jalan hidup kami sendiri, mencari cinta dan kebahagiaan kami sendiri, sesuai dengan yang kami impikan. nyai suku : Ratri, pengaruh apa yang membuatmu jadi demikian? ratri : ini sangat manusiawi bunda, kami masih menjadi wanita normal, maka kami juga ingin secara wajar dan layak menjadi seorang wanita, yang bukan hanya sekedar terpenuhi secara fisik, tapi juga jiwa dan psikologi, kami tidak ingin menjadi bongkahan batu es seperti moyang kami, dingin, keras tapi tetap saja lembek dan cair kembali pada sifat asal. kalian selalu doktrinkan kami untuk selalu membenci laki-laki, sebenarnya apa yang telah di perbuat mereka sehingga kalian begitu besar membencinya ……….. saya juga yakin, keputrian yang ada di sini juga setuju dengan saya, tapi mereka tidak memiliki keberanian saja. para keputrian saling berpandangan, seolah ingin mengungkapkan sesuatu. Ratri : ayo, kalian semua bicara ! pasti kalian juga merasakan seperti yang aku juga rasakan, jenuh, penat, gelisah, sepi, marah, mimpi buruk, takut ……. iya kan? kita akan punah ! Rahwani : laras, kondisi genting, lakukan sesuatu ….. laras : Wah saya ……. saya bingung ……… Rahwani : heh, jangan lembek ! Laras : Tapi dia ada benernya juga lo ……. saya juga gelisah je jadi perawan tua, tidak bisa merasakan surge dunia …… katanya ……. tapi karena saya adalah seorang patriot, eh aparat …. ya saya harus loyal dengan atasan ….. Rahwani : hah, kamu bisa mematahkan semangat dan loyalitas ……… (pada nyai suku) aduh bagaimana ini nyai? nyai Suku : barangkali yang kalian rasakan sekarang adalah benar adanya, tapi dengarkanlah …… kalian tahu latar belakang sejarah dari komunal kita ini? dulu kami sebenarnya adalah wanita yang normal, memiliki keluarga dan lahir dari sebuah keluarga, tapi sepanjang hidup kami waktu itu tak lepas dari segala bentuk kejahatan, kekerasan, tipu muslihat, kekejaman. ketika pertama kali aku melihat dunia yang aku lihat adalah kekerasan, kekasaran sikap bapak pada bunda ku yang berlangsung hampir setiap harinya, sampai akhirnya bunda mati gantung diri karena tak tahan menerima siksaan itu, bapak minggat dengan wanita lain dan meninggalkan anak2nya yang masih kecil-kecil. umur 10 tahun aku harus menghidupi 5 adik-adikku yang masih kecil, hingga apapun aku lakukan, hidup di jalanan …. sampai pada akhirnya ada seorang laki-laki yang menjadi dewa penolong dengan mau mengasuh ke 5 adik-adikku, tapi kalian tahu yang terjadi? mereka di jadikan mesin pencetak uang, mereka di didik menjadi pengemis, yang memprihatinkan dengan kejamnya dia melukai dan memotong organ tubuh saudaraku agar orang-orang lebih kasihan melihatnya, aku marah dan mencarinya waktu itu, tapi apalah daya seorang wanita ……. justru aku disekapnya,maka ketika usia 12 tahun aku sudah tak perawan lagi, tidak hanya itu kemudian mereka menjualku ……. hari demi hari penuh kekelaman, bergonta-ganti dari lelaki satu dengan lelaki yang lain …….. sampai akhirnya, ada seorang laki-laki yang membuat hatiku tertambat, itulah cinta …. barang kali yang selama ini kalian cari …….. dia berjanji untuk menerimaku apa adanya, sungguh bahagia ada di pelukannya, dan akhirnya juga dengan penuh bahagia aku mengandungmu anakku ……….. tapi tetap saja …. dasar laki-laki, sumpah itu mudah saja di lupakannya…….. setelah menemukan yang lebih baik, lalu aku di campakkan begitu saja, dengan memanfaatkan masa suramku sebagai alasan diua meninggalkanku …… dunia seketika itu menjadi gelap, aku sudah tak kuasa menatap segala isi jagad, aku hilang kendali, dan mulai saat itu kebencianku yang mendalam terhadap laki-laki begitu dalam Laras : wah tragis ya, ada untungnya juga aku jadi perawan tua. Nyai Suku : aku kejar wanita yang menggoda bapakmu, aku sudah siapkan kematian untuknya, tapi ketika pisau itu nyaris merobek perutnya tiba-tiba dia berlutut dan meminta ampun kepada bunda. ternyata dia juga korban dari kebohongan dan kegombalan bapakmu, sama sekali dia belum tahu kalau lelaki yang juga telah memberikan benih dalam kandungannya tersebut telah beristri ….. Ratri : apakah cerita itu bisa dibenarkan? Nyai Suku : tanyakan pada yang bersangkutan, wanita itu adalah rahwani ! Orang2 terkejut Ratri : betulkah itu bi? Rahwani tertunduk …….. Rahwani : kebencian yang mendalam itu menyatukan kebersamaan kami, ternyata juga tak sulit mendapatkan wanita-wanita yang yang senasib dengan kita, wanita terlantar, korban asusila, kekerasan dalam rumah tangga, serta anak-anak wanita yang terlantar, seperti berdirinya sebuah partai baru yang cepat populis, tiba-tiba saja kami menjadi komunal yang besar beranggotakan para wanita yang menjadi korban dan tersisih. kesengsaraan belum selesai di situ karena justru kami mendapatkan perlawanan dan cemoohan dari dunia, terutama kaum lelaki. pada jaman itu terjadi perlawanan besar-besaran dari para wanita di segala bidang sampai kepada politik, ekonomi dan sosial. sampai akhirnya komunal kita menjadi di musuhi dan di kucilkan ………. Nyai suku : lalu, kami secara besar-besaran meninggalkan peradaban, mencari sebuah tempat yang damai dan masih perawan ……. tanpa lelaki ……. inilah peradaban baru kita ……. Ratri : Lalu apakah memang peradaban yang demikian yang bunda harapkan? nyai suku : Setidaknya ditempat ini kalian aman Ratri : tapi hati kami tak tentram, selalu gelisah, bergejolak, tidak selamanya segala yang kalian tuduhkan itu benar, kebetulan saja nasib yang demikian menimpa kalian, toh juga komunal ini adalah bagian yang sangat kecil dari seluruh wanita yang ada, berarti kondisi yang demikian tidak menimpa pada semua perempuan. nyai suku : tapi akan selalu berpotensi Ratri : tidak selalu bunda, kami akan buktikan kalau memang bunda masih keras kepala, maka berikanlah kami kesempatan dan ijin untuk mencoba menjalani hidup normal, masa depan kami masih panjang, jangan cetak kami menjadi gumpalan batu-batu es ……. wanita 2 : Mohon ijin berpendapat nyai, yang dikatakan non ratri ada benarnya juga, kami itu penasaran ……. pengen melihat dunia luar, seperti apa sih laki-laki ….. laras : heh! tak sopan, kamu masih belum dewasa ….. Wanita 2 : nyai yang sudah ketuaan …… Laras : heh, sudah mulai berani menantang. Wanita 2 : Lo kami kan sekedar mengeluarkan pendapat. Laras : pendapat apa? pendapatmu tak cerdas! Wanita 2 : seperti inilah yang paling tidak saya sukai dari pribadi nyai laras, menyepelekan anak muda Laras : sudah memang benar2 krodit bocah ini, hanya kamu yang punya pikiran semacam itu, nyatanya yang lain tidak, berarti memang kamu yang bermasalah! wanita 1 : wah, pendapat saya ya nyaris sama dengan dia je nyai wanita 3 : betul, saya juga, hampir sama wanita 4 : plek ……. selama ini saya juga gelisah je Wanita 5 : kongkritnya, kami sehati nyai semua : Pendapat kami sama ! Laras : Waduh, terus bersepakat menentang semua ini ? wah bagaimana ini nyai? wanita 3 : tolong dong nyai, masa lalu kelam kalian di kubur dalam-dalam, jangan berimbas kepada nasib kami, la kami kan juga penasaran ingin merasakan menjadi wanita yang normal. Wanita 1 : Barangkali enak ya, punya suami, berkeluarga, punya anak ……. wah …….. Nyai suku : kalian tak merasakan yang kami alami Rahwani : Bagaimana kalau nasib kami menimpa kalian? Laras : Biarkan mereka berpendapat bunda …… Wanita 4 : Pengalaman hidup nyai berdua akan kami jadikan sebagai referensi, agar kami bisa lebih berhati-hati dan dewasa dalam mengambil sikap Wanita 5 : pada intinya nyai, ijinkan kami hidup normal Laras : aku mulai muak dengan kalian …..!!!!! wanita 1 : nyai laras, kami paham, nyai sudah pupus harapan untuk mempunyai keinginan seperti kami, karena nyai sudah kelewat umur, alias prawan tua, makanya tak pernah sepaham dengan kami! Laras : Anak-anak ingusan ! semua : Perawan tua ! Musik, terjadi perkelahian antara laras dan para wanita, salah satu wanita membebaskan rubiah dan 078 Nyai suku : Hentikan ! rahwani menahan Laras Ratri : Hentikan ! Ratri menahan para wanita Ratri : ibu, maafkanlah anakmu ini, keinginan yang makin besar itu membuat kami harus menentang keinginan bunda dan para sesepuh, tapi percayalah, kami tak akan melupakan sejarah kelam bunda-bunda kami. tapi kami mohon berolah kesempatan kepada kami untuk menjalani hidup yang nyata, selalu berfikirlah positif kepada kami dan kepada dunia, kita tak bisa hidup tanpa laki-laki, manusia akan punah ……. adam dan hawa akan selalu ada secara berpasangan, mengisi bumi dan menciptakan peradaban yang terus berkembang dari generasi ke generasi ……. Kami mohon pamit bunda, mencari dunia itu …………….. Ratri dan para wanita exit. Laras : heh, mau kemana kalian?! Rahwani : Ratri …….! Nyai Suku : Biarkan mereka …… semua : Tapi nyai ….. Nyai Suku : Sudah waktunya memang mereka untuk menjalani tahapan demi tahapan hidup, ternyata kita tak bisa selamanya mengekang kebebasan dan tak bisa juga mengubah kodrat. masa lalu kita biarlah menjadi lembar buram dalam sejarah, tak usah di ingat lagi, tutup rapat …….. benar yang di katakan mereka, di tempat ini kita hanya menunggu waktu untuk mati, dan punahlah ketika semua dari kita tak bersisa, maka biarlah kepunahan itu kita percepat satu generasi, namun sejarah tentang kita tidak akan punah di bawa oleh mereka……. kita disini menunggu mati, membawa luka yang selalu melekat dalam dada, biar kita sajalah yang menanggungnya ……… Laras : Iya nyai, saya tetap bangga dengan keperawanan saya kok…… Rahwani : Kita tetap setia pada negri wanita ……. Nyai suku : inilah negri wanita, dibangun dengan penuh dendam dan kebencian, biarlah tetap menjadi sejarah, semoga tidak ada lagi kebencian dan luka dari kaum kami kembali…….. suasana makin senyap …….. Laras : Mulai larut nyai ……. Rahwani : Sebentar lagi malam, gelap, pagi, siang, sore, gelap lagi, pagi, siang sore, gelap, pagi, sing sore, gelap ………. Laras memukul Gong …………. Black Out ………………… SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar