Rabu, 29 Juli 2009

Wayang Gethuk



WAYANG GETHUK

Shinta Obong

Karya : Gepeng Nugroho

Panggung dengan layar putih ditengah, wayang2 dari getuk, dalang menghadap kebelakang pada layar, beberapa wanita dengan lesung, pemusik, dan gunungan getuk.

Music membuka, koreografi.

Dalang :

Sebuah perjumpaan, adalah kiranya dapat menuai arti dan bersimbiosis mutualis? Ngudi kamulyan urip kanthi sesrawungan, ngilani jagad kang sumublak mulak-mulak. Orang ampuh yang akan menjadi penguasa hidup bagi dirinya, dan orang beruntunglah yang memegang kendali atas dirinya dan terhadap orang lain. Kang dadi pangarep-arep kudhu di tututi, rawe-rawe rantas malang-malang putung, sudah menjadi hal biasa mencari untung atas orang yang tak beruntung.

Siluet tarian wanita pada layar.

Dewi, satu garis keyakinanku telah menyatu dijantungku, kaulah yang berhak atas nyawa dan pengabdianku. Telah dinarasikan oleh takdir dari gusti yang agung, kaulah sampur penerjemah dan penuang keindahan atas slide hidupku.

Music

Siapa yang membubuhkan noda padamu, dan telah merajang kesetiaanmu, apapun alasannya, tak mungkin bagi seorang lelaki sejati menanggung sengsara hati karena noda yang meracuni jiwa. Kembalikan hatiku, aku saput cintaku atas engkau, dan kubuang segala kesetiaaan karena aku hanyalah lelaki normal biasa.

Sinta : dewi mu masih seperti yang dulu, tak ada yang berkurang, hanya waktu yang terpengal sesaat untuk kebersamaan kita. Kita terpisahkan oleh garis cerita takdir, bukan keinginanmu, atau keinginanku untuk berpisah, namun kita telah dipisahkan.

Dan apakah engkau sekarang ini masih seperti dewi yang lalu? Cahayamu meredup dan nyaris padam. Adakah kesetiaan yang telah terkisahkan menghilang.

Sinta : sama sekali tidak hilang, dewimu masih yang dulu, jangan ikuti kata hatimu, itu bisikan ketakutanmu. Peluklah aku kakang, satukan kembali jiwa yang telah gagu……

Cahaya itu tidak aku lihat, auramu gelap. Maaf kan aku ………. Aku mencintaimu, sebagai buktinya telah aku lalap segala kesulitan untuk mendapatkanmu kembali, namun pengorbananku tak mungkin dapat aku terima balasan dengan penghianatan. Jawablah dengan jujur, apa yang telah dilakukan durjana itu terhadapmu ……..

Sinta : sama sekali belum berbuat apa-apa…..

Wow, begitu jinakkah raksasa itu? ………..

Sinta : bersukurlah ……….

Bersukur? Bersukur atas apa?

Transformasi actor

Shinta : atas terjaganya kesetiaanku dan kesucianku ……….. tidak ada sidik jarinya sedikitpun ditubuhku, aku masih dewimu yang lalu……

Menghilangkan jejak dan perusakan barang bukti bisa saja dilakukan, menyusun alibi-alibi, namun mata hatiku tidak dapat begitu saja dikelabuhi.tidak dapat kulihat lagi cahaya kesucian pada auramu.

Shinta : Hati kangmas telah terbakar cemburu, sehingga tidak dapat lagi obyektif. Bukankah aku pernah bersumpah untuk ….

transformasi

Rama : apa beratnya melanggar sumpah? Sumpah mudah dilakukan juga akan mudah di langgar. Para politisi memenangkan setiap pertaruhannya setelah mereka banyak melanggar sumpah. Sumpah hanya sebagai batu loncatan untuk mengubah mainsheet orang lain.

Shinta : sebegitu remehkah sumpahku itu kangmas? Telah lama kebersamaan kita, sebagian dari diriku telah menyatu padamu dan sebagian dari dirimu telah juga menjadi bagian dari diriku. Namun tidak juga engkau mengertiarti kesetiaan?

Rama : yang aku tahu kesetiaan dipakai hanya untuk menjilati atasan.

Shinta : sebegitu rendahkah pemahamanmu?

Rama : ya, sebagian dariku telah ada padamu, dan sebagian darimu telah ada padaku, yang sebagian itulah yang telah mengelabuhi sebagian dari diriku, sehingga aku hilang kendali mengelola diriku seutuhnya, aku hilang bentuk. Tolonglah, aku kalut, aku cemburu, aku berhak mendendam, aku sakit hati, aku emosi, jiwaku melayang, pikiranku gentayangan, atas kekalutanku itu aku sampaikan keraguanku kepadamu.

Shinta : aku begitu paham kangmas, namun apa bila kekalutanmu telah melahirkan mosi tidak percaya padaku, maka aku sebagai penggalan jantungmu akan buktikan kesetiaanku itu. Tidak ada alasan untukku bisa menghianatimu, justru sebaliknya, sebuah kebanggaan tersendiri bagiku dapat menjaga kesetiaan terhadapmu. Tidak ada niatan sedikitpun aku untuk menghilangkan barang bukti atas kesalahanku, namun sebaliknya akan aku buktikan kalau memang aku tidak bersalah, dan kesetiaan itu tetap selalu aku jaga.

Musik, Koreo

Shinta : waktu tidak akan membuyarkan hati, pikiran dan kesetiaanku. Aku tetap shintamu. Apabila memang pengorbananku belum cukup sampai saat ini, maka akan aku berikan pengorbananku yang terahir. Api cemburu dan kebencianmu telah menggelapkan pandangmu, akan aku lenyapkan dari dirimu kangmas.

Music

Shinta : memang sudah menjadi nasibku untuk jalani ini semua. Tak cukup mampu kata, air mata untuk meyakinkan. Biar masa yang akan berbicara. Aku tak sanggup untuk menahan api kemarahan atas cemburumu, namun aku lebih sanggup untuk menahan kobaran api yang melalap tubuhku. Selamat tinggal cintaku, ingin aku leburkan ragaku pada panasnya amarahmu, agar jiwaku selalu menyatu padamu.

Shinta masuk kedalam kobaran api, rama histeris.

Flash

Dalang : adakah kesucian yang tak bernoda pada laku manusia yang penuh nafsu? Tidak ada jawaban yang sempurna ketika kejujuran sedang di uji, pemutar balikan fakta, penyusunan strategi kata, dan bicara hanya sebuah lambang verbal saja. Semua telah dikaburkan. Adakah kepercayaan kuat dari manusia, ketika segala dusta telah menjadi trauma? Tinggal menunggu bukti yang tanda Tanya. Cinta telah menggelapkan pandang manusia, api cemburu lebih panas dari api biru kompor gas subsidi pemerintah.

Shinta : (song)

Pernahkah terpikir olehmu, kesetiaanku tiada tara

Tak akan pernah lekang waktu, maka tak usah engkau perlu ragu

Benci dan cinta itu wajar adanya

Bagi manusia yang masih normal

Dalang : Ini menarik dibahas, la kenapa kok masih ada kasus yang demikian, seorang wanita mengaku masih suci, ya memang sangat sulit dijaman sekarang mendapatkan yang masih orisinil, coba saja perhatikan ketika malam pengantin pertama, teliti pasangan anda dengan seksama, adakah sidik jari2 yang bukan sidik jari anda? Kalo tidak ada sidik jari orang lain berarti aman, meskipun sekarang trik dan alibi untuk mengelabuhi orang banyak banget. Urusan kesetiaan dan kesucian memang laki2 yang selalu menang, bersyukurlah jadi laki2 karena bisa menyublim kalo diperlukan. Dan mbak shinta ini, salah satu contoh korban dari ketidak adilan kodrat.

Shinta :

Laksana malam tanpa bintang, rembulan hancur diantariksa

Jiwa dan pikiranku gelap, jauh dari belai kasih sayang

Masa yang telah silam, hadirkan luka merona

Tanpa ada kisah cinta yang kekal, nasib menghujam dalam sengsara

Intro

Rahwana : giliranku bicara, waktunya habis untuk kaum susah mengobral filosofi, hanya seniman dan orang orang terlantar yang tidak sempat dipelihara Negara yang selalu vocal, kritis. Karena keseringan koar-koar seperti itu, jadi bagi kalangan penguasa sudah menjadi hal yang biasa, tidak menimbulkan masalah yang berarti.

Shinta : sudahlah sayang, jangan terlalu capek mengurusi segala hal yang tidak perlu, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk menjalani nasib sebagai orang yang sukses, tidak sembarang orang yang mendapatkan karunia itu.

Rahwana : terus kenapa udara begitu pengap. Kau matikan ac nya?

Shinta : listrik PLN mati, suplay energy listrik tak mampu mengimbangi daya kebutuhan masyarakat, jadi harus digilir, saatnyalah energy nuklir nantinya menjadi solusinya.

Rahwana : ini kesalahan sejarah, kenapa jaman dulu orang tidak pinter, kalo dari dulu leluhur2 kita sudah pinter, tentu saja tidak terjadi kondisi yang demikian, ozon tidak bolong, seandainya dulu mereka membuat reaksi-reaksi kimia untuk suplay energy yang kekal.

Shinta : lalu tidak ada yang menyalahkanmu untuk menjual pulau-pulau dan menebangi hutan-hutan?

Rahwana : sejak kapan kamu ada masalah dengan kebijakanku? Perhiasan yang kau pakai sekarang ini adalah puluhan hektar hutan dikalimantan, mobil yang kau gunakan adalah satu dari kepulauan seribu, pakaian dan semua kebutuhan make up mu adalah limbah-limbah dan pencemaran udara. Jadi sebenarnya milik kita sekarang adalah cagar alam yang dilindungi.

Shinta : sayang, maafkan aku, aku tidak pernah complain sedikitpun dengan segala apa yang kau lakukan, karena aku sadar, semua yang kau lakukan adalah demi untuk kebahagiaan kita, aku menjadi wanita yang sangat beruntung telah menjadi bagian dari hidupmu. Bukan semata-mata karena kekuasaan dan harta yang melimpah, namun karena memang sebagian hariku telah menjadi milikmu dan sebagian dari dirimu juga telah menyatu padaku. Aku benar2 majdi wanita yang sempurna.

Rahwana : ya, hal itu kau ungkap juga di depan public, biar masyarakat tahu. Aku tidak pernah memberikan intimidasi dengan kekuasaan untuk mendapatkanmu.

Shinta : ya, karena kau orang yang lebih beruntung disbanding dengan orang lain, maka orang lain iri melihatmu, mereka akan selalu menyudutkanmu, mencoreng nama baikmu, ini pelanggaran hukum. Mereka tidak tahu kalau juga kau yang mempuntai hukum itu. Aku juga tak habis pikir, selama ini kita tidak pernah membuat masalah dengan mereka, tapi kenapa begitu besar kebencian mereka terhadap kita. Kita tidak pernah lupa membagi-bagi untung, mereka pasti juga kebagian persen.

Rahwana : ya, aku hanya pingin mereka diam, tapi ya tetep ngoceh saja.

Musik

Dalang : pakdhe (pada wayang) ini masalah ketidak adilan, la mereka ndak terima kalo sampeyan nerima lebih gedhe, lawong nanti kalo di usut KPK atau di demo mereka yang kena kok, sampeyan tetep aman dan leha-leha, mereka hanya jadi topeng dan simbul para penjahat, sedangkan master of penjahatnya tetep aman, la ndak mungkin terjamah. Penguasa.

( rahwana ) jadi gini dek, aku sudah berusaha berbuat adil, bagi-bagi rejeki. Jadi kalo masih ada yang complain terhadap kebijakanku, yaw ajar, manusiawi. Manungsa kan memang serba selalu kurang.

Persoalannya adalah, apakah nantinya mereka dapat dari pembagian rejeki haram sampeyan karena menggundulu hutan, jual pulau, membangun mall2 tanpa prosedur, dll, apakah bisa berlangsung lama dan terus aman. Mereka gelisah kalau jadi sial, la sekarang banyak orang mengatas namakan anti kejahatan-kejahatan dengan berapresiasi je

( Rahwana ) Jangan takut, kita lihat berapa lama juga mereka menjadi orang yang jujur, dengan duit lama-lama juga mereka akan keri. Kalau masalah kejahatan, pimpinan juga bisa jadi korban penipuan main belakang bawahan.

Rahwana : woe, dalang edan, aku aku keberatan kalau kowe tempatkan aku sebagai penjahat di ceritamu, kok selalu rahwana, penguasa ditempatkan sebagai penjahat. Atas nama para penjahat aku protes, ini hanya keputusan sepihak, kalian harus juga punya mosi tidak bersalah dong. Aturan mainmu tidak lagi berlaku untukku !

Dalang : lo kamu menentang keinginan dalang?!

Rahwana : tidak diragukan lagi, aku abstain dari permainanmu, aku bisa main sendiri, didampingi istri mudaku tentu saja.

Shinta : jangan sok berkuasa sampeyan.

Dalang : kamu jangan ikut2an menentang ah. Aku ini sudah terlegitimasi memainkan wayang, scenario ada padaku.

Shinta : tidak lagi, ceritamu selalu tidak menguntungkan bagiku, selalu saja wanita berada pada ketidakberdayaan dan selalu kalah. Aku berhak mengatur nasidku sendiri.

Dalang : wela dalah, kampret, otak kalian wes rusak, tetap manut *saja. Oke, kita negosiasi, bagaimana kalau cerita sedikit dirubah? Tapi jangan sampai sinta kok berdampingan dengan rahwana, la usia kalian ini jauh berbeda je, dan rahwana bukan seorang syekh

Shinta : sampeyan sudah tidak berhak mengatur hidupku, ini sudah menjadi pilihan hidupku. Kok sampeyan yang repot.

Dalang : shinta, berani kamu bicara seperti itu dihadapanku. Disini aku tetap penguasa, tidak ada keraguan dalam setiap kebijakanku. Kamu ingin jadi penghianat.

Shinta : apabila menjadi penghianat akan mencetak jasa besar, akan aku lakukan.

Dalang : demi masa, tidak aku sangka, keangkuhan dan kerasnya hatimu telah melukai perasaanku. Aku pemilik cerita ini, aku yang mengatur alur sejarah, kalian telah melupakan aku.

Rahwana : sejarah bisa saja diputar balikkan, sesuai kebutuhan.

Dalang : ooooooo, begitu! Kamu memang telah menantangku, tidak jadi masalah kalau harus dua wayang yang memboikot.

Rahwana : tidak hanya dua tetapi puluhan, ratusan bahkan ribuan hahahahahahaaa

Musik, koreo

Unjuk kekuatan genk rahwana

Dalang : kurang ngajar kau pikir dengan keberingasan kalian aku akan mengalah begitu saja, jangan salahkan aku kalau aku akan bersikap kejam terhadap kalian.

Rahwana : hahahaha, orang akan menghibur diri dengan ancaman-ancaman kalau sedang kalut dan takut.

Dalang : kampret, sebagai dalang bersertifikat aku benar-benar tersinggung dengan kalian. Apakah karena kekeliruan system pendidikan tempo dulu sehingga menghasilkan warga Negara bejat seperti kalian. Seribu cerita ada di tangan dalang, maka bukan hal yang sulit apabila membuat kebebasan kalian tersebut menjadi tidak tenang begitu saja. Akan ada masa dimana penyesalan akan selalu datang terlambat. Kalian masih milik dalang.

Music, dalang memainkan gunungan, multi media. Dalang kemudian memainkan wayang laksmana.

Dalang : suatu hari bukankah kau telah menyusun mimpi dan lamunanmu laksmana? Seperti hanya rama kakandamu terhadap shinta sosok wanita yang begitu dihormati dan dijaga kehormatannya, bukankah engkau sering berandai-andai, dapatkan juga sosok wanita seperti shinta?. Maka kenapa tidak kau dapatkan saja shinta yang sesungguhnya.

(laksmana) kesetiaan begitu luhur bagiku, tidak akan ternodai oleh nafsu sesaat. Keinginan sebagai lelaki normal adalah wajar, ketika kecantikan dan keluhuran seorang wanita telah mengusikku, tetapi bukanlah shinta yang akan merusak keteguhan atas kesetiaanku.

Wela, bodo banget, jaman sudah berubah, kesetiaan sekarang begitu mahal harganya, kesetiaan dan pengorbanan ada kalo ada imbalan. La kok kamu masih bermelankolis dengan cerita lama. Lo, delok no, apa tidak kemecer liat perawakan yang demikian? Bodo kowe ……..

Laksmana : we, ho,o. setelah tak perhatikan dengan seksama la ternyata makin lama mbakyu shinta makin bahenol saja, wah tidak salah kalo jadi rebutan di pasar burung. Eh ….. rebutan yang punya burung.

Dalang : koyo kroto no, nah, apa komentarmu sekarang?

Laksmana : wah, tapi aku ragu mas, la nanti kalo gagal, ditolak, la harusnya dia bukan jodo ku je. La tahu sendiri, doi malah dengan si tua Bangka itu. La kalah tajir aku mas.

Dalang : tidak ada hal yang tidak mungkin bagi dalang, yakinlah, dekati, kurung hati, jiwa dan pikirannya dengan pesonamu.

Laksmana : la tapi ada sesuatu yang mengganjal je mas, tidak akan aku nodai kesetiaanku demi hanya untuk seorang wanita. Laut bisa saja berubah warna kuning, hijau atau biru, tapi kesetiaanku tidak akan berubah.

Dalang : wela bocah iki, kesetiaan pada siapa?

Laksmana : Ya pada …….. iya ya, pada siapa?

Dalang : cerita ini telah berubah, seperti halnya kondisi alam dan lingkungan yang sudah begitu berubah, rusak, serba panas, kering. Demikian juga cerita ini, bukan lagi rama shinta, namun rahwana dan sinta, tidak ada pertanggung jawaban moral ketika kamu harus merebut shinta, karena tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap penghormatanmu pada kakakmu rama. Rama tidak ambil bagian dalam hal ini. Maka dapatkan cintamu shinta.

Laksmana : lelaki sejati adalah lelaki yang bisa menaklukkan hati wanita dengan sempurna, aku sependapat dengan sampeyan mas dalang, maju, maju, maju …… ini hubungannya dengan hati. Maka akan aku perjuangkan cintaku. Mohon doa restu mas dalang. Aku akan kirim sms jika ada hal yang perlu kita komunikasikan.

Laksmana menuju kearah siluet shinta.

Dalang : cerita masih di tangan dalang. Manusia memang harus berimprofisasi dengan keadaan, jangan terjebak kondisi, apabila kondisi berubah harus juga bisa segera menyesuaikan, agar tidak menjadi pecundang. Cerita bisa saja bergeser, namun penciptaan dramatiknya harus sukses.

Laksmana dan sinta pada siluet.

Laksmana : laksmana namaku, pengagummu yang telah lama memendam cinta yang begitu berlebih, hingga luapan itu menggenai dalam setiap mimpi2ku. Adakah sedikit hatimu bisa kau sisakan untukku satukan nyawaku terhadapmu wahai penguasa hayalanku.

Shinta : shinta namaku, pemilik semua kemewahan dan keanggunan. Ceroboh sekali engkau lelaki, mendekatiku adalah sebuah kebodohan, Karena engkau akan mendapatkan masalah besar. Engkau telah memasuki daerah terlarang. Butuh keberanian khusus, bukan semata-mata kenekatan. Sebelum engkau menyesal, menjauhlah dari tempat ini.

Laksmana : apa yang salah? Ada dorongan yang besar sehingga memicu keberanianku ketempat ini. Dorongan muncul karna gravitasi keanggunanmu shinta.

Shinta : enyah dari hadapanku, kau sadar bicara dengan siapa? Keputusanmu gegabah

Laksmana : sudah begitu matang aku pertimbangkan keputusanku, sudah dengan analisis SWOT, segala dampaknya aku juga sudah paham, jangan ragukan aku sebagai decition maker yang handal.

Shinta, tidakkah kau lihat segala kekagumanku padamu?

Shinta : jangan kurang ajar ! (menampar, dipegang tamparan oleh leksmana)

Leksmana : bila kau mau boleh tampar aku sesukamu, tapi tidakkah kau merasa sayang dengan tangan lembutmu ini, aku yang tidak rela apabila sampai ada rasa sakit. Tamparlah sekarang wahai pemilik keanggunan

Koreo, romantic melankolis.

Shinta : aku tak bisa, kenapa tatapan begitu …….. hari yang berat, kenapa aku bertemu dengannya….. ada apa ini, dia telah merusak pikiranku. Dia menggganggu system kerja syarafku, apa memang pikiranku yang sedang kacau ……

Siapa yang menyuruhmu datang kemari?

Laksmana : sudah digariskan pada nasib, kita bertemu ditempat ini. Kau lihat rembulan, cahaya keperakanya memberikan banyak makna dimalam ini, tidakkah kau rasakan gairah mala mini, its so romantic, cahayanya akan masuk menemani mimpi-mimpi anak manusia, mengubah mimpi buruk menjadi mimpi penuh warna dan cinta. Ooooo, alangkah menawannya, pernahkah engkau berikir bisa study tour di atas bulan? Kita gelar tikar, makan bersama dan bermain layang-layang diatas bulan. Kita juga bisa buka usaha warung masakan padang disana. Lahan di bulan masih murah, bulum banyak polusi, tidak ada hutan disana jadi jangan takut ada kebakaran hutan. Kita juga bisa bikin partai baru dibulan, belum banyak partai disana, dan mungkin saja aku mencalonkan presiden, kau menjadi wakilnya….. eeee tidak, lebih menarik kalo kau pendamping presiden, jadi kau bisa mengembangkan PKK di sana.

Shinta : lelaki ini …….. kenapa aku begitu nyaman dengan setiap ucapannya…….

Laksmana : wahai dewi pemilik keanggunan, sungguh gemerlap hidup ini apa bila selalu ada engkau bersamamu, meskipun tanpa harta ang melimpah, asal cukup saja …..

Shinta : hentikan ….

Laksmana : setelah kita jelajahi rembulan, kita ekspedisi ke planet Pluto, mampir dulu ke yupiter dan mars, beli oleh-oleh di saturnus.

Shinta : hentikan ……

Laksmana : tidak akan kuhentikan kelimat pemujaanku, karena ketika ku lihat dirimu yang kulihat adalah peta antariksa dan masa depan kita.

Shinta : hentikan ( kepelukan laksmana) hentikan kataku, atau tidak sama sekali.

Laksmana : wahai dewi pemilik aroma nirwana ………….

Shinta : jangan kau hentikan pemujaanmu wahai pangeran pujaan, karena setiap katamu adalah pengganti gas Freon dari ac yang mnyejukan, mesin diesel tanpa polusi, mesin pabrik tanpa buruh, legeslatif tanpa partai, bantuan pendidikan tanpa pajak dan potongan 5%. Teruskan wahai pangeranku, aku begitu menjadi wanita sejati …..

Laksmana : demikian juga, aku menjadi pria tangguh pemberani dihadapanmu

Shinta : pangeranku, bawa aku lari jauh dari tempat ini, kita ke bulan, saturnus, neptunus, yupiter, Pluto.

Laksmana : kita urus paspor dulu.

Exit.

Dalang : cerita masih ditangan dalang, proses hidup memang seperti kuda pedati. Ketika ada di atas meka berbahagialah, gunakan posisi yang menguntungkan tersebut sebaik2nya, namun ketika dibawah, jagalah jangan sampai mbelet di lumpur atau telek. Perlawan tidak berarti dari oposisi tidak membuat penguasa kehilangan akal. Itu baru sebagian scenario, jangan heran, syah-syah saja fakta di putar balikkan, namun harus konsisten, agar muncil fakta yang baru lagi. Akan muncul cerita yang lebih dramatic lagi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

(mengelurkan wayang hanoman)

Mas kethek, apa kabar, lama tidak muncul ke peredaran, tak kira di berangus

(Hanoman) kabar buruk mas, area kekuasaan hanoman sudah makin mengkeret, banyak area hutan sudah terbakar, ekosistem sudah tidak seimbang, daging ketek sekarang malah menjadi salah satu icon objek wisata kuliner, otak dimakan mentah-mentah. Wedian ra? Masyarakat ketek sudah hampir punah, kebutuhan ekonomi yang tidak terbatas makin tidak dapat dipenuhi karena bahan pemenuh kebutuhan makin langka. Tragis.

Wah kok makin parah gitu, la memangnya apa penyebabnya?

Saya ndak mau asal nuduh ah mas, siapapun itu orangnya ndak begitu penting, masyarakat ketek sangat solider, toleransi dan pemaaf. Yang penting sekarang adalah bagaimana caranya mengupayakan mengembalikan lagi ekosistem dengan baik.

We, la ini, kaum susah tapi sok bijaksana. Sebelum melakukan hal yang lebih jauh lagi mbok ya di evaluasi apa penyebab dari persoalan itu, baru kemudian dibuat strategi penyelesaiannya.

Hanoman : ya kesalahan yang paling mendasar adalah karena kita ada pada posisi yang tidak menguntungkan saja mas, selalu menjadi objek penyalah gunaan kekuasaan, kami selalu dieksploitasi. Sudahlah mas, sampaian jangan memperkeruh suasana. Kami sudah sadar kok kodrat kami yang sebenarnya, strata sosial kami lebih rendah, jadi bagi yang memiliki strata sosial lebih rendah ndak usah muluk-muluk mikir bisa hidup yang mulyo, hidup layak saja sudah sulit. Paling banter kita ini paling jadi gelandangan, petani, buruh, atau yang paling mulia ya jadi GTT, upah dibawah UMR.

Dalang : itu namanya nyerah pada nasib. Sebagai kaum susah harus selalu optimis menghadapi hidup ……..

Terjadi keributan, siluet2 keramaian demonstran. Beberapa orang masuk.

Asisten : waduh, lapor bos, kondisi makin parah saja bos, gejolak masyarakat mulai tidak dapat di bendung lagi terjadi banyak persolan yang berkecamuk. Harus segera diselesaikan, karena bisa mengganggu stabilitas nasional.

Hanoman : ngomong yang jelas, coba di jelaskan pelaaaan-pelaaan, biar tidak mis komunikation.

Asisten : ya itu tadi bos, kondisi makin berkecamuk. Di Negara bagian selatan erosi hutan terjadi, sebagai dampak penebangan hutan liar besar-besaran, mata air jadi mampet, suplay air bersih dimasyarakat jadi tersendat, makanya air PDAM jadi pendistribusiannya dimasyarakat di gilir. Terjadi wabah penyakit kulit karena air yang tersupaly tidak layak di konsumsi, masyarakat kota protes, stress kalau hidup tanpa air PDAM, demikian juga masyarakat yang berdomisili di gunung, emosi karena merasa sumber daya alamnya di eksploitasi. Super rumit, pengrusakan asset Negara, pralon2 di gepuki, anarkis.

Hanoman : weleh, masalah lingkungan penyebabnya……………..

Asisten : masalah makin kompleks lagi ketika masyarakat yang mengadakan migrasi dari Negara bagian selatan ke Negara bagian utara, memunculkan permasalahan baru lagi. Kepadatan penduduk terjadi, tingkat pengangguran meningkat, kejahatanpun tambah parah, ditambah lagi dampak perekonomian global mengakibatkan terjadinya PHK. Demonstrasi dimana2, buruh ngamuk pengusaha tenger-tenger, kebijakan pemerintah jadi serba salah tingkah.

Hanoman : wah, kok makin multydimensi bin komplek. Hanoman stress, otakku ra nyandak….. aku lepaskan saja jabatanku sebagai supervisor ketek. Terserah siapa yang akan menggantikanku…….. mumet, mumet, mumet ……

Asisten : waduh, la kok jadi kenter ………

Dalang : kekuasaan berpotensi menimbulka keserajakahan, keserakahan akan mencar korban, korban2nya adalah strata sosial paling bawah. Bangkitlah, lari dari ketidakberdayaan itu ……

Hanoman : sory mas dalang, aku ndak sanggup menjalani tanggung jawab ini, desakan dari dalam dan luar menyebabkan aku harus segera lepaskan tanggung jawab ini, ra jadi hanoman yo ra pateken. Aku mau jadi ketek biasa saja, aku akan ajukan pension dini.

Dalang : we, ndak bisa begitu, la kamu itu sudah jadi pablik figure je, jadi panutan, digemateni oleh umat, kamu itu sudah jadi pemimpin umat yang ideal. Dalam kondisi yang semacam ini kalau kamu tinggalkan, maka bubar semua tatanan kenegaraan ketek.

Hanoman : saya tidak peduli mas dalang. Pokoknya saya mandeg, mandeg, mandeg!

Suasana nglangut.

Dalang : kasihan, hanoman yang selama ini menjadi panutan, disegani banyak pihak, sekarang malah nglemperek. Ketahuilah bahwa yang menyebabkan semua itu terjadi adalah dari ulah bejad ………..

Hanoman : ulah siapa?!

Dalang : pengen tahu benar sekarang ?

Hanoman : ulah bejat saiapa?!

Dalang : sudahlah ndak usah dibahas.

Hanoman : ulah bejat siapa?! Darah tinggiku kok tiba-tiba naik. Cepet katakana sebelum tensi makin tinggi.

Dalang : rahwana, penguasa ngalengka.

Hanoman : rahwana ? serius?

Dalang : serius

Hanoman : waduh kalo rahwana ya biarkan saja lah ……..

Dalang : lo kok bisa begitu?

Hanoman : la terlalu sangar, la jadi penyakit kalo nglawan dia.

Dalang : waduh, payah. Kamu itu punya banyak pasukan, memang badan dia lebih besar, tapi akal dan nyalinya cemen. Sudahlah yakin pada dalang, dalang juga tidak akan tinggal diam. Pasti membantu. Yakinlah.

Hanoman : hmmmmm….

Dalang : tunggu apa lagi? Segera laksanakan ……. Keselamatan Negara ada pada kebijakanmu.

Hanoman : baiklah, demi masyarakat, bangsa dan Negara, aku nyatakan berperang dengan rahwana!

Terjadi gelombang demonstran, keributan, kekacauan.

Di ngalengka, rahwana menerima surat dari shinta.

Rahwana : diam, jangan ada yang berisik. Dari shinta ???? aneh …..

Back sound shinta :

My sweet memory, pasti engkau terkejut ketika kau terima surat ini. Memang aku sengaja akan memberi kejutan padamu. Suamiku, maafkan aku, aku telah mengambil keputusan yang aku nilai adalah benar. Selama ini ternyata jalan hidup yang kupilih untuk mendampingimu adalah sebuah kekhilafan. Aku begitu terlena dengan kegagahanmu, performentmu, tanpa terlebih dulu mempertimbangkan tampang dan usiamu. Terima kasih selama ini engkau telah memberikanku banyak hal. Namun maafkan aku, nampaknya tidak dapat kalau kita terus bersama.

Rahwana : shinta, apa maksud semua ini? Teganya …..

Back sound shinta :

Aku paham, engkau pasti begitu kecewa, bahkan akan sangat murka. Tapi aku telah menemukan referensi lelaki yang lebih baik darimu. Yang lebih membuat hatiku tentram, yang dapat memberikanku suplay energy hidup. Barang kali aku terlalu materialistis selama ini, sehingga jiwa keperempuananku telah tertutup. Jangan kwatir aku akan bahagia, jaga dirimu. Jangan lupa obat gantengnya selalu rutin diminum. Peluk dan cium jauh. Yang pernah mencintaimu, shinta ………

Rahwana : shinta !!!!!!!. teganya ……… semua telah aku berikan. Bukankah aku telah berjanji bahwa engkau akan menjadi istri terakhirku, dan semua warisanku kelak akan menjadi milikmu. Aku telah berikan banyak hal padamu, engkau adalah nyawaku, tambatan hatiku, sumber hidupku …… oh ….. shinta ……..

Dalang : hahahaha …….. rahwana kok cengeng, melankolis, ra mutu. Mbok ya kelingan pas kementos, hahahaha ………..

Rahwana : seng nangis ya mripatku-mripatku dewe, ra usah ngurus. Meneng! Emplok sisan ……

Dalang : hahahaha …… dengan cinta orang menjadi lemah, oleh wanita laki-laki menjadi terpedaya.

Keributan kembali. Masuk prajurit

Prajurit : mohon maaf tuan, ketiwasan, terjadi kekacauan dimana-mana, suasana makin tidak karuan, demonstrasi makin mengarah ke anarkis, harus segera …….

Rahwana : keluar! Aku lagi tidak ingin di ganggu.

Prajurit : tapi tuan ……..

Rahwana : keluar kataku!

Prajurit keluar

Rahwana : shinta, kembali cah ayu, aku tidak berdaya tanpa ada engkau di sini.

Prajurit : makin gawat tuan, ini saatnya sebagai pemimpin dapata memberikan kebijakan dan keputusan yang tepat. Kalau dibiarkan begitu saja maka dampaknya akan semakin parah. Seluruh pasukan menunggu perintah dari tuan.

Rahwana : Kumbakarna !

Kumbakarna masuk

Kumbakarna : ada apa kakanda memanggilku.

Rahwana : dari mana saja kau?

Kumbakarna : sedang sibuk memantau perdagangan modal, saham dan valas. Makin fluktuatif, berbahaya bagi jalannya perdagangan.

Rahwana : tidak tahukah kamu tentang kondisi masyarakat dan stabilitas keamanan Negara.

Kumbakarna : karena sebab itukah pasar modal menjadi fluktuatif?

Rahwana : kumbakarna, tugasmu itu adalah menjaga atabilitas keamanan Negara, focus disitu saja, jangan memikirkan yang lain2. Apalagi masalah ekonomi, politik, jangan- jangan kau juga kepengen nyalon presiden?

Kumbakarna : tidak sampai segitu mas. La wong bagiku melakukan pengabdian dan tanggung jawab terhadap Negara tidak harus jadi presiden. Aku tidak ingin terlalu banyak membohongi public. Hidupku bisa sial kalo masyarakat menyumpahi jelek terus ketika aku berkuasa.

Rahwana : sudah tidak usah kamu lanjutkan orasimu. Segera selesaikan yang mengganggu stabilitas keamanan ……

Kumbakarna : sebenarnya aku sudah bosen dengan tanggung jawab yang itu-itu saja. Bagaimana kalau …….

Rahwana : waktumu tidak banyak. Cepat!

Kumbakarna exit.

Dalang menghentikan pertikaian. Memanggil Kumbakarna, Nampak terjadi negosiasi dalang dan indrajit.

Masuk rama

Rama : shinta …….. aku telah masuki semak belukar, loncati batuan wadas, seberangi benua antartika, menjadi tukang sensus penduduk. Namun juga tak kudapatkan engkau kekasihku. Maafkan aku, cepatlah pulang, kembali padaku. Jaman ini begitu tak bersahabat dengan kita. Kita benahi lagi manajemen rumah tangga yang solit. Aku paham benar sekarang betapa berharganya engkau. Memang kalau orang sudah berpisah baru merasakan betapa berartinya pasangannya.

Pertikaian terjadi kembali. Kumbakarna kembali ke alengka.

Rahwana : kenapa kamu kembali sebelum tugas terselesaikan?!

Kumbakarna : aku sedang tidak mod bertempur, otot-ototku sedang malas.

Rahwana : indrajit. Kau sudah tidak mengindahkan lagi perintah dariku. Kamu mau memboikot?

Kumbakarna : jangan selalu memerintahku! Aku bosan dengan tugas dan tanggung jawab yang hanya itu-itu saja. Satu hal lagi, aku sudah muak dengan tingkahmu.

Rahwana : apa? Kamu menentangku? Kamu mau berhianat? Beraninya.

Kumbakarna : apa yang ditakutkan, kesetiaan Kumbakarna hanya pada bangsa dan Negara, bukan pada penguasa. Kebijakan dari penguasa yang menyimpang maka sama saja juga menantang indrajit. Pasti aku juga lawan.

Rahwana : kamu punya keberanian melawan?

Kumbakarna : tidak diragukan lagi! Aku memberontak!

Terjadi pertempuran antara rahwana dan Kumbakarna.

Masuk berlarian shinta dan laksmana

Shinta : siapa dia mas?

Laksmana : aku juga tidak tahu, mungkin penjahat atau memang sengaja mencari masalah dengan kita.

Masuk rama

Rama : shinta, laksamana, kenapa kalian lari melihatku.

Laksamana : kenapa juga kamu lari mengejar kami?

Rama : ya karena kalian lari

Laksamana : karena kamu kejar kami jadi kami lari.

Shinta : Ho`o …..

Rama : ternyata engkau selama ini dengan laksmana wahai kekasihku, jadi tak perlu aku kwatir lagi. Terimakasih engkau telah menjaganya laksmana, seperti telah di takdirkan, engkau menjadi penjaga bagi cinta kami.

Laksamana : wong edan anyaran…… orang aneh, siapa kamu. Kamu ditinggal minggat istrimu sehingga pikiranmu terbalik?

Rama : apa maksudmu. Dia istriku

Laksmana : dia kekasihku

Rama : apa? Atas dasar apa engkau bicara seperti itu. Jangan bercanda

Leksmana : kami tak pernah bercanda, siapa engkau berani bicara seperti itu?

Rama : aku rama ……..

Lekasmana : tidak ada sangkut pautnya cerita ini dengan rama

Rama : rama selalu ada ketika ada shinta

Laksamana : shinta milik leksamana sekarang.

Rama : leksmana, beraninya engkau menentang kodrat?

Shinta : kamu bicara apa? Jangan sembarangan. Jangan bicara kodrat. Hanya orang yang kalah yang selalu mengatasnamakan kodrat dalam menghadapi hidup.

Rama : kau juga telah berani bicara dengan nada tinggi terhadapku?

Leksmana : jangan menunjuk pada kekasihku.

Rama : kau mau selesaikan ini secara jantan. Aku layani.

Pertempuran rama dan laksmana.

Disisi lain pertempuran Kumbakarna dan rahwana

Dalang : cinta, kekuasaan akan menjadi sumber bencana kalau tidak di kelola dengan baik. Manusia akan terjebak pada gempita angan-angan yang mewah, maka laku manusia jadi gelap. Tidak lagi memandang norma, susila, etika dan persaudaraan. Nafsu yang bicara.

Rama, shinta dan leksmana masuk ke dimensi waktu wayang kembali.

Rahwana terkena pusaka Kumbakarna.

Kumbakarna : hahahaha …… menyerahlah, kau sudah terlalu tua untuk kekuasaan ini, bijaksanalah untuk menyerahkan kepada yang lebih muda dan lebih mampu, kenapa harus menunggu ending yang tidak sempurna.

Rahwana : akh ………… seharusnya endingnya tidak begini. Kenapa dalang selalu menang, dalang, ini ulahmu bukan. Siapa sebenarnya sekarang yang penjahat, rahwana atau dalang?

Dalang : belum bisa dijelaskan dengan rumus pitagoras siapa yang salah, karena dalang akan selalu berada diposisi yang benar.

Rahwana : shinta, cinta telah membuatku lemah, karena wanita juga aku telah melakukan kebijakan-kebijakan yang tidak masuk akal. Itu semua bukan semata-mata salahku. Shinta jugalah yang juga berhak menerima dosa ini, jangan selalu rahwana yang bersalah.

Kumbakarna : segera keluarkan dekrit untuk pemindahan kekuasaan!

Dalang : evoria….. evoria ………… kebebasan ……. Kebebasan ………..

Disisi lain, rama shinta dan leksmana.

Rama menarik shinta dari bara tungku, lalu memeluknya.

Rama : kekasihku, jangan pernah kau berfikir untuk meninggalkanku, aku begitu takut kehilanganmu. Aku percaya dengan kesetiaan dan pengorbananmu, tidak lagi aku sangkal. Hatiku telah tertutup oleh emosi dan api cemburu. Aku yakin dengan kesucianmu sayang.

Shinta : aku tak bisa hidup tanpamu sayang, nafasku tersendat dengan segala kemarahanmu. Jangan pernah buat lagi dewimu ini menyerah dalam cinta kangmas.

===end===

Naskah Untuk Women Crisis Center (WCC) Magelang

Bulan Sunyi Tanpa Bintang

Sinopsis

Dengan latar belakang status yang berbeda antara pramono dan sulastri, pramono yang hanya dari kalangan masyarakat kebanyakan sedangkan sulastri dari kalangan keluarga ningrat sempat menjadi penghalang hubungan mereka, namun karena perjuangan keras pramono untuk meyakinkan keluarga sulastri dengan mampu memperbaiki ekonomi maka akhirnya hubungan mereka direstui.

Sebagai seorang wanita jawa yang dilahirkan masih dilingkungan terhormat keluarga keraton, sulastri sangat menjunjung tinggi pengabdian dan kesetiaan kepada suami.sebagai wanita yang mempunyai pendidikan tinggi sulastri lebih memilih sebagai ibu rumah tangga untuk merawat anak yang masih bayi dan mertua yang sedang sakit.

Lima tahun sudah mereka berumah tangga, namun pada masa-masa terakhir ada beberapa perubahan, usaha yang dijalankan pramono berangsur-angsur mulai memburuk yang secara kebetulan pada saat anaknya lahir, lalu menganggap kehadiran anak tersebut menjadi salah satu factor penyebab bangkrutnya usaha. Di lain sisi promono juga ternyata berselingkuh dengan wanita sekantor.

Konflik makin meruncing di keluarga, yang akhirnya sulastri memutuskan untuk pergi dari rumah bersama anaknya ……………

Tentang Pertunjukan ini

Pertunjukan ini menggunakan tata artistic multi media, dimana juga menampilkan film pada adegan FLAS BACK I dan FLASH BACK II. Film di tampilkan pada layar putih untuk mendukung tata artistic dan cerita. Dengan audien yang mayoritas adalah wanita dan sebagai bahan penyuluhan dan referensi bagi KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) sengaja naskah ini tidak terlalu menampilkan idiom2 yang sulit di cerna oleh penonton, namun pencerdasan pada penonton ditentukan pada alur yang sengaja di perpadat.

BULAN SUNYI TANPA BINTANG-BINTANG

Oleh : Gepeng Nugroho

Di dalam ruang tamu, sulastri menimang-nimang bayinya.

Sulastri : Nduk cah ayu, ayah sebentar lagi pulang, ayah nanti bawa oleh-oleh tidak ya untuk sekar? Nanti kalo ayah sudah pulang jangan nakal ya? Jangan manja, kasihan ayah, capek seharian bekerja, semua juga buat sekar...... besok kalo sudah besar sekar juga harus menjadi orang hebat seperti ayahmu, ayah mu seorang lelaki yang mandiri..... ibu begitu bangga mendampinginya. Meskipun kamu seorang wanita, namun tidak ada salahnya kamu meniru jejak ulet ayah...... eeeee ...... adik kangen ya sama ayah...... (peda foto) ayaaahhhh.... sebentar lagi pulang....... cepet pulang ya yah ..... sekar udah kangen........

Masuk Romlah

Romlah : nuwun sewu bu, ndoro putri menyakan kok pak pram belum juga pulang .........

Sulastri : memangnya kenapa mbok?

Romlah : ya mboten makertos bu, tapi kan ya tahu sendiri kan bu kalo ndoro putri ada keinginan .... apa tidak sebaiknya di telpon saja bu?

Sulastri : ndak usah mbok, barangkali mas pram sedang sibuk, tidak baik mengganggu konsentrasi kerjanya..... kamu slamurkan saja dengan materi pembicaraan yang lain ......

Romlah : iya bu...... dek sekar sampun dipun dulang bu?

Sulastri : sudah, tapi nafsu makannya berkurang, baru separo sudah menolak makanan......... simbok temani ibu saja dulu, barang kali butuh apa-apa........

Romlah : inggih bu ...........

Sulastri : kalo menanyakan mas pram jawab sebentar lagi pulang dan alihkan saja materi pembicaraan .........

Romlah exit, musik mengalun

Sulastri : ayahmu sedang sibuk dek, bukan hanya kamu saja yang kangen sama ayah, eyang putri juga kangen.

Masuk tetangga 1

Tetangga 1 : pemisi, bu lastri.........

Sulastri : ya.... oh bu jono .. silahkan masuk bu........ dengan siapa bu ............

Ttg 1 : dengan bu kardi, diluar .....

Sulastri : lo... mbok diajak masuk juga......... ayo bu masuk. Jangan cuman diluar. Silahkan ....

Ttg 2 : sudah bu, ndak apa-apa... disini saja ....

Sulastri : tidak bisa begitu bu, mari masuk, sambil ngobrol-ngobrol kan ndak pa pa....

Ttg 2 masuk.

Sulastri : gimana kabarnya bu? Wah maaf arisan kemarin saya tidak bisa datang, sekar rewel, kalo dipaksakan ikut bisa mengacaukan acara karena nangis terus.... seru pasti kemarin....

Ttg 1 : ndak apa-apa jeng..... saya bawa sayur lodeh untuk mabh putri.... kemarin mbah putri meminta saya untuk buatkan, katanya kangen dengan masakan sayur lodeh saya..

Sulastri : aduh kok merepotkan, jadi ndak enak ...........

Ttg 1 : ndak apa-apa jeng, malah seneng kok ............

Sulastri : sebentar saya akan sampaikan pada ibu, biar saya pindahkan dari rantangnya ........

Sulastri exit

Ttg 1 : di tinggal dulu saja ndak apa-apa rantangnya, besok saya ambil lagi ..........

Sulastri : nanti malah merepotkan lagi, cuman sebentar kok..........

Ttg 2 : eh jeng, apa ndak pernah dimasakin ya sama jeng pram?

Ttg 1 : hus .........

Ttg2 : ndak apa-apa, ndak bakal kedengeran, benar berarti kalo jeng pram itu ndak bisa masak, kasian suaminya, tidak ada kebanggaan ketika makan dirumah......... se enak-enaknya masakan pembantu tetep lebih enak kalo masakan istri...

Ttg 1 : ya maklum jeng, la wong jeng pram itu mempunyai latar belakang ningrat, orang kaya, jadi wajar kalo belum bisa masak enak .....

Ttg 2 : tidak ada alasan..... syarat utama menjadi istri kan ya harus bisa masak, bukan cuman modal cantik dan seksi saja. Untuk ketemu suami seperti mas pramono, yang nerimo, kalo ketemu seperti jenis suami saya bisa ngamuk setiap hari. Suami saya itu jago makan, dan paling anti jajan di luar, tapi tuntutannya banyak, hari ini masak ini lah, masak itu lah......

Ttg 1 : ya barangkali mas pram punya alasan lain, setiap orang kan berbeda, nyatanya mas pram juga tidak mempersoalkan istrinya tidak bisa masak ...... toh mereka bisa menggaji pembantu ......

Ttg 2 : persoalanna bukan begitu, kalo masalah pembantu saja saya juga bisa menggaji tapi kan ini urusannya dengan pengabdian seorang istri ..............

Tanpa sadar, beberapa saat sulastri sudah menguping pembicaraan mereka dari belakang.

Sulastri : terimakasih lo sayurnya jeng........

Ttg 1 : oh... sudah...... cepet amat ......

Sualstri : Cuma memindahkan kok jeng, ibu bilang terimakasih .........

B songko dengan kursi roda yang di dorong oleh romlah keluar.

B songko : terima kasih lo nduk sayurnya........... wah sudah lama aku tidak makan sayur lodeh ....

Romlah : lo baru 2 hari yang lalu kan sudah saya masakan sayur lodeh ndoro putri ..

B songko : kapan? Ah itu ndak enak, terlalu asin, kayak orang mau kawin saja kamu masaknya... buatan bu jono lebih enak. Kamu sudah berapa lama sih jadi pembantu, bikin sayur lodeh saja ndak enak.

Romlah : wah, la saya ini pembantu yang telah tersertifikasi je ndoro, masak kasinen ndoro....

B songko : sekali ndak enak tetep ndak enak ..... enak masakannya dia.

Sulastri : ya sudah, bisar kapan-kapan dimasakin lagi sama mbok romlah bu, apa mau saya yang memasakan sayur lodehnya ?

B songko : apa? Kamu yang masak? Sejak kapan kamu bisa masak? Sejak kapan masakanmu enak?

Lastri terdiam.

Romlah : kalo gitu mbok besok saya masak yang lebih enak lagi ndoro putri.

B songko : aku sudah tidak percaya lagi denganmu!

Ttg 1 : eeeee .... rantangnya saya bawa dulu ya, saya pamit dulu ...........

B songko : lo kok terburu-buru .......

Ttg 1 : masih ada kerjaan, harus ngepel dulu .....

Ttg 2 : lo bukannya tadi sudah jeng?

Ttg 1 : ssst ........... kami permisi dulu ya bu ............

Sulastri : terimakasih lo jeng ...............

Ttg exit, beberapa saat b songko exit

Musik mengalun, sulastri gelisah. Beberaopa saat masuk prmono.

Sualstri : baru pulang mas? Sekar ayah udah pulang..... capek ya yah?

Pram langsung masuk ke dalam kamar.

Sualstri : makanan sudah disiapkan oleh mbok romlah tadi, kalo mau mandi biar nantri juga di panaskan air oleh mbok romlah ....... oh ya mas tadi ibu menanyakan mas pram, coba diteui dulu ibu, sedang dengan mbok romlah, barangkali sedang dahar mas. Si sekar seharian ini rewel terus, baru beberapa saat bisa tenang, kecapekan menangis barangkali terus tertidur. Sibuk ya mas dikantor? Hingga sampai sore begini?

Pramono keluar

Pram : masak apa hari ini?

Sulastri : eeee sepertinya tadi mbok romlah ...........

B songko : pram... kamu sudah pulang?!

B songko masuk di dorong opleh romlah sambil membawa sepiring nasi untuk menyuapi.

B songko : buruan mandi terus makan, masih ada sedikit sisa sayur llodeh dari bu jono tadi, kamu makan saja ....

Pram : makanan dari bu jono?

Sulastri : mbok romlah juga masak ......

B songko : masakannya ndak enak

Romlah : enak kok pak, enak, benar. Biasanya kan juga enakkan.

Pram : aku sudah makan tadi.

B songko : lo, ibu kan sudah sering bilang sama kamu, kalo makan itu di prioritaskan dirumah, dulu bapakmu begitu m,enghargai masakan dari ibu, makanya akan selalu menyempatkan diri untuk makan dirumah, itu sebuah kebanggaan bagi seorang istri ang sudah bekerja keras untuik menyiapkan kebutuhan suami. Tapi itu dulu ibu, sekarang istrimu saja ....... wes ayo mbok aku mau makan di depan saja sambil nyari angin segar.

B ongko dan romlah exit.

Sulastri : mas, maafkan aku, barangkali aku tidak seperti yang diharapkan ibu, mas juga pasti kecewa dengan ku, aku tidak bisa masak, tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan baik.

Pram : aku capek, jangan membahas sesuatui ang tidak perlu.

Sulastri : ini perlu mas, sudah 5 tahun kita menikah, aku begitu sadar dengan kekuranganku, dan aku juga menyadari keinginan suami, meskipun mas banyak diam padaku, tapi dari pandangan dan eksprasi mas aku paham benar bahwa mas tidak ............

Pram : jangan membahas yang tidak perlu.

Sualstri : tapi mas ......

Pram : kamu sama sekali tidak paham dengan keinginanku sekarang, aku capek, butuh istirahat, ketenangan, jauh dari persolan yang tidak perlu, jauh dari kebisingan ..... satu hal lagi, jangan biarkan anak itu menagis untuk saat ini, aku benar-benar sedang tidak inging mendengar teriakannya !

Pram exit

Sulastri : Mas ......... ya aku mengerti, kamu capek. tapi jangan juga persoalkan tangisan dari sekar, kalaupun dia menagis menag sudah menjadi kebiasaan anak kecil bisanya baru menagis.

Pram : tentu saja jadi soal, aku pengen di rumah nini ada kedamaian, kalo di kantor banyak persoalan jangan berikan juga keruwetan di rumah ini.

Sualstri : mas, tangisannya adalah kedamaian rumah ini.

Pramono keluar

Pram : kamu anggap kebisingan itu sebuah kedamaian?!

Sulastri : mas, dia anak kita.

Pram : aku menginginkan anak laki-laki.

Sulastri : mas .......

Pram : kehadiran anak itu dirumah ini benar-benar membuat masalah.

Sulastri : tidakkah mas bisa berfikir jernih? Apa kesalahan anak itu?

Pram : anak itu yang membuat usahaku bangkrut.

Sulastri : apa alasannya

Pram : semenjak anak itu hadir dirumah ini usahaku berangsur-angsur bangkrut. Bersamaan dengan tangisan pertama kalinya ketika dia lahir ada telpon dari klien untuk membatalkan tendernya, itupun di ikuti oleh pembatalan2 oleh klien lain, aku sampai heran. Dan di usianya yang masih 6 bulan itu aku di buru oleh tagihan- tagihan yang harus segera dibayar, barang kali kalo dia sudah bisa merangkak jantungku sudah copot dan mengencingi mukaku.

Sulastri : mas bukan seperti itu, bukan karena anak ini ………. Memang sekarang kita sedang di uji. Sabar mas. Aku selalu mendukungmu, bersama anakmu ini aku selalu mendoakanmu agar kesulitan ini segera berakhir.

Pram : lalu bagaimana kalo yang terjadi adalah seperti yang aku takutkan, aku sudah tak bisa berkutik lagi, bagaimana kalo aku sudah tak mampu lagi memberikan nafkah untuk keluarga, tak bisa menggaji mbok romlah, membeli obat untuk ibu, dan anak itu …… kebutuhannya terlalu banyak … repot ……., keluarga ini bisa punah, dan kamu bisa apa tanpa mbok romlah ?

Sulastri : mas ……. Aku bisa melakukan apa saja untuk keluarga ini, berikan aku kesempatan mas, aku akan membantumu, aku memang belum sempurna unuk menjadi ibu rumah tangga yang baik, namun aku bisa kerja mas untuk memenuhi keluarga ini.

Pram : bisa jadi kamu laporkan kondisi ini pada rama mu, lalu beliau pasti tidak diam saja, sangat mudah untuk ramamu untuk memenuhi kebutuhan kita. Tapi aku tidak mau itu !

Sulastri : aku tidak akan melakukan hal yang demikian mas, aku akan bekerja.

Pram : kerja apa?

Sulastri : apa mas lupa kalo aku adalah sarjana?

Pram : sarjana? Ya kamu seorang wanita yang berpendidikan tinggi, aku tidak boleh menyepelekan, karena aku, suamimu ini, hanya lulusan SMA. Jadi kamu menganggap lebih pinter dari aku !

Sulastri : aku tidak bicara seperti itu, kenapa kamu begitu sensitif mas? Aku menghormatimu, aku tidak pernah mempersoalkan hal seperti itu, dari awal juga kita begitu paham status kita, aku menerimamu dengan apa adanya, dan aku bangga padamu mas. Aku tidak pernah menuntut banyak, karena bagiku harta dan status tidak menjadi hal yang utama ……..

Pram : kamu bisa bicara seperti itu karena semua sudah terjadi, dan pasti kamu mulai menyesal bukan menjadi istriku, tidak lagi ada kebanggaan, atau justru malah sebaliknya, kalau tidak saat ini pasti suatu saat kamu akan menyalahkan aku.

Sulastri : menyalahkan apa?

Pram : aku yang telah menyopot statusmu sebagai keturunan ningrat.

Sulatri : kenapa pikiran mas sampai disitu?!

Pram : jawab saja, ya kan?!

Sulastri : kalo ya kenapa ?!

Pram : ………………………….

Sulastri : mas, aku tidak akan sepicik itu, aku mencintaimu mas, mencintai keluarga ini.

Masuk b songko dan romlah.

B songko : kenapa ribut-ribut ? pram ……… lastri …………. Kenapa diam, jawab pram ……..

Pram : ah ….. aku capek bu ………..

B songko : eh pram ………… lastri kamu dengar itu, suamimu itu capek, pulang kerja …… bukanya disambut dengan ramah malah dengan keributan, terus pengabdian apa yang kamu berikan pada suami.

Sulastri : kurang apa lagi saya bu ?

B songko : berani bertanya seperti itu, apa itu yang juga di ajarkan oleh raden broto yang seorang keluarga kraton itu pada anaknya.

Sulastri : bu, jangan bawa-bawa rama dalam persolan ini?

B songko : kenapa? Tidak mau kalau kewibawaan ramamu terusik. Kesombongan ramamu itu yang juga pernah mencoreng harga diri ibu, kalian kira bisa seenaknya saja memperlakukan orang ………

Sulastri : itu sudah 5 tahun yang lalu bu ……..

B songko : tapi kalau mengingatnya seolah masih seperti masih baru kemarin.

Pram : sudahlah bu ……….

B songko : dan aku tidak terima kalau kemudian sekarang kamu juga memperlakukan anakku seperti itu.

Sulastri : apa yang kulakukan bu? Apa? Tidak sadarkah kalau justru ibu sendiri yang selalu mengusik ketenanganku, biarkan persoalan ini kami sendiri yang selesaikan, dan ibu tidak usah ikut campur …….

B songko : beraninya kamu !

Sulastri : saya harus berani, karena saya ……..

Pram menampar sulastri, sulastri menangis, suasana beberapa saat nglangut

B songko : pram ………

Pram exit.

Romlah Nampak bingung, anak menangis, romlah menyodorkan suapan nasi pada b songko, b songko mendorongnya, piring pecah, bu songko exit. Sulastri masih menangis

Romlah : bu, yang sabar ya bu …….

Romlah menggendong bayi

Romlah : di usia mbah putri sekarang ini memang pola pikirnya kembali seperti anak-anak, maka di maklumi kalo kemudian mbah putri melakukan seperti itu, ibu yang harus sabar.

Sulastri : seumur hidup baru sekali ini aku di tampar, dan itu oleh suamiku sendiri.

Romlah : iya, kalau ndoro sepuh tahu hal ini pasti beliau akan marah besar …..

Sulastri : mbok, jangan samapi rama tahu, janji mbok, kalau sampai rama tahu mbok yang aku salahkan ……

Romlah : tapi …….

Sulastri : tidak ada tapi-tapian ………….

Romlah : i… i…..iya ……..

Sulastri kembali menangis

Sulastri : kurang apa aku mbok, aku sudah berusaha untuk menjadi istri yang baik, aku berusaha mengabdi dengan sepenuh hati pada suami dan mertua, apa karena aku tidak bisa memasak kemudian itu menjadi persoalan utama. Aku begitu menghormati mas pram, hingga ketika dia minta padaku untuk tak bekerja dan tinggal dirumah aku menurutinya. Sebagai seorang istri aku juga begitu paham harus menghormati dan merawat mertua, dan aku juga telah berusaha …. Apa lagi yang harus kulakukan mbok ?

Romlah : mbok tahu, ibu sudah berusaha keras, sebagai seorang istri dan anak ibu telah melakukan tugas dan tanggung jawab, kalaupun masih dianggap kurang itu sangatlah wajar, tidak ada manusia yang sempurna. Barangkali bapak sekarang ini dalam kondisi yang labil karena persoalan yang dihadapi di kantor, kalaupun demikian halnya mboten sah kwatir, saya tidak di gaji saya iklas, dulu memang ndoro kakung mengirim saya ke rumah ini untuk membantu ibu, mbok yakin suatu saat persoalan ini akan segera berakhir, untuk sementara ndak usah dulu pikirkan simbok.

Sulastri : …………………

Romlah : bu……. Bu…… sudah ndak usah di pikir terlalu dalam ………

Sul;astir menuju kekamar.

Romlah : bu …….. wah… kok kejadiannya jadi sesek gini to, mudah2an cepet berakhir. Kasian bu sulastri. Sebagai keturunan ningrat menjadi usaha yang keras memang untuk menjadi istri dari keluarga yang biasa. Dari kecil memang di perlakukanlayaknya sebagai anak ningrat, sangat wajar kalau sulit untuk menyesuaikan dengan pola hidup yang serba keras. Tapi saya juga tahu bu sulastri sudah berusaha dengan keras mengubah status ningrat itu dengan menjadi istri yang biasa saja. Panggilan bu sulastri bagi batur sepertiku memang terkesan aneh, bagaimana tidak, aku tahu bagaimana masa kecilnya, selama 30 tahun aku mengabdi pada keluarga raden broto, panggilan ningrat sudah menyatu dengan mulut, La ketika sudah menjadi satu dengan keluarga ini kok aku di larang dengan memanggilnya dengan sebutan ndoro ayu…. Kan ya butuh penyesuaian untuk memanggilnya dengan `bu sulastri`.

Kok ya usaha seperti itu dianggap masih kurang oleh mertua dan suami. Kebangetan !

Sulastri masuk dengan membawa tas besar, kemudian meminta anaknya dari gendongan romlah.

Romlah : lo, bu ……………

Sulastri : tolong pamitkan pada mas pram dan ibu ……

Romlah : tapi, mau kemana ? …………..

Sulastri exit, berpapasan dengan bu songko di depan pintu ………

Sulastri : lastri pamit bu ……..

Sulastri exit

Romlah : Bu …………..

B songko : mau kemana dia mbok?

Simbok menggeleng kemudian exit. Bu songko termenung, ada penyesalan

FLAS BACK ( pada layar : masa lalu ketika terjadi pengusiran saat lamaran oleh keluarga raden broto)

Masuk pramono dengan lesu .

Pram : dimana sulastri bu?

B songko terdiam.

Pram : dimana sulastri bu, tolong jawab ……

B songko : pergi, dengan anaknya. Maafkan ibu pram ……. Ibu tak mau kehilangan menantu dan cucuku…..

Pram tersandar pada kursi.

FLAS BACK (ketika tahu bahwa yang membuat bangkrut usahanya adalah WIL)

Pram exit

B songko : pram, kemana ?!

Pram : mencari anak dan istriku ……….!!!

END

Scrip FLASH BACK

Flash Back I

Sebuah rumah sederhana

Interior

B songko : Kamu yakin pram dengan lamaran ini nantinya?

Pramono terdiam sambil memandang keluar jendela.

B songko : Pram …… bukannya ibu ingin mematahkan semangatmu, ibu juga sudah pengen punya menantu, usiamu juga memang sudah waktunya tapi ……….

Pramono : kenapa keluarga kita bukan nibgrat sih bu ?

B songko : pram !

Pramono : aku harus menjadi orang kaya bu ………..

FLASH

Disebuah rumah yang luas keluarga raden broto.

Interior kamar, sulastri menangis, dari luar terdengar ketukan pintu.

B broto : lastri….. lastri ……….

Lastri : kenapa rama dan ibu egois, sekarang sudah bukan jamannya lagi menggunakan strata ningrat. Rama dan ibu hanya post power sindrom.

B broto : lastri, rama dan ibu punya banyak harapan terhadapmu, tidak pernah ada dalam benak rama dan ibu sebelumnya akan mendapat menantu dengan status yang tidak jelas. Bukan hanya karena dia tidak dari keluarga ningrat, tapi …. Pendidikan rendah, pekerjaan tidak jelas, keluarga juga ………….

Sulastri : lastri benci dengan rama dan ibu ……..

Interior, ruang tamu. P broto duduk di kursi goyang/gajah, masuk b broto dengan membawa secangkir kopi.

B broto : bagaimana ini pak, lastri tidak mau keluar dari kamar.

P broto : maunya apa sih anak itu?

B broto :seolah kena guna-guna anak itu, dia itu berpendidikan tinggi tapi kok tidak mau mikir.

P broto : itu akibatnya kalau selalu memanjakan anak, tidak menghargai orang tua. Sudah mulai berani menentang, dan ini bukan persoalan yang sederhana, menyangkut masalah masa depan dan wibawa keluarga.

B broto : dia anak kita satu-satunya pak.

P broto : justru karena anak satu-satunya, maka untuk urusan ini harus manut.

B broto : dia mengancam tidak akan keluar dari kamar, aku takut terjadi apa-apa pak……

P broto : …………………….

FLASH

Interior, ruang tamu keluarga broto, pramono dan bu songko duduk gelisah, p broto dengan angkuh mengalihkan pandangan, b broto mendampingi, sulastri tertunduk.

B broto : pak, ngendiko pak …..

Sulastri : rama ……..

P broto : hebat benar kalian memberanikan diri datang kemari. Saya menghargai itu…………

Sulastri : rama ………..

P broto : lastri sekarang giliran rama yang bicara bukan, kamu selama ini sudah tidak [pernah mengindahkan omongan rama, sekarang kamu juga dengarkan. Pram…. Saya sudah tidak suka dengan caramu memperangkap anakku, kami ini keluarga terhormat bukan sembarangan orang yang menjadi menantu dikeluarga ini. Dan lastri adalah anak kami satu-satunya, nekad dan ngawur kalo kamu akan memperangkap sulastri dengan lebih jauh.

Pramono : saya tidak pernah memperangkap lastri pak …….

P broto : aku tidak suka kalau ada yang memenggal bicaraku …… pram, apa kamu tidak berkaca sebelum kamu memutuskan untuk datang kerumah ini. Ibu sebagai orang tuanya juga kenapa tidak melakukan hal yang sama.

B broto : pak, jangan keterlaluan

B songko : saya sudah begitu sadar dengan status keluarga kami pak, tapi mereka saling mencintai ………

P broto : mencintai ? cinta apa? Apa yang di cintai sulastri pada pramono? Apa juga yang dicintai pramono pada sulastri? Harta? Derajat? Martabat? Sedih rasanya kalo berbesan dengan keluarga yang tak jelas !

FLASH

Interior keluarga b songko

B songko duduk di kursi, meneteskan air mata. Pram memeluk kaki b songko

Pramono : maafkan pram bu, jangan salahkan sulastri. Pram janji pada ibu, pram akan jadi orang kaya. Pram akan jadi orang kaya ……… tidak akan lagi mempermalukan ibu dan keluarga kita. Pram akan jadi orang kaya bu ………

FLASH

FLASH BACK II

Interior sebuah kantor

Andi : dari awal aku juga sudah peringatkan padamu, kamu harus berhati-hati denga wanita itu. Kamu malah nekad, malah lebih jauh lagi …. Terjebaklah kau

Pram : kamu yakin yang melakukan semua ini karlina?

Andi : bukti sudah ada, dan sebentar lagi kamu pasti akan didepaknya

Flash

Kemesraan pram dengan karlina

Flash

Andi : dia ternayata bukan wanita bodoh, dia yang bikin bangkrut kamu. Apa kurang nya sebenarnya istrimu? Kamu saja yang kurang bersyukur. Kalau aku jadi kamu, tidak akan lagi aku macem-macem.

Pram : kamu yakin dia yang bikin kita bangkrut ?

Andi : yakin sekali. (menyerahkan tumpukan berkas) kamu bisa lihat laporan keungan perusahaan, nanti juga akan aku kumpulkan bukti lain dan saksi mata padamu, dia juga yang telah mengobrak-abrik klien-klien kita.

Pram memukul meja.

FLASH

Pram dengan WIL

Pram : aku tidak menyangka, kamu telah membokongku dari belakang.

WIL : sayang ……… kamu lebih percaya dengan orang lain dibandingkan denganku?

Pram : karena aku juga sudah punya bukti ……..

WIL : kamu memang tidak pernah percaya denganku.

Pram : kenapa kamu begitu tega padaku?

WIL : …………

Pram : jawab, apa kurangnya aku selama ini, semua kebutuhanmu aku turuti, demi kamu aku telah hianati istri dan keluargaku. Pandanganku begitu gelap karenamu.

WIL : Itulah resiko laki-laki mata keranjang !

Pram : kamu memanfaatkan aku.

WIL tersenyum sinis

FLASH


Magelang, 27 Juli 2009