Rabu, 30 Januari 2013

LARON Karya : Gepeng Nugroho

SEBUAH ISTANA LARON BAWAH TANAH. BAGIAN ATAS TERDAPAT LUBANG SEBAGAI GERBANG KELUAR PARA LARON BERMIGRASI, GONTENG-GONTENG BERJAGA DI SEKITAR GERBANG, RAJA LARON (LARON BESAR) DUDUK DISINGGASANA DENGAN MATA TERPEJAM. Gonteng : Hei siapa selanjutnya? Dipercepat, cuaca baru bersahabat, jangan sia-siakan waktu. Laron 1 : sebentar, disini gelap. Gonteng 1 : ah sialan, karena tidak ada cahaya proses menjadi tersendat. Apa yang menyebabkan cahaya padam? pion ini tugasmu! Pion 1 : sedang kami usahakan kapiten tapi ini sulit, kita hanya bisa menunggu. Pasokan listrik PLN menurun, kita harus mengurangi daya, Gonteng 1 : Lakukan! Pion 1 : tapi kalo kita kurangi, akan terjadi kepincangan pada proses secara keseluruhan Gonteng 1 : pakai otak. Hidupkan genset! Pion 2 : persediaan bahan baker habis kapiten! Gonteng 1 : ah…… tidak adakah jalan lain? waktu kita sangat terbatas. Kalau tersendat seperti ini terus, program akan gagal. SONG : CAHAYA 3X (gonteng) CAHAYA3X (Laron) SEJAUH BATAS MATA MEMANDANG CAHAYA MAKNAKAN KEHIDUPAN CAHAYA3X CAHAYA RUANG WARNA LUKISAN. KAMI HIDUP DEMI CAHAYA. MATI KAMI UNTUK CAHAYA, BERMIMPI DI CAHAYA…… LAMPU PERLAHAN MENYALA CAHAYA 3X Gonteng 1 : eh….. cepet……… Laron 1 : (menarik nafas) ya aku siap. Aku siap, sudah mulai beberapa saat yang lalu, berapa jam yang lalu, beberapa hari yang lalu, bahkan sebelum aku dilahirkan. Aku sudah siap untuk itu. Selamat tinggal semua kenangan, selamat tinggal semua yang terkasih, selamat tinggal segala kepengapan, selamat tinggal sang perkasaku. Kutinggalkan semua kenangan yang terindah, ingat-ingatlah diriku, sahabat dan semua yang terkasih. Kapiten aku siap, apa diluar sudah aman? Gonteng 1 : kau terlalu banyak membuang waktu. Bagaimana junior? Gonteng 2 : aman terkendali, Laron 1 : Pion terima kasih banyak, akan aku ceritakan kebaikan kalian pada semua mahluk diatas sana. Pion 2 : hati-hati, semoga menjadi mahluk yang sukses, ingat kita kalo sudah sukses. Laron 1 : kamu iri ya pada ku, kenapa dikehidupan sebelumnya kamu tidak berdoa untuk menjadi laron? Selamat tinggal. LARON 1 MENUJU TANGGA. BERHENTI, Laron 1 : laron tua bagaimana penampilanku, aku berharap menemukan pejantan perkasa di atas sana. Laron tua : aku doakan nak, kamu sudah sangat fantastis. Laron 1 : terima kasih. MENAIKI TANGGA DENGAN GESIT. SAMBIL BERNYANYI. SELAMAT TINGGAL SEMUA MENJADI KENANGAN AKU PERGI UNTUK MASA DEPAN OHHH………. PASTILAHLAH DISANA MENUNGGUKU LIHATLAH CAHAYA MENYAMBUTKU…… CAHAYA 3X (gonteng) CAHAYA3X (Laron) SEJAUH BATAS MATA MEMANDANG CAHAYA MAKNAKAN KEHIDUPAN DIDEPAN GERBANG, LARON 1 MENJADI RAGU Laron 1 : aahh… aku takut, perasaanku kenapa menjadi tak enak. Gonteng 2 : ah, itu hanya perasaanmu saja. Yakinlah, kamu akan mendapatkan hal terindah dalam hidupmu, itu baik untuk perkembanganmu, libido yang tinggi, kau harus segera menyalurkannya, diluar sana ….. tatap mataku, diluar sana….. tanda Tanya… pecahkan tanda Tanya itu…… aku tak bisa melukiskan dengan kata-kata keindahan itu, yang pasti ketika keluar laron-laron lupa untuk kembali keistan, karena mereka betah, menyenangkan. Habiskan waktumu dengan kesenangan-kesenangan itu. Laron 1 : oh ya… benarkah. Aku akan dapatkan yang aku inginkan, jantan perkasaku, cahaya gemerlap, terbang bebas….. ah…. Sayang kau hanya seekor gonteng kapiten. Gonteng 2 : eh nglunjak! Laron 1 : hahahaha…….. maaf. (menarik nafas) yah aku sudah siap. Gonteng 2 : sebentar . demi keamanan. GONTENG 2 MEMERIKSA GERBANG. Gonteng 2 : aman. Sudah berdoa dan ucapkan harapan-harapanmu.? Laron 1 : (menarik nafas) sudah…………….. Gonteng 2 : bagus, silahkan……. LARON 2 MULAI KELUAR LUBANG. Laron 1 : (tertawa riang, diluar) hahahaha………. Yuuuuuhuuuuu…….. Gonteng 1 : kerja yang bagus junior. Giliran selanjutnya. Cepat kesempatan terbatas. LARON-LARON LAIN GELISAH. Laron 3 : wah…. Dia terbang, bagaimana rasanya terbang diluar. Dia suka belanja, pasti deh setiap supermarket dia datangi. Laron 5 : kira-kira dengan sia nanti dia berkenalan, kemudian jatuh hati, kemudian bercinta. Laron 6 : coba tebak, begitu dia keluar tadi apa yang kemudian lakukan? Laron 2 : terbang…….. Laron 4 : menghitung, bunga, bintang-bintang, menggoda semua mahluk perkasa, memakan semua yang dia senangi…….. Laron 3 : bermain dengan cahaya……… bernyanyi, menari….. Laron tua : mungkin juga dia sedang bermain dengan anak-anak gunung……. Berkejar-kejaran………… anak-anak itu akan melompat-lompat untuk bisa menangkapnya. ]Laron 6 : menangkap? Kenapa anak gunung menangkapnya? Gonteng 1 : anak gunung suka terhadap kita, oh sungguh senangnya ketika bisa membuat mereka riang, kalian natinya akan dijadikan binatang kesayangan mereka, dimasukkan dalam rumah kaca yang mewah. Sudah….. sudah….. cepet, jangan sampai proses berhenti. Laron 2 : (berlari) aku menunggu waktu ini, tak usah kau Tanya, aku sudah siap. Jangan terlalu lama, kapiten jangan pelit-pelit menjaga gerbang, tak ada bahaya apa-apa. Jangan kau tarik lagi aku kedalam. Cahayaku. Gonteng 2 : cukup senior! Laron 2 ; ah…. Kata-kata itu lagi. Ada apa. Gonteng 1 : yang patut menanyakan hal itu adalah aku. Kamu terlalu cerewet. Ada apa junior. Gonteng 2 : situasi tidak mendukung, cuaca terlalu buruk, sementara proses dihentikan. Laron 2 : sial. Kenapa kau hanya percaya pada mulut juniormu kapiten. Informasi itu belum tentu kongkrit dan bisa dipertanggung jawabkan. Junior, kita sangat membeci kalimat `cukup` yang selalu kamu ucapkan. Itu melanggar hak asasi. Kamu mematahkan mimpi kami yang sedang bergejolak. Perasaan ini begitu dasyat dan meluap-luap, kau matikan begitu saja. Gonteng 2 ; cerewet, ini demi keamanan tolol. Laron 2 : keamanan yang mana, aku tak mau mati konyol di tempat lembab ini. Aku tak mau zombie seperti laron tua itu. Aku mau bebas. Gonteng 1 : cukup, tidak ada alasan kamu menentang para gonteng., apa aku undur kembali urutanmu? Laron 2 : Tidak, cukup. Baik…baik…. Aku menunggu, tapi apabila telah aman, itu giliranku. MUSIK MENGALUN PELAN. NYANYIAN - NYANYIAN PENANTIAN KAUM LARON. SANG WAKTU BISU, JIWA YANG NGILU GELAP MEMANDU, BELUM KUDAPATKAN CINTA ITU…. ALAM GELAP, LEMBAB, PENGAB. Ah…. Aku sudah bosan! BICARA PADA BATU, BELUM KUDAPATKAN AWAN BIRU RUMPUT-RUMPUT, PEPOHONAN, MENDUNG…… MENANYAKAN PADA WAKTU, HINGGA NGILU KAPAN….KAPAN….KAPAN…… WAKTU ITU ? ………. Raja Laron : Kubuka mata kembali, ada cahaya. Dimimpiku ada cahaya. Cahaya-cahaya menyatu dalam kearifan pikir dan cinta. Purnama dalam malam rintik hujan, seperti mandi tujuh rupa kembang. Ada dendang tembang dari seruling anak gunung yang menafsir waktu. Ada cinta dalam cahaya. Surya jingga menyatu dalam aroma violet, musnah racun yang menggerogoti hati dan pikir. Nafaspun menjadi emas dalam hangat serta kilau cahaya. Cahaya mengukuhkan hidup. Gonteng 1 : terpaksa kami panding untuk sementara sang perkasa. Sungguh sangat terpaksa . apabila dipaksakan akan berakibat sangat fatal. Raja Laron : Tidak mudah mendapatkan keabadian, harus bersabar. Ada ribuan cinta menghangat dalam cahaya. Diamond-diamond yang mengukuhkan hidup kita, tidak mudah untuk mendapatkan hidup yang sejati. Laron 3 : sang perkasa, kami sudah tak betah lagi terus menunggu. Kapan kami dapatkan kesejatian dan cinta itu? Laron 2 : cahaya, diamond, tak akan kami sia-siakan begitu saja. Laron tua : mereka terlelu bersemangat sang perkasa. Jangan biarkan semangat itu luntur. Laron 4 : tak akan luntur laron tua, kami akan tinggalkan semua kenangan gelap ditempat ini. Laron 2 : bermandikan sang cahaya, pejantan-pejantan perkasa diluar sana. Bunga-bunga……….. Laron 5 : siapa yang peduli kemudian dengan nasib laron tua disini?. Laron 6 : ya….. ikutlah bersama kami, cahaya diluar akan membuat kau menjadi sehat, lebih muda lagi. Laron tua : tidak, aku sudah bersumpah untuk menunggui sang perkasa sampai mati. aku sudah dapatkan banyak hal dalam hidup ini. Ajaran-ajaran sang perkasa sudah cukup membuat terhanyut. Biar aku intip dunia atas tanah dari istana ini, sudah cukup kulihat bunga yang cantik tumbuh di depan gerbang istana, sudah cukup juga kunikmati cahaya yang menyusup masuk lewat gerbang. Aku sudah menyatu dengan aroma istana ini, sang perkasa telah memberikan yang terbaik untukku, kuabdikan waktuku untuk tempat ini, menemani gonteng dan pion – pion, setidaknya memberikan penghargaan kepada mereka bahwa masih ada laron yang mau menemani mereka sampai akhir laron ini mati membusuk. Gonteng dan pion hidup hanya untuk mengabdi pada sang perkasa dan laron-laron, selebihnya mereka mati terhormat ditempat ini. Raja Laron : cinta dan pengabdian tak lepas dari pengorbanan. Dikelahiran yang akan datang para pion akan menjadi sang penyelamat, gonteng yang sakti. Gonteng yang sakti di kehidupan yang akan dating menjadi kaum bermahkota laron yang anggun. Akar rumput akar ilalang mengakar hidup tak pernah hilang, akar rumput semak belukar, hidup adalah untuk berjuang, seperti halnya rumput hidup untuk yang lainnya. Laron tua : Kalian dengar, aku sudah begitu tentram dengan kewibawaan sang perkasa. Tidak ada yang kucari lagi. Laron 6 : hebat laron tua tetap bersikukuh mati ditempat ini. Hal yang luar biasa. Laron 5 : apakah kau tidak cemburu ketika masa mudamu dulu ditinggalkan laron-laron lain bermigrasi Laron tua : tidak. Justru aku malah bersyukur. Laron 5 : bersyukur Laron tua : Sebab aku menjadi laron yang beruntung. Laron 5 : Kau menyebut terkurung ditempat ini sebagai sebuah keberuntungan? Laron tua : generasi satu letengku tidak seberuntung saat ini. Waktu itu Cuaca diluar tidak memungkinkan kami keluar kepermukaan. Menurut kabar yang dibawa gonteng dan pion waktu itu sedang musim kemarau. Tidak diperkenankan walau membuka gerbang sekalipun. Istana ini banyak terjadi malapetaka, cuaca sangat menyiksa, banyak dari kami yang mati muda di istana ini, hanya laron-laron yang kuat saja yang mampu bertahan hidup lama. Kami terancam punah. Laron, pion dan gonteng bersama sang perkasa berjuang untuk hidup. Laron 2 : Mereka mati? Hanya kau kaum laron yang tersisa, saat ini bukan musim kemarau to? Kapiten keadaan diluar bukan seperti yang diceritakan laron tua itu kan? Kita tidak akan mati muda diistana ini to? Kapan migrasi ini di lanjutkan lagi? Gonteng 2 : Bukan musim kemarau, justru hujan terlalu lebat! Kita menunggu sampai hujan berkurang atau reda. Setelah itu migrasi kita lanjutkan. Laron 2 : jangan bohong, sudah sejak ribuan antrian yang lalu aku menunggu. Tapi kenapa setelah sampai pada giliranku kalian cancel! Gonteng 2 : bukan di cancel tapi dipanding. Laron 2 : bagiku sama saja. Laron 4 : ya……. Cepat buka kembali, kami akan berjuang sendiri. Yakinlah pada kami. Laron 2 : Ayolah, aku sudah tak tahan. Laron 3 : luar biasa keinginan yang mendorongku, seperti bom molotop yang meledak-ledak, ledakan kecil yang semakin lama terus memacu hasratku untuk keluar. Laron 5 : yah, terbang menjaring waktu disisa usia. Aku ingin hidup seribu tahun lagi bermandikan mentari. Pagi yang membangun mimpi. Laron 6 : laron-laron terbang, kita satu visi. Ah….. mimipi kita sedang menunggu di permukaan bumi, sejak pertama kali kita bernafas, kita hanya menunggu. Hanya aroma, aroma dunia luar yang tercium dari tempat ini, kita hanya bisa membayangkan. Hanya tinggal selangkah, lagi-lagi gonteng itu menghalangi kita kembali. Kenapa ketika giliiran kita tiba-tiba migrasi dipandeng. Alasan klasik. Minggir!. Kita bersatu, kita terobos saja aturan main dari gonteng-gonteng ini. Laron 4 : Kamu berani? Laron 6 : apa yang ditakuti! Gonteng 2 : senior. Gonteng 1 : tetap ditempat! Sudah mulai nglunjak. Tidak menghormati aturan! Laron 4 : benar kamu berani? LARON 6 MENGANGGUK. GONTENG 1 MEMUKUL LARON 6. LARON 6 TERSUNGGUR. Gonteng 1 : kamu juga berani? (pada laron 4) Laron 4 : ( gugup ) Gonteng 1 : bagaimana, ada yang lain? SUASANA HENING. Gonteng 2 : wah habat senior. Gonteng 1 : memang harus begitu. Raja Laron : seharusnya tidak sampai seperti itu kalau kalian saling mengerti tugas dan tanggung jawab masing-masing. Gonteng 1 : maaf membuat sang perkasa yak berkenan MASUK PION 1 Pion 1 : kapiten, disektor barat terjadi kebocoran. Nampaknya terlalu besar dorongan dari luar sehingga gerbang barat jebol. Sebagian laron-laron sudah diungsikan kesektor selatan, permasalahannya sektor selatan sudah terlalu padat para laron-laron. Apabila dipaksakan tidak baik untuk mereka. Gonteng 1 : bagaimana disektor utara dan timur? Pion 1 : sudah tidak ada area lagi. Juga telah padat. Gonteng 1 : apa kerja kalian selama ini. Ini tanggung jawab kalian! Pion 1 : Junior!!!! MASUK PION 2 Pion 1 : laporkan pengerjaan projek-projek kita, kapiten perlu laporan sekarang! PION 2 AKAN EXIT. Pion 1 : heee….. mau kemana? Pion 2 : Mengambil pembukuannya. Pion 1 : Cukup lesan saja! Informasi ini dibutuhkan segera. Gonteng 2 : jangan di Mark up Pion 1, 2 : Tentu tidak!!! Pion 2 : secara keseluruhan projek suadah sesuai dengan target, malah di sektor selatan sudah melebihi dari target awal. Selama 1 periode area kita bertambah sebesar 40%, prestasi yang sangat menggembirakan….. Gonteng 1 : bukan kamu yang harusnya memberikan komentar! Raja laron : Prestasi yang sangat menggembirakan. Lanjutkan nak………. Pion 2 : dengan persentase bertambahnya area sebesar itu maka wilayah dari komunitas kita sekarang sepanjang 200 KM. Gonteng 1 : 200 km? luar biasa……. Pion 1 : laporkan juga perkembangan teknologi. Pion 2 : untuk mengimbangi area yang luas tersebut, untuk memudahkan komunikasi dan mobilitas, telah dipersiapkan angkutan-angkutan mesin berbahan baker organic, dari kotoran kita, yang ternyata terbukti praktis dan ekonomis. Poneself sudah bukan barang mewah lagi, sudah tersedia banyak dipasaran seperti kacang goring. Gonteng 1 : Luar biasa. Tapi kenapa beberapa waktu yang lalu kau mengatakan tidak ada tempat lagi? Pion 2 : sebabnya adalah……….. Pion 1 : sebabnya adalah natalitas laron juga semakin meningkat, peningkatan natalitas tersebut melebihi penambahan area kita, hasilnya terjadi juga peningkatan jumlah penduduk perkapita yang tinggi. Ini disebabkan karena……. (menarik gonteng 1) karena sang perkasa semakin produktif, libidonya semakin meningkat. Gonteng 1 : baik, baik…….. sudah aku terima laporannya dengan baik. Kembali pada tugas masing-masing. PION MENUJU EXIT. Pion 2 : Senior, perasaan ada sesuatu yang aneh deh………. Pion 1 : Ah…. Perasaanmu saja. Kerjaan kita telah beres. Pion 2 : apa ya……… PION EXIT GONTENG 1 MONDAR-MANDIR RESAH. Gonteng1 : Junior, kemarilah. GONTENG 2 TURUN MENUJU GONTENG 2 Gonteng 2 : Ya, ada apa senior. Gonteng 1 : ada banyak hal yang harus kita bicarakan………… Gonteng 2 : baik, kita mulai dari mana senior…….. Gonteng 1 : ya…… (bingung) kita mulai dari mana ? Gonteng 2 : Terserah dari senior Gonteng 1 : Sekarang terserah kamu deh, apa yang akan kita bicarakan. Gonteng 2 : Lho……. Gonteng 1 : besok kau sudah gantikan aku menjadi gonteng senior, sebentar lagi aku sudah pensiun, jadi mulai dari sekarang kamu harus sudah mulai cerdas. Kau calon desition maker. Mengerti !! ayo bersemangatlah ! Gonteng 2 : Baik, saya mengerti………… tapi yang kita bicarakan sekarang saya belum mengerti……. Gonteng 1 : ahhhhh…………. Baik, kita analisi satu persatu permasalahannya. Yang pertama, para pion sudah menjalankan tugas mereka dengan prestasi yang menggembirakan. Kita patut acungi jempol……. Gonteng 2 : Bagus….. berarti bukan sebuah permasalahan. Gonteng 1 : yang kedua sebelum pion-pion itu datang kemari, muncul persoalan terjadinya pemberontakan kecil dari oknum laron, yang itu kalau di biarkan terus menerus bisa memprofokasi laron yang lain dan menyebabkan pemberontakan yang lebih besar lagi. Gonteng 2 : Itupun sudah bukan menjadi persoalan lagi, sebab secepat kilat telah terselesaikan tadi oleh senior. (pada laron) ada yang berani menentang lagi?!!! Laron-laron : Tidak ada. Gonteng 1 : persoalan yang ketiga………… eeee…… kau tidak mencatat persoalan yang ketiga ? GONTENG 2 MENGGELENG. Gonteng 1 : Ahhh……. Sial, aku juga lupa …………… MASUK PION 1 DAN 2. Pion 1 : Maaf kapiten………. Lalu bagaimana perintah dari kapiten untuk mengatasi persoalan ini? Pion 2 : Darurat lho ten. Gonteng 1 : persoalan apa lagi? Pion 1 : yang tadi. Gonteng 1 : yang mana? Pion 1 : ahhhh…… 30 % area barat telah di penuhi oleh air bah. Banyak laron dan pion yang mati tak bisa menyelamatkan diri. Pikiran kita telah buntu. Sudah coba kami mematikan area yang bisa memungkinkan meluasnya bencana dengan menutupnya, tapi kebocoran semakin bertambah. Gonteng 1 : (gugup) ini yang kumaksud permasalahan yang ketiga.tadi. bagimana menurutmu, kau harus berfikir cepat, kau calon penggantiku. Gonteng 2 : (gugup) tapi saya kurang yakin dengan keputusan saya sendiri. Gonteng 1 : kau harus yakin dengan apa yang kau buat. Kau harus berani junior. Gonteng 2 : (gugup) ya saya harus berani…… (melihat raja laron) Gonteng 1 : jangan………… Gonteng 2 : sang perkasa bagaimana ini, kami sudah cuntel, sang perkasa harus…….. sang perkasa kembali tertidur. Gonteng 1 : ini sudah menjadi tanggungjawab kita. Pion 1 : ayolah dipercepat…… Gonteng 2 : baik, langkah kita sekarang adalah…….. astaga………. Gerbang lupa ku tutup. Gonteng 1 : bagaimana kalau bah lewat gerbang pusat? RAJA LARON TERBANGUN. Raja laron : gerbang! Lubang, ada yang mau keluar kembali!!!! Cepat!!! Gonteng 1 : Sang perkasa, (pada laron) persiapkan segala sesuatu, buat upacara penyambutan untuk saudara- saudara kalian yang akan datang. Raja Laron : jabang benih, jabang sulung. Menitis nyawa dari cinta. Tujuh cahaya samput keturunanku. SUASANA GADUH MEMPERSIAPKAN PROSESI KELAHIRAN SULUNG. RAJA LARON MENGERANG-ERANG. ANEKA CAHAYA KELUAR DARI DALAM PERUT RAJA LARON. Raja Laron : sulung, cahaya menyambut kalian. Berpestalah dengan saudara-saudaramu. KELUAR DARI PERUT RAJA LARON SULUNG-SULUNG.TIBA-TIBA AIR MELUAP MASUK DARI GERBANG.. SUASANA GADUH. GONTENG 1 DAN PION LARI KEARAH GERBANG. Laron tua : selamatkan sulung. Gonteng 1 : dipercepat junior! BERSUSAH PAYAH MEREKA MENUTUP GERBANG. AIR TERKADANG MELUAP KELUAR. TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA DARI LUAR. Semut : buka, jangan ditutup dulu, buka cepat!!!! ADA DOBRAKAN DARI LUAR. Gonteng 2 : ada penyusup senior. Gonteng 1 : jangan biarkan penyusup itu masuk. BERUSAHA KERAS MENAHAN GERBANG, LAMA KELAMAAN BERHASIL MASUK SEMUT. SECEPATNYA KEMUDIAN GONTENG 2 MELUMPUHKAN SEMUT. Semut : Aku hanya mampir Laron 2 : waooo, mahluk asing……. Mahluk perkasa…… Semut : Halo………… aku jadi bernafsu. LARON-LARON COBA MENDEKAT. Gonteng 1 : dia musih kita, dia akan memakan kalian hidup-hidup. LARON-LARON BERLARI MENJAUH. Laron 3 : Ihhhh….. kanibal….. Semut : akhhhh…… jangan main kasar. Aku hanya mampir ketempat ini. Bukankah kita saudara?, kita hidup bartetangga Gonteng 2 : mulut licik! Semut : cuaca diluar sungguh sangat buruk. Rumah-rumah kami hancur. Kami tak dapat tidur nyenyak, persediaan makanan habis, tidak ada lagiu makanan yang bisa kami makan. Gonteng 1 : Lalu kau ating kemari untuk melalap para laron, begitu? Semut : kamu salah paham saudaraku, aku hanya ingin berteduh di rumah kalian ini. Gonteng 1 : Istana ! Semut : Ya….. istana, terserah kalian menyebut tempat ini apa. baru sekali ini aku bisa mampir ketempat kalian, tadinya aku ragu, pasti kalian akan berfikiran buruk terhadapku. Tapi aku yakin, kalian komunitas yang baik, mau menerima dan membantu dari kesusahan mahluk lain. aku beranikan diri saja masuk ketempat ini, kalau tidak aku akan mati hanyut terbawa arus. Gonteng 1 : Simpan cerita-cerita licikmu. Junior, masukkan ketahanan. Semut : hei…… tunggu, sungguh aku perlu bantuan kalian. Aku hanya ingin mempir dan berteduh. SEMUT DISERET, DIMASUKKAN DALAM KURUNGAN Raja Laron : siapa mahluk asing itu? Gonteng 1 : mahluk inilah yang selalu memakan laron-laron. Raja laron : biadab, mahluk macam apa kau, dimana perasaan mengasihimu. Kau hidup tanpa cinta. Siapa yang melahirkanmu? Dari apa benihmu sehingga tidak ada unsur cinta dalam jiwamu. Semut : Gembrot, sudah kukatakan, aku kemari hanya sekedar mampir, tidak ada niat buruk dariku. Gonteng 1 : Lancang ! GONTENG MENGADAKAN PENYIKSAAN. Semut : (mengerang kesakitan) akh….. justru aku meminta perlindungan disini…….. diluar cuaca sangat ganas……… GONTENG 1 MENGHENTIKAN SIKSAAN Gonteng 1 : bagaimana, merasa lebih baikan? Apa otakmu sudah tercuci Semut : berlakulah sopan pada tamu kalian……… SIKSAAN KEMBALI DILAKUKAN. Semut : cukup, hentikan…….. Gonteng 1 : berapa laron yang pernah kau telan? Semut : aku tak mempunyai maksud buruk seperti itu. Gonteng 2 : Wah pose yang menarik. Semut : sudah menjadi siklus kehidupan kalau laron – laron menjadi salah satu mangsa kita. Bagi kami kalian adalah mahluk penolong, kalian mahluk luhur……….. MENGHENTIKAN SIKSAAN. Gonteng 1 : apa maksudmu mahluk luhur ? Semut : bukankah bisa dikatakan luhur apabila mengorbankan diri untuk mahluk lain. SIKSAAN BERLANJUT. Gonteng 1 : brengsek, kau maksudkan kami relakan begitu saja diri laron-laron menjadi makanan lezat kalian. Semut : kami memakan bangkai mereka, kami tidak memakan laron-laron yang masih hidup. Gonteng 1 : Bicara yang jujur. Semut : hentikan……… Gonteng 2 : makanya bicara yang jujur……… Semut : baik…… karena faktor terpaksa maka kami juga harus menggerogoti laron-laron yang masih hidup. Tapi sumpah karena terpaksa………… Gonteng 2 : alasan apa keterpaksaan itu? Semut : ya kalau menunggui laron-laron mati terlebih dulu sampai kapan kita akan makan? SIKSAAN AKAN DILAKUKAN KEMBALI TAPI BATAL Pion 2 : kok dihentikan kapiten? Gonteng 1 : (terengah-engah) capek……… Laron 6 : kami protes, kenapa kau tidak matikan saja mahluk ini. Raja laron ; laron mahluk penuh cinta. Kalian ada karena cinta, jangan kalian balas kebiadaban dengan kebiadaban yang lainnya. kebiadaban itu akan menimbulkan malapetaka yang baru. Kapiten jangan kau hadirkan kekerasan – kekerasan didepan mata sulung-sulung yang baru lahir LARON 3 BERLARI KEARAH SEMUT. Laron 3 ; hai mehluk perkasa… hebat kalian bisa memakan kami, sudah berapa banyak laron yang kau makan. Semut : oh… aku tambah bernafsu kembali……. Kenapa kau tanyakan itu? Laron 3 : aku ingin tahu seberapa besar keperkasaanmu? Semut : hahaha……. Berapa potong tubuh laron aku tak ingat. Laron 3 : apa kau tak mencintai kami. Semut : justru aku sangat mencintai kalian, itu adalah sebagai bukti cinta kami, dengan memakannya maka kami memiliki kalian sepenuhnya, kalian akan menyatu dengan kami. Kemana-mana akan saling memiliki, kalian adalah bagian dari kami. Kalian juga memiliki kami.. bukan hanya cinta, tetapi juga tubuh. Laron 3 : oh…. Ya, cintailah aku kalau begitu…….. LARON 2 MENDEKAT. Laron 2 : makanlah aku, ajaklah aku kedunia luar. Laron 3 : apa kau juga suka menduakan cinta? Semut : (menggeleng) Laron 3 : kalau begitu jangan dengarkan dia. Aku yang pertama kali kau temukan. Laron 2 : Aku lebih menarik. Laron 3 : aku yang lebih gemuk dan empuk. LARON – LARON LAIN MELIBATKAN DIRI. Laron 6 : pertimbangkan juga aku. KOREO DAN SONG TERJADI PERSAINGAN ANTAR LARON-LARON. Gonteng 1 : Bodoh, itu bukan cinta, tubuh kalian akan digerogoti sampai habis, masuk kedalam perutnya, dicerna dalam perut sampai halus, setelah itu kalian akan dicampakkan, dibuang lewat anus Laron 2 : dia bilang itu adalah cinta. Gonteng 1 : itu kanibal. Cinta sejati adalah dimana kita silau olehnya, dimana hidup kita berarti karenanya, kita menjadi mahluk yang eksotik, kita dapatkan pada cahaya. Terbang mengarungi udara lepas. Menyatu dengan alam luar. Laron-laron mahluk esotika ( Bernyanyi.) Laron 2 : benarkah diatas sana banyak diamond-diamond yang bersinar?. Laron 3 : benarkah cahaya diluar begitu hangat dan menggairahkan, membuat kita awet muda? Laron 4 : benarkah banyak mahluk perkasa diatas sana? Laron 5 : benarkah laron-laron menjadi mahluk esotik disana? Laron 6 : benarkah laron bisa terbang bebas sampai kelangit dan mega-mega bahkan sampai istana bernama rembulan dan galaxy? Gonteng 1 : jangan bertanya pada musuh Gonteng 2 : bagaimana menurutmu dengan keperkasaan gonteng dibanding dengan mahluk lain di atas sana. Pion 2 : ada mahluk lain yang memiliki loyalitas sehebat kami? Pion 1 : bagaimana kalau……….. Gonteng 1 : jangan bertanya pada musuh!!!. Ini peringatan untuk kalian. SEMUA TERDIAM Semut : sebenarnya aku pengen menjawab dari pertanyaan kalian satu-persatu, karena kalian terikat pada peraturan, aku tak bisa memaksakan kalian untuk melanggar peraturan yang berlaku. Cobalah saja sendiri kalian keluar dari tempat ini………. Hahahaha…….. Laron 3 : heeee…….. tertawamu mencurigakan, kami tidak senang dengan gaya tertawa seperti itu. Semut : ternyata kalian juga ikut mencurigaiku. Bukankah benar kalian sungguh sangat ingin keluar dari tempat ini, kemudian bisa melihat dunia luar sana. Jika esok hari udara segar, kilauan kristal embun-embun memenuhi jagad, bungai-bunga warna-warni tumbuh, esotik, cahaya matahari menyusup masuk lewat celah-celah pepohonan, paru-paru begitu segar. Perlahan kehangatan mulai bertambah, matahari perlahan menaiki mega, cahaya perlahan juga mulai bertambah terang, kita bisa melihat dunia lebih luas lagi. Bila sore tiba langit memunculkan warna jingga, matahari tenggelam disemak, nafsu mulai meningkat, hingga perlahan sinar terang matahari tergantikan oleh sinar remang rembulan yang indah. Makluk-mahluk terlelap dalam cinta, rembulan yang cantik, membangkitkan cinta menjadi begitu hangat……. Laron-laron : Ohhh…….. its so romantic…….. Sulung : (Menangis) SEMUA TERTUJU PADA SULUNG. Gonteng 1 : ahhhh kalian melupakan sulung……. Laron 4 : kenapa sulung? Sulung : aku pengen cepet dewasa dan bisa bercinta Laron 3 : oh…. Adikku, (pada laron-laron lain) kalian dengar sendiri bukan harapan mulia dari sulung, bersyukurlah kita karena kita telah dewasa. Tapi sayang kedewasaan ini tidak segera kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, kenapa kita selalu menunggu? Kita harus mempunyai pendirian yang jelas. Jangan kita siakan waktu walau hanya satu kedipan mata saja. Kita dapatkan cinta, kebebasan dan cahaya diluar. Aku sudah gatal…… apapun alasan para gonteng menahan kita, yang paling berkuasa disini adalah sang perkasa, jadi sebaiknyalah kita langsung memohon pada sang perkasa untuk segera merekomendasikan kita. Bagaimana saudaraku ?.......... SEMUA SALING BERPANDANGAN. Laron 2 : aku sepakat, dan tetap aku yang petama kali keluar……… Laron 3 : tidak masalah, setelah itu aku…….. bagaimana saudaraku? Laron-laron : Sepakat……… LARON-LARON BERPUTAR-PUTAR PADA RAJA LARON Raja laron : oh… apa yang kalian minta? SONG : KILAUAN CAHAYA YANG SILAU CINTA YANG HANGAT MUSIM PENGHUJAN, JIWA YANG KEMARAU ADA KEDAMAIAN, ADA KEBEBASAN CINTA…….. DIMAYAPADA DANCE : DAUN-DAUN, BUNGA-BUNGA, PEPOHONAN LANGIT BIRU, MATAHARI, SINAR BULAN. SUARA-SUARA………. NYANYIAN …………. CINTA……. Laron 2 : BERI KAMI ARTI……… HINGGA BATAS HARI………… BUKAN SEKEDAR MIMPI………SEGERAKAN KAMI UNTUK JARING MIMPI….. SEGERAKAN KAMI UNTUK NIKMATI HARI…….. SEGERAKAN KAMI UNTUK LALUI PAGI……….. Laron tua : sang perkasa, kita tidak bisa menyalahkan mereka, keinginan mereka begitu meluap-luap. Seusia mereka sedang bergejolak. Sebagai mahluk yang pernah muda aku juga paham. Raja laron : Daun-daun, bunga-bunga, matahari, sinar bulan. Suara nyanyian-nyanyian satwa, aku juga belum pernah merasakan, namun aku percaya, dunia begitu indah, hanya saja aku tak rela kalau mereka mengalami kesulitan. Laron tua : kalian dengar sendiri, begitu mulia sang perkasa…….. Raja Laron : tapi kalau kalian memaksa…………. Gonteng 2 : sudah bisa……….. SEMUA TERHENTI Gonteng 2 : sudah bisa di lanjutkan senior! Gonteng 1 : benar telah aman? Gonteng 2 : begitulah deteksi kondisi luar sana KEPADA RAJA LARON. Gonteng 1 : sang perkasa, waktu yang tepat, sudah bisa dilanjutkan migrasinya. Raja laron : Daun-daun, bunga-bunga, matahari, sinar bulan. Suara nyanyian-nyanyian satwa,sekarang sedang menunggu kalian. SEMUA GEMBIRA DAUN-DAUN, BUNGA-BUNGA, PEPOHONAN LANGIT BIRU, MATAHARI, SINAR BULAN. Laron 2 : akhirnya……… Gonteng 1 : yang tertib, semua berbaris menurut nomer yang telah ditentukan. PROSES KELUAR MULAI BERLANGSUNG. LARON 2 SAMPAI DIDEPAN GERBANG, TIBA-TIBA MUNCUL DARI LUAR GERBANG LARON 1 DENGAN KEPAYAHAN. KEMUDIAN JATUH. Gonteng 1 : hentikan proses ! SEMUA BERLARI KEARAH LARON 1. PION-PION MENGANGKAT LARON 1 KEPEMBARINGAN. Gonteng 1 : sang perkasa, salah satu laron kembali lagi. Hal yang luar biasa terjadi. Raja laron : kembali…….. (gemetar, dengan suara keras) apa yang menyebabkan dia kembali? tidak ada perintah dariku untuk kembali, sebuah dosa besar, pelanggaran etika……… bunga-buanga, dedaunan, matahari, sinar buaan, langit mendung, rintik hujan, cinta, cahaya, kebebasan, apa yang mengaburkan moralnya, merusak pikiranya?!!!....... interogasi dia……. Gonteng 1 : sang perkasa begitu marah……….. BERLARI KEARAH LARON 1. Gonteng 1 : bagaimana kondisinya?.......... diam dulu kalian……. (pada laron 1) pertanyaan sederhana dan harus kau jawab. Kau melihat keindahan itu bukan, kilauan cahaya, warna-warna, kebebasan, kehangatan, begitu megah, menyenangkan…… LARON MENGANGGUK. Gonteng 1 : jelas otakmu telah rusak, kau berikan keanehan diluar kebiasaan laron, kenapa kau kembali masuk keistana, bukankah kau juga dapatkan saudara-saudara kita yang asik terbang menikmati kebebasan? Laron 1 : sungguh esotik, mengesankan, menggairahkan……… tapi….. Gonteng 1 : tapi apa ? Laron 2 : benarkah diatas sana banyak berlian yang bersinar?. Laron 1 : banyak fatamorgana yang menyesatkan Laron 3 : benarkah cahaya diluar begitu hangat dan menggairehkan, membuat kita awet muda? Laron 1 : cahaya yang menyilaukan mata dan membakar tubuh, sayap-sayap patah karenanya. Laron 4 : benarkah banyak mahluk perkasa diatas sana? Laron 1 : mahluk-mahluk liar yang siap memangsa setiap saat, bila kita lengah kita tak tahu kemudian ada diperut mahluk apa. Laron 5 : benarkah laron-laron menjadi mahluk esotik diasana? Laron 1 : ya, esotik, benar-benar esotik….. menjadi buruan banyak mahluk, tak ada tempat yang aman untuk laron. Laron 6 : benarkah laron bisa terbang bebas sampai kelangit dan mega-mega bahkan sampai istana bernama rembulan dan orbit galaxy? Laron 1 : setahuku, baru sampai pada cahaya lampu dan neon-neon yang menyilaukan, selebihnya mungkin telah kehilangan sayap, jatuh terpelanting kemudian menjadi buruan pemangsa. Semut : hahaha. Biar aku tegaskan, kalian bermigrasi hanya untuk mati ! Gonteng 1 : jangan ikut angkat bicara ! Laron 1 : (ketakutan) mahluk seperti itu yang terakhir memburuku, ketiga sayapku telah patah, ratusan mahluk serupa dengannya memburuku, aku tak perdaya ketika mereka menyeret-nyeret tubuhku, hingga akhirnya kemudian arus air bah yang menyelamtkan aku dari mereka. Mengerikan, banyak saudara kita yang terkapar tak berdaya, tak bisa lepas dari bahaya, hanya patahan sayap yang tersisa. Semut : setahuku kami hanya menunggu waktu, tidak ada niatan kami untuk membunuh, kalian yang mengantarkan nyawa kalian, bukan kami yang mematahkan sayap kalian, tiba-tiba saja kalian datang kesarang kami, terbanglah kalian sesuka hati kalian itu hak kalian, tetapi ketika kalian sampai sampai ketanah itu baru sepenuhnya menjadi hak kami. Laron 2 : aku mengundurkan diri! Laron 3 : oh laron tua, aku akan menemanimu menghabiskan waktu di istana ini, tidak ada lagi hasrat kembali aku untuk terbang. Laron 4 : kesetian laron tua pada sang perkasa cukup beralasan. Laron 5 : aku juga mengundurkan diri. Aku akan menemani sulung-sulung bermain. Laron 6 : biar posisiku digantikan yang lain. Gonteng 1 : eh…. Bagaimana ini, proses harus tetap berlangsung. Laron–laron : Tidak mau !!! Gonteng 2 : He… kalian mau melanggar peraturan! LARON-LARON LARI MENEPI Gonteng 2 : (pada laron 1) kau provokator ! (mau memukul) Gonteng 1 : junior ! pion-pion! Kita adakan brefeng mendadak! Cepat ! GONTENG DAN PION-PION BERKUMPUL LARON-LARON MELIHAT DENGAN WAS-WAS. Gonteng 1 : baik, laksanakan……. GONTENG DAN PION LARI KEARAH LARON-LARON, MENGEJAR LARON LARON. SALAH SATU LARUN BERHASIL DITANGKAP, DIPAKSA KELUAR. Raja laron : ini bukan arena gobak sodor! SEMUA BERHENTI. Gonteng 1 : mereka tidak mengindahkan perintah dan aturan yang dibuat, pasal 23 : usia dibawah 15 waktu laron dikatakan masih usia sulung, jadi tidak diwajibkan keluar istana, usia diatas itu sudah diwajibkan untuk keluar istana. Gonteng 2 : kalau dibiarkan terus menerus kredibilitas penegak aturan akan merosot, aturan bisa disamarkan Pion 1 : akan berdampak besar bagi proses pembangunan, akan berjalan tersendat-sendat. Pion 2 : penyelewengan-penyelewengan anggaran……….. Pion 2 : he……. Terlalu jauh. Laron 3 : ternyata aturan-aturan itu merugikan kita! Raja laron : kalian lupa akan tujuan awal kalian, waktu yang kalian tunggu selama ini telah ada didepan mata kalian. Jangan terpengaruh pada oknum yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kalian yang harus membuktikannya sendiri. Dimana semangat kalian yang lalu, aku bangga pada kalian, cita-cita kalian luhur, buat aku bangga kembali, ini saatnya kalian mendapatkan apa yang kalian cita – citakan. Kalian mahluk luhur. Laron 2 : luhur? Raja laron : kemarilah berkumpul….. SEMUA PERLAHAN DENGAN RAGU BERKUMPUL Laron 4 : (pada gonteng dan dan pion) minggir kalian ! GONTENG DAN PION MENYINGKIR. Raja laron : ketika aku buka pertama kali mataku, sudah menjadi nasibku seperti ini, tidak seperti kalian, mimpiku untuk terbang, memeluk cahaya, melihat esotiknya dunia tidak akan pernah terpenuhi. Kalian mahluk special, mahluk luhur. Semut ; hebat, sigendut berceramah…….. Raja laron : memang banyak mahluk lain yang menunggui kalian di atas sana, burung burung yang menemani kalian terbang dan bernyanyi, kupu-kupu cantik, capung. Anak-anak gunung yang mengajak kalian berkejaran dan menari.udara di luar tak sepengab ditempat ini. Kalian akan dapatkan banyak cinta. Dunia luar penuh dengan cinta. Seruling anak desa, mengantar mereka pergi sekolah. Embun yang memandikan tubuh kalian. Laron 3 : jadi yang dikatakan saudara kita itu dusta……… Raja laron : sangat tidak masuk akal, dusta belaka, tak beralasan. LARON 3 MENYERET LARON SATU, MELEMPARKAN DIHADAPAN RAJA LARON. Laron 3 : tebus dustamu itu………… Laron 1 : kalian harus percaya padaku, terkadang kalian juga harus percaya pada orang asing, percaya pada musuh kita. Kebodohan kita selama ini adalah kita mempercayai pada alur sejarah yang secara turun temurun diwariskan pada kita, walaupun kebenarannya masih dipertanyakan. Kalian percaya pada sesuatu yang sudah dikultuskan. Tanpa berinisiatif secara akal pikiran mencari pembenarannya, ketika kalian sadar dengan kesalahan kalian itu sudah terlambat, karena kesalahan itu telah merengut kalian. Memang benar dunia penuh cahaya, penuh warna, yang tidak pernah kita dapatkan ditempat ini. Tapi tidak seperti yang dibayangkan, diluar sana banyak terjadi bantai-bantaiain………. Semut : wajar, jangan terkejut itu sudah menjadi hukum alam, mangsa dan dimangsa…….. Laron 1 : baik, aku juga sependapat dengan statementmu, kita tidak bisa lari dari hukum alam itu. Tapi yang terjadi sekarang adalah sudah sangat parah. Kita pelajari sejarah, leluhur-leluhur kita yang telah meninggalkan banyak pelajaran berarti bagi kita semua, juga kuliah-kuliah sang perkasa. Laron-laron dengan senang hati akan keluar dari istana walaupun kita sadar laron tidak bisa kembali lagi, cepat atau lambat semua mahluk hidup akan mati, laron juga tidak bisa mengelak, laron akan mati, dan mati tidak pada tempat dimana dia dilahirkan, laron akan mati terkapar di atas tanah, meninggalkan kotoran-kotoran sayap yang patah yang membuat geram manusia karena meninggalkan kotoren di lantai keramik rumah mereka. Pada sesuatu yang berkilau motifasi laron, ligh is my life, itu semboyan kita. Tapi sekarang cahaya-cahaya diluar sangat menyilaukan, membutakan mata kita, tidak ada lagi lentera atau petromak, semua telah digantikan dengan listrik, banyak laron yang mati tersengat listrik, terlalu silau karena menggunakan lampu tidak sebagaimana mestinya, pemborosan-besar-besaran Ada motifasi luhur lain lagi seperti yang dikatakan raja laron, laron bisa mati terhormat, laron akan membantu anak – anak manusia bermain, berkejaran dipagi hari, mereka akan melompat kesana kemari mengejar kita, sungguh tidak sia-sia kalau harus mati oleh mereka, itu jihad untuk kita. kita bangga ditanggkap oleh mereka, betapa nikmatnya ada pada genggaman tangan yang penuh Lumpur, terkadang mereka juga dengan setia menunggui didepan gerbang sesekali kepala mereka melongok, juga menyembunyikan diri dari intaian kapiten, dulu anak – anak suka juga memakan laron, tetapi sekarang tidak, anak-anak lebih suka bermain cyber game, permainan yang mereka anggap modern dan jenius tapi yang sebenarnya adalah merusak mental dan moral mereka, berperilaku hedonis, mendidik egois dan individual. Sekarang kita tidak bisa terbang terlalu lama, karena polusi udara yang membakar paru-paru kita. Saudara kita diluar, ternyata sekarang juga tidak sebanyak yang kita bayangkan, karena ternyata banyak istana laron yang telah musnah, permukaan tanah telah banyak ditutupi oleh semen, aspal dan bangunan-bangunan, tanah menjadi gersang dan tandus, manusia telah bingung mencari lahan-lahan baru. Tidakkah kalian merasakan perubahan suhu tanah yang sudah tidak sehat? Raja laron : cukup ! kau telah banyak mempengaruhi mereka, apapun yang terjadi sekarang dipermukaan bumi, kalian harus tetap keluar, ini perintah ! Laron 5 : tidak bisakah sang perkasa mempertimbangkan setiap perintah yang diberikan? Raja laron : justru perintah keras ini aku berikan pada kalian karena pertimbangan yang sangat matang dan dewasa. Kalian harus melawan perubahan yang terjadi diluar, sesuai dengan komitment awal kita, bahwa laron mempunyai siklus hidup yang demikian, lahir, tumbuh dewasa untuk terbang kemudian mati. Laron 5 : itu tidak berlaku sekarang ini, kami mending tidak akan terbang saja. Gonteng 1 : biar saya yang yakinkan mereka sang perkasa. Saudara-saudara, kalian tahu sendiri populasi laron diistana ini begitu sudah sangat padat, pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan pertumbuhan pembangunan dan peningkatan ekonomi, justru pendapatan perkapita semakin menurun. Walaupun pion-pion telah membangun bangunan-bangunan bertingkat tetapi tetap saja tidak bisa mengatasi masalah, penyeimbangan natalitas yang yang terus meningkat ini hanya bisa diimbangi dengan program migrasi ini. Kalau program ini macet, bisa bayangkan apa yang terjadi. Laron-laron : kebutuhan makanan meningkat, persediaan terbatas. Sangat pengap dan membosankan. Situasi semakin panas. Kesenjangan sosial, kerawanan sosial. Tingkat kejahatan laron meningkat. Saling berebut, bangtail-bantaian. Kerawanan kemanan………….. Gonteng 1 : nah kita sendiri yang susah bukan! Ayolah, buka kesadaran kalian, ini menuntut kedewasaan kalian berfikir. Laron 2 : Jika penyelesaiannya seperti itu, pihak kami yang dirugikan. Gonteng 1 : lalu………….. Laron 2 : kita cari solusi yang tepat bersama-sama, kita rundingkan……….. Gonteng 1 : baik, ayo kita berunding…….. Laron 2 : tidak seperti itu, rapat fraksi dulu, kemudian nanti masing-masing fraksi mengajukan usulan untuk dijadikan sebagai ketetapan bersama. Raja laron : permainan yang fair. Gonteng 1 : baik ANTAR LARON BERKELOMPOK, GONTENG DAN PION MENGIMBANGI. Laron 2 : kami sudah memiliki kesepakatan. Gonteng 1 : apa usulan dari kalian Laron 2 : karena selama ini pihak kami yang dirugikan, maka untuk mengantisipasi hal tersebut sang perkasa harus membuat aturan baru. Dan kami mengusulkan agar program migrasi diberlakukan pada gonteng dan pion! Gonteng 2 : apa tidak salah ? kami tidak mempunyai sayap untuk terbang, Laron 2 : kami juga bersepakat akan meminjamkan sayap untuk kalian terbang. LARON-LARON MELEPASKAN SAYAPNYA. GONTENG DAN PION TERBENGONG Semut : hahahahaha…….. keputusan yang luar biasa………. (meludah) sial, tapi rasa mereka pahit. Gonteng 2 : apa-apaan ini. Gonteng 1 : ini menyalahi kodrat. Pion 1 : aku jadi bingung. Pion 2 : asik, punya sayap (akan mengambil sayap) Pion 1 : Junior !!! PION 2 KEMBALI LAGI. Raja laron : usulan bodoh apa lagi ini. Walaupun demikian aku menghargai usulan kalian, tapi itu tidak masuk akal. Yang pasti apapun usulan kalian tetap saja aku yang akan memutuskan segala sesuatu. Aturan-tetap aturan. Aku pertegas, aku tidak suka dengan para pembangkang! Untuk apa ada penegak pereaturan disini kalau tidak difungsikan. (pada gonteng) kalian jangan menjadi lemah!. Baik karena kalian yang meminta perubahan aturan main, aku akan ganti aturan main di kerajaan ini. Laron-laron : (antusias) seperti apa sang perkasa ?! Raja laron : tetap ada program migrasi, dan laron yang harus menjalaninya ! LARON-LARON KECEWA. Raja laron : tapi ada sedikit perubahan, menimbang dari permasalahan yang ada. Agar tidak terjadi gejolak social, maka aku akan mengadakan kompetisi bagi kalian : tidak semua laron yang akan kita migrasikan, tetapi hanya laron-laron yang lemah saja. Laron 6 : maksudnya ? Raja laron : kalian harus saling beradu bila ingin tetap tinggal ditempat ini !. bagaimana, kalian bisa menerima aturan ini dan ini aku berlakukan mulai dari sekarang. LARON-LARON SALING BERPANDANGAN, KEMUDIAN SALING CURIGA. BEBERAPA SAAT TERJADI PERTEMPURAN ANTAR LARON. Laron tua : KILAUAN CAHAYA YANG SILAU CINTA YANG HANGAT MUSIM PENGHUJAN, JIWA YANG KEMARAU KILAUAN CAHAYA YANG SILAU MEMBUTAKAN MATA HATI……….. ADA KEKERASAN……….. HIDUP YANG HAMBAR MENCARI KESEMUAN MENELAN KEPEDIHAN CINTA YANG ALPA……………… Sulung : apa yang mereka lakukan? Laron tua : mereka merajang akal pikran mereka, menikam diri mereka sendiri, memusnahkan cinta yang mereka agung-agungkan. Mereka tengah membunuh ketakutan mereka atas kematian dengan mencetak kematian, kegelapan sedang menyelimuti akal pikiran mereka.. Sulung : apakah itu permainan ? Laron tua : itu proses hidup, mereka tengah mengikuti arus yang salah. Sulung : aku ikur bermain ah…….. Laron tua : jangan, itu khusus dewasa ! SULUNG MELIBATKAN DIRI Laron 4 : stop! stop! aduh aku capek, sakit…….. eh, kenapa kita jadi konyol seperti ini. Ah kau merusak tubuhku. Laron 5 : kau juga bernafsu menyakitiku Laron 6 : kita adakan brefing………. LARON LARON BERKUMPUL. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN. Laron 2 : eh… kapiten, apa kau tidak merasa prihatin sebagai penegak peraturan dan selaku keamanan dengan peristiwa seperti tadi ? Gonteng 2 : aku muak ! Laron 2 : lalu kenapa kau biarkan ? Gonteng 2 : aku punya senior, harus mengikuti senior. Laron 2 : (pada gonten 1) eh, kapiten apa kau senang dengan peristiwa tadi. Gonteng1 : (gugup takut, menggeleng) Laron 2 : kenapa kau biarkan ? Gonteng 1 :Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab, suka tidak suka harus dijalani dan dihadapi………… Laron 2 : pendeknya, loyalitasmu yang menyebabkan kau lemah seperti ini. GOMTENG 2 MENGANGGUK. Laron 2 : Pion…….. Pion 1,2 : kami tadi tak melihat dengan jelas……… Laron 2 : baiklah kita evaluasi bersama-sama kejadian dari awal . semua harap untuk berfikir secara cerdik dan bijaksana. Kita lakukan ini karena aturan, siapa yang membuat aturan?!!....... ayo jawab ? Semua : sang perkasa……. Laron 2 : kita paham, aturan itu dibuat karena pertimbangan yang realistis, yaitu komposisi yang paling tempat untuk menyelesaikan persoalan berkenaan dengan kepadatan populasi kita. Namun apabila kita berfikir secara realistis juga, siapa yang menyebabkan kepadatan itu?, siapa yang meningkatkan pertumbuhan populasi?, darimana populasi baru itu muncul. Karena siapa?. SEMUA MEMANDANG RAJA LARON. Laron 2 :Jangan hanya kalian memandangi saja. Gonteng 1 : kamu jangan lancang……….. Laron 2 : ayolah……….. kalian aku buat berfikir yang realis saja, sang perkasa setiap saat melahirkan laron-laron baru, menambah populasi. Yang kita lakukan sekarang adalah menghentikan pertumbuhan itu, jangan mengurangi apa yang telah ada. Kapiten kamu jangan lemah, kamu jangan menipu perasaanmu sendiri, jangan menjadi mahluk yang tidak mempunyai konsep. Sekarang kita rubah pola pikir kita. Aku ajak kalian untuk berontak. Membela kebenaran, toh ini untuk kelangsungan hidup kita. Gonteng 1 : se….se…se……sebenarnya……… (berfikir) baik aku ikut denganmu. Laron 2 : maksudmu? Gonteng 1 : tidak ada istilah takut bagi gonteng pada siapa saja….. Laron 2 : termasuk………. Gonteng 1 : termasuk pada sang perkasa. (pada gonteng 2 dan pion) bagaimana dengan kalian? Pion 1 : Jumlah kita lebih banyak bukan. Laron 2 : tentu saja, yang ada disini semua bersama kita. Raja : rupanya ada kesepakatan untuk makar bersama. Pikirkan dulu tindakan kalian! Kalian ada karena aku, apa kalian ingin menjadi mahluk yang durhaka? Memang karena nila setitik rusak susu sebelangnya. Jangan termakan hasutan. Kapiten, cepat laksanakan semua tugasmu, pion kalian harus segera melaksanakan program pembangunan dengan segera. Proses jangan sampai mandek begitu saja, tugas kita masih banyak. Laron 2 : bagaimana kita sudah siap. (pada laron 1) Lihat saudara kita itu, jangan sampai kita juga sepertinya, yang bisa mati konyol oleh peraturan – peraturan yang dibuatnya. LARON GONTENG DAN PION SIAP DENGAN FORMASI MENGEPUNG. LARON TUA MENYELAMATKAN SULUNG. TERJADI PERTEMPURAN ANTARA LARON, PION, GONTENG VS RAJA LARON. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN DENGAN BERSUSAH PAYAH RAJA LARON DAPAT DITAKLUKKAN, DIANGKAT, BERUSAHA DIBUANG KELUAR GERBANG. Raja laron : kalian akan sesali ini, kalian menyalahi peraturan dan kodrat. Hentikan. Ampun. Pertimbangkan lagi tindakan kalian!!!!!...........proses harus terus berlangsung, semua program harus dijalankan, jangan sampai terpengaruh, ikuti peraturan yang ada, peraturan dibuat bukan untuk dilanggar…….. kembali kefungsi masing-masing…… akh….. RAJA LARON DIBUANG KELUARGERBANG. LARON, GONTENG DAN PION UVORIA. Gonteng 1 : sesuai dengan rencana, tapi ngomong-ngomong kita melakukan dosa tidak ? Laron 2 : jangan bicarakan dosa pada saat-saat seperti ini, itu akan mengurangi kekhitmatan kegembiraan kita. Inilah yang disebut sebagai kebebasan yang sebenrnya, bukan dalam arti yang semu. Pion 1 : lalu bagaimana langkah selanjutnya Laron 1 : kalian benar-benar membuang sang perkasa keluar? Semut : ah… sial kenapa aku ditempat ini, daging segembrot itu pasti leker, bisa untuk stok beberapa hari. Hoe…… system kalian sekarang telah berubah dengan disingkirkannya pembuat system itu, nah sekarang cobalah hapuskan system dari permusuhan kita…….. GONTENG 1 MENGELUARKAN SIKSAAN KEMBALI PADA SEMUT, SEMUT PINGSAN. Gonteng 1 : kita buat peraturan baru ………….. Laron 2 : tidak ada peraturan. Gonteng 1 : apa maksudmu? Laron 2 : posisi kita sekarang sama, tanpa aturan, aturan akan membatasi ruang gerak kita. TERDENGAR TERIAKAN-TERIAKAN RAJA LARON DILUAR, SEMUA TERTAWA. Laron tua : sulung, kau catat kejadian sekarang, nantinya akan menjadi prasasti berharga, bagian dari proses kepunahan kita. Sulung, berbahagialah, karena kalian adalah nyawa terahir dari komunitas kita yang dilahirkan, setelah kalian tidak ada kelahiran kita lagi. Karena hari ini garis keturunan kita telah di potong. Setelah hari ini kita hanya bisa mengnanti saat-saat kepunahan kita…………. Sulung : punah…….. Laron 1 : laron tua…….. Sulung : saudara kita tidak akan bertambah? kita tidak akan mempunya adik? Punah? (menangis) aku tidak ingin cepat dewasa…………. SEMUA TERDIAM. HENING. MUSIK MENGALUN LEMBUT……….. Laron-laron : Punah ? Pion 2 : yang melahirkan kita sudah tidak ada lagi, tidak ada diantara kita yang bisa melahirkan, keturunan akan terhenti, tidak ada kelahiran, kematian tetap saja terus berlangsung, tidak bisa di hentikan, keluar atau tidak dari tempat ini kita tetap saja akan mati, kita dibatasi oleh usia. Gonteng 2 : apa kita coba untuk melahirkan ? Laron 4 : bagaimana caranya Gonteng 2 : ya bagaimana, malah nanya aku………. Gonteng 1 : ya…. Pasti bisa, asal dari kalian ada yang mau hamil……… Laron 4 : ya, hamil. Hamil adalah dimana kondisi perut kita mengembung besar…….. SEMUA SALING BERPANDANGAN Pion 1 : kaenapa kita tidak coba saja bersama-sama, semua mencoba hamil dan saling Bantu menghamili….. bagaimana? Gonteng 1 : baik, kita coba………. SEMUA BERUSAHA MEMBESARKAN PERUT MASING-MASIH Gonteng 2 : ah…. Sulit, tidak akan berhasil. SEMUA BERHENTI KECAPEKAN. Laron 2 : ya…… bagaimana caranya agar tidak punah………. SEMUA BERFIKIR. Gonteng 1 : dengan terpaksa kita harus tarik kembali sang perkasa ketempat ini. Laron-laron : tapi…….. Gonteng 1 : tenang, dia nantinya bukan lagi sebagai yang perkas ditempat ini, tapi hanya sebagai tahanan yang mempunyai kewajiban melahirkan keturunan……. Toh dia sudah tidak memiliki kewibawaan lagi. Bagaimana SEMUA SEPENDAPAT Gonteng 1 : sekarang kita bersama-sama mencari sang perkasa………. SEMUA KELUAR DARI LOBANG TINGGAL LARON TUA, SULUNG, LARON 1 DAN SEMUT DIKURUNGAN. Laron tua : mereka semua akhirnya keluar, dengan sendirinya, tanpa ada peraturan yang memaksa, tanpa iming-iming sebelumnya. Akhirnya kalian jalani tahap itu, kalian tidak akan bisa menolak. Kalian sekarang tidak akan penasaran lagi akan dunia luar, akhirnya kalian bisa terbang. Laron-laron akn terbang memenuhi jagad, dipagi musim penghujan, dimendung dan hujan rintik, diantara genangan air dan Lumpur sisa tumpahan hujan. daun-daun yang basah, cahaya yang hangat, udara yang segar. Laron-laron terbang disekitar cahaya………. LAMPU PERLAHAN MATI. TERDENGAR SURA GUNTUR DAN TERLIHAT KILATAN CAHAYA, SUARA AIR HUJAN MENETES PADA TANAH SELESAI

GENERASI TERAKHIR Karya : Gepeng Nugroho

Duduk sebuah tempat, Ratri : sudah 4 malam ini, mimpi yang sama datang, orang yang belum ku kenal sebelumnya yang selalu menjumpai. Dengan tema yang sama, dengan senyuman yang juga sama…. begitu ……. takut aku untuk memejamkan mata kembali, tapi ……… keinginan besar juga datang untuk kembali merasakan mimpi yang serupa, aku kecanduan dengan sosok itu ………. Musik Song : Hilir di malam yang sumilir, berbisik sunyi lewat mimpi sang dewi yang hati mulai lah gersang mencoba terbang lalui semak ilalang sadar cerita mulai berpendar berlari menyusun rakangkaian hari Jangan di Tanya sebab cinta ada karena nyata mengikuti hidup manusia jangan mengelak sebab ada adam hawa karena ada bumi ada langit yang nyata Aktifitas para wanita, berlatih bela diri Rahwani memukul Gong Rahwani : Permainan selesai, silahkan istirahat. laras, berikan laporan perkembangan keputrian ….. Laras : nyai, semua berjalan dengan lancar, urusan keputrian berjalan dengan lancar, 80% putri generasi terakhir ini sudah menjadi figur yang perkasa, tidak letoy …….. dan memang sudah menjadi aturan main dari kita bahwa di larang keras untuk menjadi individu yang lebay …. sebab lebay dan letoy adalah 2 hal yang nyaris tak ada batasnya. Rahwani : sesui dengan cita-cita leluhur kita, pertahankan prestasi kerjamu. kamu tidak lupa dengan doktrin doktrin kita bukan ? Laras : sama sekali tidak, seperti minum obat, minimal 3 kali sehari, dan itu akan terus di tanamkan di jiwa para putri dan selalu diingat beriringan dengan tarikan nafas memompa jantung mereka Laras naik ke podium laras : Wahai keputrian …….. semua : Siap menahan cinta, sebab melemahkan syaraf !!!! Laras : nyatakan aksimu ……… Semua : Inilah kami, wanita pilihan dengan segala keindahan dan kekuatan, kelemahan adalah milik mereka yang lupa diri …….. wanita adalah gelora jiwa yang perkasa, kaum pria bukan apa-apa atau siapa-siapa ……… !!!! laras : bagaimana nyai, seperti dengan harapan bukan? Rahwani : hahahahahaha …… kau memang patut di andalkan, kau adalah salah satu putri pilihan di negri ini, kelak kau yang akan menggantikanku sebagai pemimpin strata, karena aku akan menjadi penasehat keputrian setelah ratu memberikan tahtanya kepada keturunannya Ratri. Laras : Kapankah itu kira-kira dapat terealisir nyai ? Rahwani : Sebentar lagi, bersabarlah, ratu juga sudah makin tua, makin rapuh, sudah ada rapat kabinet membahas alih kuasa ini beberapa waktu yang lalu. Laras : Baguslah kalau begitu ………… Datang wanita 1 Wanita 1 : nyai, mohon laporan ……. laras : ada apa? Wanita 1 : ada yang hilang pada komunal kita nyai ? laras : Siapa ?! wanita 1 : Keputrian no 078 Rahwani : hilang lagi ? Laras : Iya (menarik nafas panjang) sudah 2 orang dalam bulan ini. ini ancaman buat kita nyai …. rahwani : Fenomena baru, cepat harus segera kita atasi, kumpulkan seluruh keputrian dan juga warga yang ada ……. Laras : segera saya kerjakan nyai …….. Rahwani exit, Laras memukul Gong beberapa kali ……. seluruh orang berkumpul, Laras : Keputrian !sudah paham kalian di kumpulkan?! semua terdiam. Laras : keputrian ! Wanita 1 : membahas anggota komunal yang hilang nyai ! Laras : Diam! aku bicara pada banyak keputrian, kenapa Cuma kamu yang menjawab?! yang lain tak biasa menjawab? semua : membahas anggota komunal yang hilang nyai ! Laras : bagus ! masih bisa menjawab dengan baik, masih kompak, tapi tak terlalu cerdas untuk langsung menjawab ketika tadi pertama kali aku tanyakan ! kenapa persolan yang sama pernah terjadi itu terulang kembali? aku mulai curiga dengan kalian, ada bibit-bibit pembelotan dan ketidak loyalan dari kalian, ada mulai muncul oposisi dari kalian !. beberapa waktu yang lalu ada kasus semacam ini, hari ini juga terulang kembali, besok siapa lagi yang akan bikin masalah kembali? nyai suku masuk bersama Rahwani. naik ke podium Laras : Hormat untuk nyai suku …… semua : salam penuh cinta, jiwa dan raga untuk cinta, bersatu padu pada kesetiaan yang tiada tara ! Rahwani : kalau di biarkan terus menurus ini akan sangat membahayakan nyai, bisa mengancam persatuan dan kesatuan, merusak komunal. Nyai Suku : Sungguh berita yang menyedihkan ketika kabar ini kembali kudengar, kalian di dewasakan oleh budaya yang beradab, ini adalah kejayaan yang akan selalu di catat dalam buku diktat sejarah pada setiap sekolah nantinya, ketika kebudayaan metropolis yang bermartabat ini dengan anggun kita ciptakan berdasarkan mimpi-mimpi yang luhur dari kita …….. kenapa kalian rusak dengan tindakan yang amoral seperti ini, ini penghianatan namanya, lalu apa bedanya kalian dengan generasi masa lalu yang penuh dosa dan penghianatan. Semua : Sungguh ampun, kami rindu cinta dan kesetiaan ! nyai suku : kita semua rindu dengan cinta dan kesetiaan, dan kita telah mulai menciptakannya secara merdeka di negri ini, ini adalah negri wanita, sebuah negri yang bermartabat, tanpa ada laki-laki yang merupakan ancaman bagi kita, tapi kenapa juga masih ada penghianatan? semua : Sungguh ampun, kami rindu cinta dan kesetiaan ! nyai suku : siapa kali ini yang mencoba berhianat ? Laras : Keputrian no 078 nyai nyai suku : siapa yang telah lalu juga melakukan penghianatan ? Laras : Kemarin keputrian nomer ……… nyai suku : Hadapkan ! Laras : (kepada wanita 2) kemana …. eeee dimana yang kemarin akan kabur ? wanita 2 : eeee…… dia di pasung oleh keluarganya? Laras : kenapa? Wanita 2 : mendadak gila ……. Laras : hadapkan kemari ……. Wanita 2 beranjak exit. nyai suku : dimasa senjaku ini, aku ingin benar-benar kejayaan yang kongkrit di negri ini bisa tercipta. hingga aku bisa mewariskan tahta dan bangsa yang bermartabat pada penerusku. aku meyadari sekali semakin hari seiring dengan bertambahnya usia kemampuanku juga semakin berkurang, namun dengan masyarakat yang bermartabat, loyal dan penuh cinta pada sesama tidak akan muncul kerusuhan, politik busuk, pembohongan publik, kejahatan, korupsi, penindasan, pemberontakan. maka ini adalah kerja kalian semua, dilandasi kesadaran dan rasa tanggung jawab. Ratri Masuk Nyai suku : keturunanku satu-satunya yang nanti akan menggantikan kepeminpinan ini, sama halnya kalian menghormatiku, kalian juga harus menghormatinya nantinya sebagai pemimpin kalian. semua : Paham dan mengerti, kami rindu cinta dan kesetiaan ! Ratri : Ada hal apakah bunda? Nyai suku : ada yang kembali membelot, kabur dari komunal kita Ratri : Kabur kembali? barangkali hanya pergi sesaat, nanti juga pulang kembali nyai suku : walaupun itu benar tapi juga tidak boleh di biarkan karena telah menyalahi aturan dengan pergi tanpa ijin. wanita 2 membawa masuk Rubiah di ikuti oleh ibunya. wanita 2 : makin parah dia, dan ibunyapun sudah tak mampu mengatasinya, berpotensi mengamuk, bicara dan bernyanyi sendiri ……. Laras : potensi penyakit menular , nyai suku, kami hadapkan keputrian yang telah lalu melanggar aturan kita, namanya rubiah, anak dari mbok sari, alasan kabur dari komunal kita adalah dari bisikan bisikan mimpi yang selalu datang menghantuinya. seperti di pengaruhi oleh mimpi tersebut lalu dia nekad pergi dari kita. Ratri : Mimpi? mimpi apakah itu? Rubiah : kalian tak akan pernah paham, karena hati kalian telah menjadi batu, kalian sudah tak memiliki perasaan ! Laras : heh ! diam ! Rubiah : Kau bisa menghentikan bicaraku, tapi tak mungkin bisa menghentikan perasaanku Laras : Maksudmu? Rubiah : kalian tidak akan paham, karena kalian tak punya perasaan ! sari : tenanglah nduk, diam, kamu jangan menentang …… kamu telah terlalu jauh menyalahi aturan kita. minta maaflah kepada nyai suku, agar kita tidak terasingkan. nyai suku : keputrian yang sedang bergejolak, tak dapat mengontrol diri ……. sari : Sungguh ampun, kami rindu cinta dan kesetiaan ! sungguh saya sudah berusaha keras untuk memberikan wejangan dan doktrin kepada anak kami, tapi …… entahlah, saya juga tak paham dengan yang terjadi pada anak saya, sebenarnya dia adalah keputrian yang penurut …… nyai suku : tugas sebagai ibu telah berakhir, maka aku mohon ijin kepadamu untuk membinanya dengan caraku sendiri …… sari : sungguh ampun, berilah saya kesempatan sekali lagi …… nyai suku : sekarang sudah menjadi tanggung jawabku, serahkan anakmu kepada negri ini sepenuhnya, dan dia telah dewasa seperti halnya keputrian yang lain. sari : Sungguh mengerti, kami rindu cinta dan kesetiaan ! nyai suku : Rahwani, kamu atur segala sesuatunya, dan jangan lupa cari sampai dapat keprutrian yang hilang ! Rahwani : akan dilaksanakan dengan sepenuh hati. nyai suku : putriku, kau harus belajar banyak dengan apa yang kau lihat sekarang ini, kau lah nantinya yang akan menggantikanku. Nyai suku exit, laras memukul gong, rubiah di masukkan tahanan, musik mengalun Song : Menarilah dengan jiwa yang terang, agar melupakan diri yang gersang bernyanyilah dengan hati yang ceria, agar melupakan segala kesunyian karena kami adalah manusia terindah karena kami adalah jiwa-jiwa yang cerah Rubiah lirih bernyanyi Ratri Mendekati Rubiah Ratri : hei …….. kau mimpi apa? hei …… jawab ! apa yang kau temukan di mimpimu? Rubiah : tak mungkin mengerti bagi kalian dengan perasaan yang sudah mati Ratri : Kau anggap aku juga seperti mereka? justru aku mencurigaiku sendiri, mungkin aku juga sepertimu Rubiah : Maksudmu? jangan menjebakku dengan kata-kata keberpihakan kepadaku itu Ratri : Tidak, tapi tolong katakan, apa yang kau impikan? Rubiah : percuma …….. Ratri : Tolong ……… Rubiah : mimpi yang indah sekaligus mengerikan, sesuatu yang menakutkan sekaligus merindukan …….. dia yang datang ……. sosok itu …… dai berbeda dengan kita, tapi dia seperti kita ………. aku tak kuasa menatap matanya, suaranya yang menghanyutkan …. senyumannya …… Ratri : senyumannya …….. Rubiah : seperti aku mendapatkan guyuran hujan di tengah padang pasir yang gersang, seperti aku mendapatkan lentera pada kegelapan yang pekat selama ini ku lihat, aku terlena olehnya …… Ratri : Lalu dia mengajak ke sebuah tempat, dimana kenyamanan dan kedamaian itu kita dapatkan, seperti terbang dan kita masuk ke dunia hayalan ….. Rubiah : kau juga bisa memahami perasaanku? Ratri : hanya menebak ……. Rubiah : tapi mereka sudah tak paham dengan apa yang aku rasakan, karena mereka telah bebal, tak punya perasaan, hati mereka sudah mati. Mimpi itulah yang menarikku untuk mencari sebuah tempat sesuai dalam mimpiku dimana aku bisa mendapatkan sosok itu. Ratri : tapi kenapa harus lari ? Rubiah : karena kita tak mendapatkannya di tempat ini ! Ratri : harus lari ………. Ratri termenung, rubiah bernyanyi sambil sesekali tersenyum sendiri ……. Ratri : mimpi itu nyaris sama dengan yang aku alami, dan sama juga bisikan yang masuk dalam pikiranku ……… sosok yang begitu mengagumkan, menyilaukan pandangan, menarik hati dan pikiran, di sebuah tempat …… tak tau entah dimana, tak ada di negri ini. oh…. tidak, barang kali itu bisikan gaib yang akan merusak pikiranku, seperti halnya dia. aku penerus pemilik negri ini, tak boleh lemah oleh mimpi yang merusak Musik mengalun, lampu black out 078 berlari, sesekali bersembunyi ……… sekelompok wanita mencari ……. music mengalun tegang. Wanita 3 : dia di sini ! Para wanita mengepung 078 078 : Ampun, kenapa kalian mengejarku, aku berhak untuk menentukan nasibku sendiri, bukankan kita mempunyai aturan untuk menghormati hak asasi dengan setinggi-tingginya, tanpa merugikan hak asasi orang lain, aku tidak pernah merugikan kalian ! Wanita 4 : berikan pembelaanmu di depan nyai suku dan keputrian, yang jelas kau sudah berlaku kurang ajar! tak mempunyai etika ! 078 : apakah jaminan kalau aku meminta ijin kepada nyai suku atau kepada kalian, lalu menceritakan apa yang kualami selama ini? Wanita 5 : sudah, jangan sampai kami menyeretmu dengan kasar 078 : bukankah kita punya martabat ? Wanita 3 : jelaskan pembelaanmu pada tempatnya ……. Semua orang berkumpul berkumpul Masuk Nyai Suku dan rombongan Wanita 1 : kalau dibiarkan seperti halnya rubiah beberapa waktu yang lalu akan bisa membahayakan dan mengancam juga akan terjadi pada yang lain, perlu ada tindakan yang tegas nyai suku wanita 2 : gejala-gejala pemberontakan mulai merajahi keputrian, semoga bisa segera di cegah nyai suku : bagaimana menurutmu rahwani ? Rahwani : dimana kalian temukan dia? wanita 3 : sudah diluar batas negri nyai, untung pencarian kami cermat wanita 4 : dengan sigap, tepat dan cepat kami langsung ringkus dia wanita 5 : kami praktekkan hasil dari kuliah dan praktek kami dari nyai. Rahwani : wes, wes, wes malah ndlewer ! heeee……. kamu tahu kenapa kamu di perlakukan seperti ini? 078 : yang pasti, ini adalah pelanggaran hak asasi manusia, percuma kalian bicara soal hak asasi selama ini apabila pada prakteknya kalian tak mampu menjalankan dengan baik ! Rahwani : kamu berhadapan dengan siapa? bicaralah dengan sopan ! 078 : selama ini saya sudah begitu menghormatian kalian sebagai sesepuh, tapi sedikitpun kalian tak mau menghargai dan mengerti keinginan kami, egois ! rahwani : ngomong apalagi sih anak ini ……. nyai suku, ternyata gejalanya juga sama dengan yang terdahulu si Rubiah, dia juga punya keberanian untuk menentang, pasti ada yang mempengaruhi, pasti ada persengkongkolan atau ada pihak di luar kita yang ingin coba menghancurkan kita dari dalam. Nyai suku : hal ini tidak boleh di biarkan semakin meluas, berikan shok terapy, berikan hukuman yang setimpal dengan penghianatannya. Wahai para keputrian dan seluruh warga, atas nama kesukuan kita, ku jatuhkan hukuman cambuk kepadanya…….. semua ribut, mendukung dan mengkritisi hukuman tersebut. pelaksanaan hukuman di mulai, Algojo wanita mencambuk 078, 078 berteriak kesakitan. Ratri : Ibunda, ini terlalu kejam, tolong hentikan bunda Nyai Suku : ada kalanya hal seperti ini perlu untuk memberikan shok terapy, agar peraturan dan norma dapat di jalankan dengan baik, peraturan terkadang kejam anakku, kau harus belajar dari ini semua. Ratri : Bukankah kita suku yang beradab dan menjunjung tinggi kasih sayang? Nyai suku : Justru keberadaban itu harus ada tolak ukur mana yang baik dan yang benar, sebutan orang beradab ada karena ada orang yang tak beradab, dia adalah contoh orang yang tak beradab diantara orang beradab lainnya. Dan bentuk kasih sayang tidak hanya semata memberikan reward tapi terkadang juga punismant. Ratri : Usianya masih masih belia bunda, dia seusiaku, bagaimana kalau itu semua juga terjadi padaku ? Nyai Suku : Anakku, kau lupa bahwa kau adalah calon pemimpin mereka, keadailah dan peraturan di tegakan memang harus juga menanggung segala konsekwensinya Ratri : dan itupun juga berlaku untukku bunda? Nyai Suku : bunda ingin kau mempelajari Apa Yang kau lihat saat ini, bukan malah melemahkan kebijakan ! Ratri : Bunda menginginkan menjadi pemimpin mereka bukan? hei…. hentikan !!!!!! Ratri Turun dari podium Ratri : Aku bilang hentikan ! kau tak bendengar perintahku ?! wanita 5 : Bagaimana ini nyai ….. Laras : Wah, piye iki …… nyai suku, bagaimana ini ? nyai suku : hentikan ……….. Ratri : Tidak ada yang boleh melakukan seperti ini lagi, bagaimana kalau kalian yang di perlakukan seperti ini? kekejaman seperti ini tidak cocok untuk kalian, hukuman tetap bisa di berlakukan dengan tanpa seperti ini. Rahwani : bagaimana ini nyai …… Nyai suku : Biarkan dia, kita lihat bagaimana arah berfikirnya …….. ratri : jangan melakukan hukuman apapun sebelum ada pembelaan dari terdakwa, tetap harus ada mosi tak bersalah, kita bukan Tuhan yang maha tahu tindakan baik buruk kita. coba, apa kalian tahu seberapa besar kesalahannya? kamu ? Wanita 2 : La ya karena mencoba kabur dari komunal non, itu sebuah kesalahan …. Ratri : Sebab apa dia kabur? Wanita 2 : La ya ….. saya kurang tahu ……. Ratri : Ada yang tahu ? semua terdiam Ratri : dengan kenekatan dia pergi dari komunal kita, pasti ada alasannya, dan alasan tersebut yang harus di pertanggung jawabkan olehnya. belum tentu keputusannya tersebut merugikan bagi kita, maka mari kita dengar bersama-sama alasan dia. hei…. jawab, apa alasanmu ingin pergi dari kita ? 078 : percuma, tak mungkin kalian mengerti …… sulit di jelaskan, karena kalian tak mungkin bisa merasakan apa yang aku rasakan, kalian tak akan percaya…… Ratri : jelaskan saja ….. 078 : bukankah kita berhak mendapatkan sebuah kebahagiaan masing-masing individu, apakah yang kita dapatkan selama ini telah membuat kebahagiaan? kebahagiaan yang bagaimana? kita hidup tapi seolah hanya sebagai mayat hidup, kita gersang ! apa kalian tak pernah menyadari, apakah hanya peradaban dan kebudayaan semacam ini yang kita akan bangun. sebentar lagi kita punah, sebentar lagi kita punah ! hahahahahahahaha ….. tak ada keturunan lagi, kita adalah generasi terakhir, setelah itu ……. punaaaahhhh ….. !!!!! Para keputrian ribut Ratri : Punah ? maksudmu ? 078 : Kita tak bisa memiliki keturunan ! jelas?! tak bisa berkembang biak! hanya menunggu mati ! Nyai Suku : Laras ! jangan biarkan dia ngoceh terus, bungkam mulutnya! tahan dia ! Laras membungkam mulut dan menyeret 078 ke tahanan. Ratri : Biarkan dia bicara bunda, biar dia jelaskan apa maksudnya ! Nyai ratu turun dari podium lalu exit Rahwani : Semua Bubar ! Rahwani Exit pertemuan berangsur-angsur berkurang, ratri tetap berdiri di tempatnya. Ratri : hei, tinggalkan mereka ….. Kepada Wanita 3 yang menjaga kerangkeng Wanita 3 : Tapi … nanti kalau nyai marah …. Ratri : Tinggalkan! aku yang bertanggung jawab Wanita 3 : Tapi janji lo ya menjamin keselamatan saya non Ratri : Kalau kau terus cerewet, aku tak menjamin Wanita 3 : iya deh, saya menutup mata, pura-pura tak tahu …… Ratri membuka penutup mulut 078. 078 : sekarang jawab, apa kamu tak membutuhkan sebuah cinta? Ratri : maksudmu? selama ini kita hidup penuh dengan cinta 078 : Tak ada! tak ada cinta yang ku maksud, cinta dari seorang laki-laki! dari mana kita mendapatkannya? Ratri : heh, aku makin tak paham. 078 : yah, demikian juga saudara-saudara kita yang sebaya, tak pernah tahu yang namanya laki-laki, sebab memang tak boleh tahu, orang tua kita menyimpan rapat-rapat cerita tentang laki-laki dan dengan doktrin-doktrin mereka menuangkan cerita yang keji tentang mereka, karena ini adalah negri perempuan dan dengan sombongnya menyatakan tak membutuhkan laki-laki. Ratri : Kita lahir dari rahim bunda, dan bundalah yang kita patuhi, jadi ….. 078 : tanpa laki-laki juga tak mungkin ada kita di rahim ibu, dia yang di sebut bapak! dan tanpa laki-laki kita juga tak mungkin menurunkan keturunan …… Rubiah : senyum itu …… hehehehehehe ……. aku ingin segera terlelap tidur dan mimpi kembali. 078 : tak cukup dengan mimpi untuk lari dari tempat ini! tempat ini telah membunuh generasi kita secara perlahan Ratri : Cukup, lalu siapa yang akan kita anut? orang tua kita atau mimpi – mimpi kita? jangan-jangan itu hanya bisikan setan saja. Kalau melihat sejarah kebelakang betapa jelas di sampaikan oleh bunda kita, betapa kasar dan jahatnya laki-laki, sampai benar-benar kita di isolasi dari mereka, melihat bentuknyapun kita belum pernah, barang kali seperti apa yang kita jumpai dalam mimpi. 078 : Kita di cetak untuk menjadi seperti generasi terdahulu, seperti mayat hidup. binatang saja hidup berpasangan, menjalin cinta, lalu berkembang biak ….. sedangkan kita secara perlahan membunuh diri kita sendiri. Ratri : Yah, kita hanya menunggu waktu saja, tak ada tujuan hidup, tak ada sumber kebahagiaan yang kita tuju, hanya menunggu mati, hanya menyusun peradaban yang semu dan omong kosong. sama sekali tak ada arah tujuan. SONG Sebuah tungku api diatas podium, orang-orang mengelilinginya semua : (mengucaokan mantra) untuk api kehidupan, yang menyala menerangi kegelapan. jaga jiwa yang terus menyala, damai tanpa kobaran yang membakar. untuk api kehidupan, lambang kehangatan penuh cinta Ratri masuk Ratri : api itu bisa mati kapan saja! api itu tak akan selamanya menyala, apa kita akan habis kan waktu kita untuk sekedar menunggui tungku yang tak kekal menyala? nyai suku : anakku …….. Ratri : seperti hanya kita sekarang ini, kapanpun kita mati, apa bila tungku itu mati, kita masih bisa menghidupkannya dengan api yang lain, tapi kalau nanti kita semua yang mati, karna tidak ada yang menggantikan kita seperti api itu. Nyai suku : ini ritual adat anakku, tak boleh ada suara keras! Ratri : Biar semua mendengar, sungguh aku tak ingin menjadi pemimpin negri ini yang tinggal beberapa tahun lagi akan hilang, tinggal sejarah yang tak tercatat, karena tak ada juga pewaris dari sejarah itu. kalian semua selama ini berpedoman pada jalan yang salah. Ratri naik ke altar lalu menyiram tungku dengan air sehingga api padam nyai suku : anakku ! seluruh wanita menjadi gusar Ratri : bunda, maafkan aku, aku akan pamit, pergi dari komunal ini, aku tak mau terpenjara seumur hidupku di sini, biarkan kami dengan 2 keputrian itu mencari jalan hidup kami sendiri, mencari cinta dan kebahagiaan kami sendiri, sesuai dengan yang kami impikan. nyai suku : Ratri, pengaruh apa yang membuatmu jadi demikian? ratri : ini sangat manusiawi bunda, kami masih menjadi wanita normal, maka kami juga ingin secara wajar dan layak menjadi seorang wanita, yang bukan hanya sekedar terpenuhi secara fisik, tapi juga jiwa dan psikologi, kami tidak ingin menjadi bongkahan batu es seperti moyang kami, dingin, keras tapi tetap saja lembek dan cair kembali pada sifat asal. kalian selalu doktrinkan kami untuk selalu membenci laki-laki, sebenarnya apa yang telah di perbuat mereka sehingga kalian begitu besar membencinya ……….. saya juga yakin, keputrian yang ada di sini juga setuju dengan saya, tapi mereka tidak memiliki keberanian saja. para keputrian saling berpandangan, seolah ingin mengungkapkan sesuatu. Ratri : ayo, kalian semua bicara ! pasti kalian juga merasakan seperti yang aku juga rasakan, jenuh, penat, gelisah, sepi, marah, mimpi buruk, takut ……. iya kan? kita akan punah ! Rahwani : laras, kondisi genting, lakukan sesuatu ….. laras : Wah saya ……. saya bingung ……… Rahwani : heh, jangan lembek ! Laras : Tapi dia ada benernya juga lo ……. saya juga gelisah je jadi perawan tua, tidak bisa merasakan surge dunia …… katanya ……. tapi karena saya adalah seorang patriot, eh aparat …. ya saya harus loyal dengan atasan ….. Rahwani : hah, kamu bisa mematahkan semangat dan loyalitas ……… (pada nyai suku) aduh bagaimana ini nyai? nyai Suku : barangkali yang kalian rasakan sekarang adalah benar adanya, tapi dengarkanlah …… kalian tahu latar belakang sejarah dari komunal kita ini? dulu kami sebenarnya adalah wanita yang normal, memiliki keluarga dan lahir dari sebuah keluarga, tapi sepanjang hidup kami waktu itu tak lepas dari segala bentuk kejahatan, kekerasan, tipu muslihat, kekejaman. ketika pertama kali aku melihat dunia yang aku lihat adalah kekerasan, kekasaran sikap bapak pada bunda ku yang berlangsung hampir setiap harinya, sampai akhirnya bunda mati gantung diri karena tak tahan menerima siksaan itu, bapak minggat dengan wanita lain dan meninggalkan anak2nya yang masih kecil-kecil. umur 10 tahun aku harus menghidupi 5 adik-adikku yang masih kecil, hingga apapun aku lakukan, hidup di jalanan …. sampai pada akhirnya ada seorang laki-laki yang menjadi dewa penolong dengan mau mengasuh ke 5 adik-adikku, tapi kalian tahu yang terjadi? mereka di jadikan mesin pencetak uang, mereka di didik menjadi pengemis, yang memprihatinkan dengan kejamnya dia melukai dan memotong organ tubuh saudaraku agar orang-orang lebih kasihan melihatnya, aku marah dan mencarinya waktu itu, tapi apalah daya seorang wanita ……. justru aku disekapnya,maka ketika usia 12 tahun aku sudah tak perawan lagi, tidak hanya itu kemudian mereka menjualku ……. hari demi hari penuh kekelaman, bergonta-ganti dari lelaki satu dengan lelaki yang lain …….. sampai akhirnya, ada seorang laki-laki yang membuat hatiku tertambat, itulah cinta …. barang kali yang selama ini kalian cari …….. dia berjanji untuk menerimaku apa adanya, sungguh bahagia ada di pelukannya, dan akhirnya juga dengan penuh bahagia aku mengandungmu anakku ……….. tapi tetap saja …. dasar laki-laki, sumpah itu mudah saja di lupakannya…….. setelah menemukan yang lebih baik, lalu aku di campakkan begitu saja, dengan memanfaatkan masa suramku sebagai alasan diua meninggalkanku …… dunia seketika itu menjadi gelap, aku sudah tak kuasa menatap segala isi jagad, aku hilang kendali, dan mulai saat itu kebencianku yang mendalam terhadap laki-laki begitu dalam Laras : wah tragis ya, ada untungnya juga aku jadi perawan tua. Nyai Suku : aku kejar wanita yang menggoda bapakmu, aku sudah siapkan kematian untuknya, tapi ketika pisau itu nyaris merobek perutnya tiba-tiba dia berlutut dan meminta ampun kepada bunda. ternyata dia juga korban dari kebohongan dan kegombalan bapakmu, sama sekali dia belum tahu kalau lelaki yang juga telah memberikan benih dalam kandungannya tersebut telah beristri ….. Ratri : apakah cerita itu bisa dibenarkan? Nyai Suku : tanyakan pada yang bersangkutan, wanita itu adalah rahwani ! Orang2 terkejut Ratri : betulkah itu bi? Rahwani tertunduk …….. Rahwani : kebencian yang mendalam itu menyatukan kebersamaan kami, ternyata juga tak sulit mendapatkan wanita-wanita yang yang senasib dengan kita, wanita terlantar, korban asusila, kekerasan dalam rumah tangga, serta anak-anak wanita yang terlantar, seperti berdirinya sebuah partai baru yang cepat populis, tiba-tiba saja kami menjadi komunal yang besar beranggotakan para wanita yang menjadi korban dan tersisih. kesengsaraan belum selesai di situ karena justru kami mendapatkan perlawanan dan cemoohan dari dunia, terutama kaum lelaki. pada jaman itu terjadi perlawanan besar-besaran dari para wanita di segala bidang sampai kepada politik, ekonomi dan sosial. sampai akhirnya komunal kita menjadi di musuhi dan di kucilkan ………. Nyai suku : lalu, kami secara besar-besaran meninggalkan peradaban, mencari sebuah tempat yang damai dan masih perawan ……. tanpa lelaki ……. inilah peradaban baru kita ……. Ratri : Lalu apakah memang peradaban yang demikian yang bunda harapkan? nyai suku : Setidaknya ditempat ini kalian aman Ratri : tapi hati kami tak tentram, selalu gelisah, bergejolak, tidak selamanya segala yang kalian tuduhkan itu benar, kebetulan saja nasib yang demikian menimpa kalian, toh juga komunal ini adalah bagian yang sangat kecil dari seluruh wanita yang ada, berarti kondisi yang demikian tidak menimpa pada semua perempuan. nyai suku : tapi akan selalu berpotensi Ratri : tidak selalu bunda, kami akan buktikan kalau memang bunda masih keras kepala, maka berikanlah kami kesempatan dan ijin untuk mencoba menjalani hidup normal, masa depan kami masih panjang, jangan cetak kami menjadi gumpalan batu-batu es ……. wanita 2 : Mohon ijin berpendapat nyai, yang dikatakan non ratri ada benarnya juga, kami itu penasaran ……. pengen melihat dunia luar, seperti apa sih laki-laki ….. laras : heh! tak sopan, kamu masih belum dewasa ….. Wanita 2 : nyai yang sudah ketuaan …… Laras : heh, sudah mulai berani menantang. Wanita 2 : Lo kami kan sekedar mengeluarkan pendapat. Laras : pendapat apa? pendapatmu tak cerdas! Wanita 2 : seperti inilah yang paling tidak saya sukai dari pribadi nyai laras, menyepelekan anak muda Laras : sudah memang benar2 krodit bocah ini, hanya kamu yang punya pikiran semacam itu, nyatanya yang lain tidak, berarti memang kamu yang bermasalah! wanita 1 : wah, pendapat saya ya nyaris sama dengan dia je nyai wanita 3 : betul, saya juga, hampir sama wanita 4 : plek ……. selama ini saya juga gelisah je Wanita 5 : kongkritnya, kami sehati nyai semua : Pendapat kami sama ! Laras : Waduh, terus bersepakat menentang semua ini ? wah bagaimana ini nyai? wanita 3 : tolong dong nyai, masa lalu kelam kalian di kubur dalam-dalam, jangan berimbas kepada nasib kami, la kami kan juga penasaran ingin merasakan menjadi wanita yang normal. Wanita 1 : Barangkali enak ya, punya suami, berkeluarga, punya anak ……. wah …….. Nyai suku : kalian tak merasakan yang kami alami Rahwani : Bagaimana kalau nasib kami menimpa kalian? Laras : Biarkan mereka berpendapat bunda …… Wanita 4 : Pengalaman hidup nyai berdua akan kami jadikan sebagai referensi, agar kami bisa lebih berhati-hati dan dewasa dalam mengambil sikap Wanita 5 : pada intinya nyai, ijinkan kami hidup normal Laras : aku mulai muak dengan kalian …..!!!!! wanita 1 : nyai laras, kami paham, nyai sudah pupus harapan untuk mempunyai keinginan seperti kami, karena nyai sudah kelewat umur, alias prawan tua, makanya tak pernah sepaham dengan kami! Laras : Anak-anak ingusan ! semua : Perawan tua ! Musik, terjadi perkelahian antara laras dan para wanita, salah satu wanita membebaskan rubiah dan 078 Nyai suku : Hentikan ! rahwani menahan Laras Ratri : Hentikan ! Ratri menahan para wanita Ratri : ibu, maafkanlah anakmu ini, keinginan yang makin besar itu membuat kami harus menentang keinginan bunda dan para sesepuh, tapi percayalah, kami tak akan melupakan sejarah kelam bunda-bunda kami. tapi kami mohon berolah kesempatan kepada kami untuk menjalani hidup yang nyata, selalu berfikirlah positif kepada kami dan kepada dunia, kita tak bisa hidup tanpa laki-laki, manusia akan punah ……. adam dan hawa akan selalu ada secara berpasangan, mengisi bumi dan menciptakan peradaban yang terus berkembang dari generasi ke generasi ……. Kami mohon pamit bunda, mencari dunia itu …………….. Ratri dan para wanita exit. Laras : heh, mau kemana kalian?! Rahwani : Ratri …….! Nyai Suku : Biarkan mereka …… semua : Tapi nyai ….. Nyai Suku : Sudah waktunya memang mereka untuk menjalani tahapan demi tahapan hidup, ternyata kita tak bisa selamanya mengekang kebebasan dan tak bisa juga mengubah kodrat. masa lalu kita biarlah menjadi lembar buram dalam sejarah, tak usah di ingat lagi, tutup rapat …….. benar yang di katakan mereka, di tempat ini kita hanya menunggu waktu untuk mati, dan punahlah ketika semua dari kita tak bersisa, maka biarlah kepunahan itu kita percepat satu generasi, namun sejarah tentang kita tidak akan punah di bawa oleh mereka……. kita disini menunggu mati, membawa luka yang selalu melekat dalam dada, biar kita sajalah yang menanggungnya ……… Laras : Iya nyai, saya tetap bangga dengan keperawanan saya kok…… Rahwani : Kita tetap setia pada negri wanita ……. Nyai suku : inilah negri wanita, dibangun dengan penuh dendam dan kebencian, biarlah tetap menjadi sejarah, semoga tidak ada lagi kebencian dan luka dari kaum kami kembali…….. suasana makin senyap …….. Laras : Mulai larut nyai ……. Rahwani : Sebentar lagi malam, gelap, pagi, siang, sore, gelap lagi, pagi, siang sore, gelap, pagi, sing sore, gelap ………. Laras memukul Gong …………. Black Out ………………… SELESAI

Nyai Dasima, Perjamuan Cinta (Gepeng Nugroho)

Di sebuah tempat, cahaya warna warni Seorang wanita meronta kesakitan Dasima : akh ……. Tolong …….. tolong …….. orang ini akan beniat jahat …………. Dia akan membunuhku…. Tolong ……… apa maumu? Ambil semua yang kau inginkan? Ambil …… bukankah kita sudah saling mengenal? Aku percaya kamu tidak akan tega melakukan kejahatan padaku, Tarjo ………. Atau jangan-jangan ada orang yang memp
engaruhimu untuk melakukan kejahatan ini? Tarjo, bukankah kau orang baik? Tarjo, jangan ………. Akhhhhhh …………….. Hah …… kenapa sama sekali tak berasa apa-apa? Apa yang terjadi ….. sama sekali tak Terasa apa-apa ………… seluruh tubuhku mati rasa ……… di tempat apa ini, Tarjo kau bawa aku kemana? toloooong ……….. ada orang di tempat ini ……… tarjo …. Jangan membuatku ketakutan ! Musik Black out Lagu : Tak kulihat bayangan raga Tak ku dengar lagi detak sang waktu Hanya ruang bisu tanpa sekat pandang Mengambanglah bayang bersama gelombang yang terbang Sekelompok Orang bercengkrama Orang 1 : aku melihatnya tadi, di bantaran sungai itu tubuhnya sempat mengambang, tapi sekarang tak terlihat lagi, barang kali sudah terbawa arus kembali Orang 2 : mau di cari kemana ? Orang 3 : ya tentu saja kita harus menyusuri sungai itu, sampai kita jumpai mayatnya. Tak mungkin kita turun ke sungai, airnya terlalu deras. Orang 2 : sebab apa sebenarnya dia berani nekat di sungai deras itu? Orang 1 : tak taulah, akhir-akhir ini dia tampak sedang memiliki banyak masalah, jangan-jangan dia memang sengaja mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai deras itu. Dasima : Tolong! Tolong …… Masuk orang 4 Orang 4 : orang-orang sudah menemukannya, di sungai bawa, tuan wiliam dan nona nancy juga sudah ada di tempat itu ……….. Orang 3 : bagaimana keadaannya? Orang 4 : tentu saja sudah menjadi mayat Orang 1 : Segera saja kita ketempat itu Orang-orang exit Dasima : Mereka sama sekali tidak memperdulikanku, padahal teriakanku cukup keras, apa mereka tidak juga mengenali suaraku, padahal mereka adalah orang-orang yang aku kenali. Ternyata benar, selama ini mereka baik kepadaku memang pas kalo ada perlunya saja, ketika aku sedang jaya mereka menyanjung-nyanjungku, tetapi ketika aku terpuruk memandangkupun mereka tak mau! Dasar para penjilat. Tapi siapa yang tadi mereka cari, siapa yang mati di sungai? Mereka juga katakan telah ada juga William mantan suamiku dan nancy putriku ……….. lama aku tidak berjumpa dengan mereka, mungkin juga kebencian mereka kepadaku saat ini belum reda. Baru aku sadari sekarang kalau aku terlalu egois waktu itu, kalau saja aku bisa menahan diri tentu saja keputusan perceraian itu tidak akan terjadi. Maafkan aku William aku tahu kau sungguh sangat mencintaiku, namun …… tak taulah kenapa bisikan setan itu lebih kuat mendorongku untuk meninggalkanmu, maafkan ibumu ini juga Nancy, dengan usiamu saat itu yang masih kecil, rasanya terlalu jahat kalau ibumu ini meninggalkanmu ……… Muncul Nyonya Bonnet Ny : Dasima …………. Dasima : Suara itu … seperti aku pernah mengenalnya …….. Ny : Dasima ………. Dasima melihat kearah Nyonya. Dasima : Nyonya………. Nyonya bonnet ………. Benarkah penglihatanku ini …….. Ny : Lama kita tidak berjumpa ……. Apa kabar dasima? Kau Nampak masih cantik, seperti yang dulu, tidak salah kalau banyak laki-laki masih begitu menginginkanmu. Dasima : Nyonya ……….. nyonya juga Nampak lebih cantik sekarang ini …….. Ny : itu karena kau melihatku selama ini tergolek lemah bertahun-tahun di ranjang tidur, tidur tanpa daya, hanya melewati hari dengan menebak siang dan malam lewat cahaya yang masuk lewat jendela kamar. Tapi kecantikanmu seperti abadi Dasima Dasima : Tapi tidak dengan nasib saya nyonya, kecantikan ini yang justru yang mengombang-ambingkan nasib. Ny : Apa yang salah dengan nasibmu? Alur nasib di ciptakan oleh masing-masing individu, Tuhan selalu memberi jalan. Dasima : Saya sungguh malu berjumpa dengan nyonya saat ini, maafkan saya nyonya, pandangan nyonya pada saya pasti sangat buruk bukan nyonya? Ny : aku selalu berprasangka baik padamu Dasima …………. Dasima : Saya ingin sekali menjadi Dasima yang dulu nyonya, Dasima yang hanya seorang Gadis kampung dari desa kecil Kuripan, Dasima yang hanya seorang pembantu saudagar kaya dari perkebunan curuk, saya lebih suka melayani dan merawat nyonya yang sakit, saya tidak mau menjadi wanita cantik yang selalu menjadi incaran para lelaki, saya tidak mau pula menjadi nyonya besar, saya tidak ingin menjadi perempuan yang merebut suami orang …. Maafkan saya nyonya? Ny : Apa yang perlu di maafkan Dasima, bukankah dulu aku yang menginginkan sendiri William suamiku menikahimu Dasima, karena waktu itu aku tahu, William juga merindukan kasih sayang dari seorang wanita yang lama sudah tidak dapat aku berikan padanya karena penyakitku, aku lumpuh, dan kau juga yang selama itu, bertahun-tahun merawatku dari kamu masih remaja hingga mulai tumbuh dewasa. Dasima : Memang saya datang kerumah nyonya waktu itu untuk menjadi pembantu, hanya sebagai pembantu nyonya, tidak lebih ……… Ny : Aku seorang wanita sekaligus seorang istri dari William, aku begitu paham dengan William karena bertahun2 aku hidup bersamanya, aku juga tahu dia sangat mencintaiku ……. Dia telah memberikan perhatian berlebih padaku, namun sebagai seorang istri seolah aku belum bisa untuk membalasnya …… dia merindukan seorang putra waktu itu untuk meneruskan perkebunannya, namun aku belum bisa memberikannya, bahkan kecelakaan itu membuat aku menjadi wanita setengah mayat, lumpuh, hanya membuat bebannya saja. Dengan setia dia merawatku, sering aku melihat kelelahan dari sorot matanya, dan kata hatiku tidak dapat di tipu ketika pandangan William mengarah padamu, aku tahu dia menyukaimu dasima ……. Dasima : Maafkan saya nyonya ……….. Ny : Tidak ada yang perlu di maafkan, aku sendiri yang meminta William untuk menikahimu, tanpa intimidasi dari siapapun. Karena aku melihatmu sebagai wanita yang baik, bukan hanya sekedar cantik saja. aku sadar, aku sudah tidak mampu lagi menjadi istrinya, kamu tidak perlu merasa bersalah ………… Dasima : Tapi bukankah kemudian setelah itu Tuan Wiliam lebih sering memperhatikan saya di bandingkan dengan Nyonya? Apa nyonya tidak merasa cemburu? Ny : Cemburu pasti ada, namun perasaan cintaku pada Wiliam melebihi kecemburuan itu, dan akupun ikut senang ketika mengetahui kehamilanmu waktu itu, dan bukankah aku juga pernah meminta ijin padamu juga untuk ikut memiliki anakmu tersebut? Dasima : Nancy, putriku ………. Lama kita tak berjumpa ……… bagaimana kabarmu sekarang? Ibumu ini sungguh merindukanmu …………… Oh ya nyonya… saya mendengar dari orang-orang tadi bahwa Nancy putriku bersama ……. Wiliam ada di pinggir sungai bersama orang-orang itu, ada apa sebenarnya disana, siapa yang terhanyut di sungai ……… Ny : Mereka sedang menangisi jasadmu ! Dasima : Menangisi Jasadku? Maksud nyonya? Ny : Menangisi kematianmu, air mata Nancy begitu deras mengalir, demikian juga dengan Wiliam, meskipun sekarang dia bukan lagi menjadi suamimu, namun dia teramat mencintaimu, air matanya sederas ketika dulu menangisi kematianku, bahkan sekarang sedih lagi karena harus juga melihat kesedihan putri kita Nancy Dasima : Nyanya jangan bicara ngawur, aku masih hidup, aku masih sehat, aku belum mati ….. mereka salah mengidentifikasi orang. Aku disini ………. Ny : kejadian apa yang terakhir kamu ingat? Bukankah lelaki itu ……… Dasima : Tarjo Ny : Ya ….. siapapun dia, yang menghujamkan pisaunya ke perutmu Dasima : Ya aku masih ingat rasa sakit itu, tapi setelah itu aku lupa Ny : Belum selesai sampai disitu, tubuhmu lalu dihanyutkan ke sungai, seperti yang kau lihat sekarang ini, kau bisa melihat orang yang benar-benar mencintaimu atau yang hanya selama ini sekedar kedok mencintaimu, itu bisa di lihat dari air mata yang keluar dari mereka. Dasima : aku belum mati ……. Aku masih hidup ……… mereka salah orang, mereka salah kira ……. Itu bukan aku ……. Itu jasad yang menyerupai aku ………. Dasima masih hidup, dasima disini ! Musik Rampak dan tarian-tarian. Terdengar suara Gong Dasima ada di kursi pesakitan, dengan di kelilingi oleh orang-orang berkostum aneh di sekitarnya, di posisi paling tinggi seorang wanita yang anggun dan di hormati. Dasima : Yang mulia, apakah harus anda yang memutuskan tentang nasib saya? Mati tidak nya saya. Sudah jelas saya masih bugar ada disini, saya belum mati. Kenapa juga harus saya hadir di pengadilan bodoh ini P 1 : Ssssstttt ,,,,, jangan bicara kasar disini ! Dasima : ada masalah dengan sebutan pengadilan bodoh itu? Semua pengadilan sekarang tidak ada yang bener, di desain hanya untuk kepentingan orang-orang tertentu saja, hanya akal-akalan, hukum dibuat juga hanya sekedar bentuk intimidasi saja kepada masyarakat kecil, dan bukan sesuatu yang menakutkan pada orang2 tertentu seperti penguasa dan yang punya duit. P 1 : yang kamu hadapi saat ini, bukan hanya sekedar pengadilan biasa Dasima : Apa yang membedakan pengadilan ini dengan pengadilan yang lain? P2 : Yang membedakan adalah di pengadilan ini tidak ada manipulasi, semua bukti sudah ada dengan jelas, tidak ada suap-suapan ataupun keputusan yang bimbang, semua jelas, konkrit, adil dan bijaksana. Dasima : Pengadilan semacam jarang ada di dunia dan hampir tidak ada di Indonesia …… P2 : Dan kamu memang tidak di tempat tersebut! Dasima : kalian maksudkan aku sudah mati! aku belum mati ! kalian memaksakan kehendak! Hakim : Diam ! Dasima : Kau menyuruhku diam? Siapa kamu ! Musik dan lampu tiba-tiba berubah, sorot pandang orang2 tajam pada Dasima, suasana menyeramkan, Dasima gemetar ketakutan Dasima : Baik, aku diam, aku akan diam, aku akan menjadi Dasima yang dulu, yang selalu patuh pada perintah, yang selalu tunduk kepada majikan, aku anggap kalian disini adalah majikanku.sekarang apa yang kalian inginkan dariku? P 3 : Bisa kita mulai yang mulia? Hakim : silahkan Bunyi gong Musik, nyanyian dan tarian Orang-orang di pengadilan Gerbang keadilan telah menganga Yang di rindu oleh para manusia Disana segala daya akan dijalankan Untuk megeruk kesalahan Disana banyak kata di perjuangkan Untuk sebuah kebenaran Gerbang keadilan menganga Membasmi dusta atau mencetaknya? Dasima : Kalian aneh, dalam setiap pengadilan biasanya di barengi dengan demonstrasi di luar pengadilan, tapi kalian justru buka pengadilan ini dengan tarian-tarian. P 3 : Diam, kamu belum di berikan hak untuk bicara, jangan main serobot saja! Di sini mempunyai aturan yang ketat ! Pengadilan di buka, silahkan langsung penuntut umum memberikan tuntutannya Dasima : Mohon maaf para nyonya sekalian, kenapa tuntutan langsung ingin diberikan pada saya, tidakkah ada kesempatan bagi saya untuk menanyakan atau mengadakan pembelaan? P3 : Dasima, kamu jangan membuat aturan sendiri di pengadilan, hak mu untuk bicara memberikan pembelaan nanti! Silahkan dilanjutkan …… Penuntut 1 : Dasima, panjang dan berliku cerita hidupmu, dan loncatan-loncatan nasibmu juga dramatik. Yang mulia, dasima di usia remaja dikenal sebagai gadis yang baik, sopan, dan loyal, dengan alasan itulah keluarga dari Tuan Wiliam dan nyonya Bonnet begitu percaya padanya, sejak umur 12 tahun dia menjadi pembantu pada keluarga saudagar inggris yang mengelola perkebunan teh di daerah curuk, tuan wiliam dan nyonya bannet sungguh menyukai kinerja dan loyalitasnya, dia menjadi pembantu teladan dan favorit. Dasima : Keberatan yang mulia, pembantu tetaplah pembantu, apa bangganya menjadi pembantu teladan! Penuntut 1 : kamu bukan Dasima yang dulu, yang selalu patuh, bicara lembut, dan menjadi wanita yang anggun. Diamlah dulu, ini pengadilan, setidaknya kau pernah menjadi wanita yang terhormat, yang tahu aturan dan norma-norma. Dasima : aturan itu di buat hanya sekedar untuk doktrin para pemilik kepentingan. Perempuan 2 : Dasima, diam ! Dasima terdiam Perempuan 3 : Lanjutkan penuntut umum Penuntut 1 : Keluarga Tuan William dan nyonya Bannet adalah keluarga yang bahagia, saudagar, keturunan VOC, mereka saling mencintai …… tapi sebuah kecelakaan terjadi ketika mereka berkeliling di perkebunan dengan delmannya, yang mengakibatkan lumpuhnya nyonya bannet, dan itu berlangsung lama, bertahun-tahun. Dasima : Sayalah yang merawat Nyonya selama nyonya sakit Penuntut 1 : Benar, Dasimalah yang kemudian merawat nyonya banet majikannya selama sakit, namun pada perkembangannya justru Dasima juga menggoda tuan William sehingga jatuh hati padanya. Dasima : Ceritanya tidak seperti itu yang mulia, saya keberatan, saya sama sekali tidak pernah menggoda tuan William, mana mungkin saya menggodanya sedangkan Saya tidak mempunyai obsesi pada laki-laki bule ………. Keringatnya bau yang mulia, jadi yang dikatakannya adalah fitnah ! Penuntut 1 : Lalu kenapa kamu bisa menjadi istri Tuan William? Kalau tidak suka dengan bau keringatnya kenapa kamu bisa hamil dan memiliki seorang anak? Dasima : Hamil bukan karena keringat, tapi karena yang lain ….. sangat sulit menceritakan fakta yang ada Yang mulia, saya butuh pembela, saya butuh pengacara, apa juga tidak disediakan pengacara di pengadilan ini? Saya tak mampu mengungkapkan kebenarannya sendiri, terlalu tabu. Perempuan 1 : Bagaimana yang mulia, permintaan dari terdakwa apa bisa kita sanggupi? Hakim : Demi keadilan, hadirkan! Perempuan 1 : (pada perempuan 2) silahkan dihadirkan pembela atau pengacara terdakwa Perempuan 2 : dasima, siapa yang akan membelamu dalam persidangan ini? Dasima : Kalau begitu saya minta waktu untuk mencari pembela saya, Hakim : Pengadilan di tunda sampai terdakwa siap memberikan pembelaannya ! Gederang Musik Pengadilan bubar Di satu sudut panggung ada Ny Bonnet, dan di sudut panggung yang lain ada hayati dan wak soleha Dasima Nampak tegang, melihat 3 orang tersebut Dasima menjadi tambah gusar Dasima : yang mulia …… apa saya tidak memiliki pilihan yang lain bagi pembela saya? Saya tidak mungkin meminta bantuan pada nyonya Bonnet, beliau sudah terlalu banyak berkorban untuk saya, dan jelas saya juga tidak mungkin meminta bantuan pada hayati dan wak soleha ……. Wak : Karena apa? Kamu tidak mempercayai kami? Kamu selalu berfikir negatif pada kami! Dasima : Bukan begitu wak ………. Soleha : kamu memang jahat Dasima, saat inipun kamu belum berubah! Selalu mencurigai kami yang tidak-tidak, seharusnya kami yang pantas melakukan penghinaan ini, sebab kamu yang telah merebut kebahagiaan kami. Dasima : Yang mulia, saya ingin orang lain ! Perempuan 3 : haaahh ….. kamu terlalu rewel, mereka bukankah orang-orang yang mengenal dekat kamu? Tahu sepakterjangmu? Mau yang seperti apa lagi keinginanmu? Dasima : Pokoknya bukan salah satu dari mereka berdua, dan bukan juga nyonya ………… Muncul dari belakang, Parmi Parmi : apa mungkin berkenan bila aku mbakyu? Dasima : Parmi ……… ini benar kamu parmi, ya ….. saya kira dia yang lebih tepat sebagai pengacara saya, dia akan tulus membantu saya, karena selama ini dia jugalah yang tahu sedikit banyak perjalanan hidup dan karier saya sebagai pembantu di rumah nyonya bonnet. Ya, aku gunakan dia sebagai pembela saya! Perempuan 3 : Berarti kamu setuju? Pengadilan bisa kembali di mulai? Dasima : Ya Perempuan 3 naik ke podium Perempuan 3 : Yang mulia, Terdakwa sudah siap melanjutkan persidangan, persidangan bisa dimulai ……. Musik Persidangan di mulai, para peserta persidangan berada di posisinya masing-masing Hakim : Karena terdakwa sudah siap dengan segala pembelaannya maka persidangan bisa kita mulai, silahkan saya berikan kesempatan pada terdakwa untuk melakukan pembelaannya, secara langsung atau diwakilkan? Dasima : agar objektif dan saya tidak dianggap berbohong, biarlah Parmi yang akan mewakilinya yang mulia. Parmi, bicaralah apa adanya, jangan di tutup tutupi, jangan takut pada intimidasi siapapun, aku percayakan semuanya padamu …….. Penuntut 2 : Keberatan yang mulia, jelas parmi akan mudah di stir oleh Dasima, karena menurut senioritas, parmi ini adalah pembantu yang masih Junior, sebagai pembantu yang lebih senior dari keluarga William Dasima akan mudah mengintimidasinya. Dasima : Jangan menyudutkan saya dengan hipotesis anda itu, itu sebuah hipotesis dan kesimpulan yang ngawur, tidak ada senior dan yunior dalam profesi kami, profesionalitasan yang menentukan jenjang karier! Penuntut 2 : kita lihat saja aura wajah si Parmi ini, wajah-wajah orang tertindas! Parmi : Sudah bawaan dari lahir nyonya, pembelaan saya bergaransi, kalau terbukti saya tidak jujur saya bersedia menjadi pesakitan menggantikan terdakwa. Hakim : segera saja lanjutkan persidangan, saudara penuntut umum berikan kesempatan untuknya berapresiasi. Penuntut 2 mengangguk dan memandang sinis pada Parmi Parmi : Saya memang pembantu yunior di keluarga Tuan Wiliam dan Nyonya bannet, karena ketika saya masuk di keluarga tersebut, terlebih dahulu sudah ada mbakyu Dasima. Mabkyu Dasima inilah yang mengajari saya banyak hal tentang perbaturan, sehingga saya bisa menjadi batur yang professional. Terimakasih ya mbakyu. Sedikit sedikit saya juga bisa bahasa inggris, karena memang bendara kami kan kumpeni, voc, jadi lidah kami juga sudah terbiasa dengan bahasa inggris. Penuntut 1 : Saudari, langsung saja pada kesaksian dan pembelaan saudari, jangan bertele-tele! Dasima : Ayo parmi, semangat! Mereka menuduhku yang menggoda Tuan William, sehingga aku bisa menjadi istrinya Parmi : waaaahhhh …. Itu tidak benar nyonya nyonya, salah kaprah ….. Dasima : yahhhh …. Terus, lanjutkan Parmi, biar persidangan ini bisa seru Parmi : yang benar itu adalah ……. Karena sakitnya nyonya Bannet, sehingga bertahun-tahun hanya tidur di ranjang saja, maka …. Lelaki mana yang kuat hidup dengan menahan kebutuhan biologisnya? Ketika setiap hari Tuan William melihat Mbakyu Dasima yang memang cantik dan menggoda itu maka timbullah keinginan jahat Tuan William sebagai laki2 jablay, maka di sebuah siang, tidak seperti biasanya tuan wiliam pulang lebih awal dari perkebunan ternyata ada maksud tertentu …… mbakyu dasima di paksa melayani keinginan bejat Tuan Wiliam. Seisi pengadilan gempar Penuntut 2 : Tahu dari mana kamu, jangan mengarang cerita Parmi : maaf ya mbakyu, terpaksa sekarang saya jujur …… eeee diam-diam saya mengintip …… Semua tertawa Dasima : Diaaaammm !!! apa yang kalian tertawakan? Aku sangat tersinggung dengan nada tertawa kalian, kalian sama sekali tidak punya perasaan! Kalian menertawakan adegan perkosaan? Perempuan 1 : Bukan begitu, kami membayangkan mukanya ketika sedang mengintipmu Dasima : apakah cerita itu kemudian menjadi hiburan bagi kalian? Bagaimana kalau kalian menjadi sepertiku ! Hakim : Terdakwa tenang, mohon duduk kembali ! Dasima Duduk Dasima : (menangis) yang mulia, kejadian tersebut adalah mimpi buruk bagi saya, dan saya sebagai gadis kampung yang masih lugu tak mampu berbuat banyak, kebencian yang mendalam waktu itu terhadap majikan saya sangat besar, hingga suatu ketika ada niatan buruk saya untuk membunuhnya, namun ketika saya melihat Nyonya saya tergolek tak berdaya dengan penyakitnya, saya mengurungkan niat, karena pasti tindakan saya akan melukai perasaan nyonya, karena nyonya saya sungguh mencintai suaminya. Penuntut 2 : Alibimu itu menunjukkkan jelas kebohonganmu, lalu kenapa kamu bisa menjadi istri Tuan William dan menjadi nyonya besar di rumah itu? Hakim : Tolong di jawab pertanyaannya Dasima tetap menangis Parmi : Kejadian buruk tersebut tidak pernah Nyonya Bannet ketahui, setahu nyonya Bannet selama ini Tuan William adalah lelaki yang setia dan baik. Nyonya sadar selama ini tidak dapat memberikan kasih sayang kepada suaminya karena penyakitnya, melihat kecantikan, kesetiaan dan kebaikan Mbakyu Dasima, diluar dugaan Nyonya justru menawari mbakyu untuk menggantikannya menjadi Nyonya besar di rumah tersebut menggantikan nyonya Bannet. Dasima : Seperti halelintar di panas terik, mengejutkan sekali keputusan nyonya, jelas William langsung mengiyakan permintaan istrinya. Williampun kemudian meyakinkan kepadaku bahwa perbuatannya yang telah dilakukan padaku adalah atas dasar cinta. Di satu sisi saya sangat dendam dengan lelaki ini, di satu sisi saya harus patuh kepada nyonya. Maka sebelum akhirnya nyonya menghembuskan nafas terakhirnya beliau menyaksikan pernikahan kami. Sayapun berjuang keras untuk menghilangan kebencianku pada William yang telah menjadi suamiku dan terus belajar mencintainya. Dan akhirnya benar-benar aku menjadi nyonya besar di rumah tersebut. Parmi : Dan aku tetep menjadi batur Dasima : Batur Senior Parmi : Lumayan naik pangkat. Hakim : Kamu mencintai William setelah itu? Dasima : dia ternyata suami yang lembut, dan mempu meluluhkan hatiku, dan akhirnyapun kami punya anak nancy Ny : Lalu kenapa kamu kemudian meninggalkan mereka dan justru lari dengan Samiun kusir delman itu?! Dasima : Nyonya ……. Maafkan saya nyonya, saya tahu nyonya benar-benar marah pada saya, tidak pernah saya melihat sorot mata kemarahan yang demikian pada nyonya. Tapi ….. Ny : Ternyata aku salah menilaimu, kau sudah benar-benar berubah, bukan Dasima yang dulu, pembelaan apa lagi yang akan kau berikan? Dasima : memang saya kemudian menjadi wanita yang terhormat ketika menjadi istri dari William, menjadi nyonya besar, setiap orang akan merasa iri melihat keberuntunganku. Tapi ……… Parmi : Hampir setiap hari Tuan William kedatangan tamu dari para saudagar dan kaum VOC, laki-laki dan perempuan, dan hampir setiap hari pembicarannya sama, yaitu menyindir tuan William yang seorang saudagar bule kok memperistri wanita pribumi, yang mereka anggap bodoh tak berpendidikan dan dari spesies berbeda. Dasima : Pada awalnya aku tegarkan hati mendengar ledekan dan sindiran tersebut, namun lama kelamaan aku juga tidak tahan dengan hinaan mereka (menangis) Parmi : Yang pada akhirnya terjadi pertengkaran hebat antara tuan William dan mbakyu Dasima, yang pada ujungnya mbakyu meminta cerai dari tuan William …… Ny : Kamu tidak memikirkan anakmu Nancy? Begitu rapuhnya mentalmu, tak dapat mempertahankan rumah tanggamu Wak : Yang dia fikirkan hanya kesenangnya saja, dasar wanita penggoda! Dalam sejarah hidupmu hanya menjadi tukang rebut suami orang! Hayati anakku ini sangat mencintai keluarganya, sebelum suaminya samiun mengenal wanita itu keluarga mereka baik-baik saja, hidup bahagia dengan kedua anak mereka, namun ketika wanita itu datang dan menggoda Samiun ceritanya menjadi lain …….. Dasima : Aku Tidak pernah menggodanya, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa terperangkap dalam cinta Samiun. Hakim : Siapa Samiun? Hayati : Heee… wanita jalang, mulutmu terlalu licin ! Perempuan 1 : Sudah diam, Yang mulia ada sebuah pertanyaan ……… Samiun adalah suami dari Hayati, wajar kalau yang kita saksikan kali ini kemarahan hayati kepada Dasima, karena ternyata ketika masih menjadi istri sah tuan William ternyata Dasima serong dengan Samiun yang adalah kusir Delman kepercayaan keluarga William Penuntut 1 : Sudah jelas alasan utamanya minta cerai pada suaminya Penuntut 2 : Bisa jadi karena kepergok selingkuh maka suaminya menceraikannya Penuntut 1 : Semua ceritamu dan kesaksian Parmi bohong belaka Parmi : Cerita saya benar adanya Ny : meninggalkan suami dengan seorang anak itu perbuatan yang tidak baik Dasima, apa lagi kamu justru malah dengan Samiun yang telah mempunyai istri Suara gong terdengar Hakim : Semakin jelas persoalannya, semakin nyata garis kesalahannya, ada pembelaan lain? Kalaupun sudah di rasa cukup maka hukuman bisa di jatuhkan pada terdakwa setaraf dengan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya dulu Dasima : Silahkan putuskan hukuman untuk saya, silahkan saja lontarkan anggapan-anggapan dari para hadirin pada saya….. saya akan terima kalau memang itu sudah tidak bisa di bantah, tapi tolong dengarkan cerita yang sebenarnya ………. Memang sebelum saya meminta cerai dari William saya sudah mengenal baik Samiun, dan hubungan kami sangat dekat waktu itu ……. Seisi ruang gempar Dasima : Tapi masih hubungan yang wajar, sebagai majikan dan kusirnya, setiap hari Samuan mengantar kemanapun aku pergi, mengantar jemput Nancy anakku, problematika yang aku hadapi di keluarga sering aku ceritakan padanya, karena aku merasa kesepian, tam mempunyai teman untuk berbagi cerita, Samiun yang hanya seorang kusir tersebut aku lihat menjadi sosok lelaki yang sangat dewasa ……………. Penuntut 1 : hingga akhirnya kamu jatuh cinta padanya Penuntut 2 : Berselingkuh dengan kusirmu sendiri Penuntut 1 : kamu sendiri yang meruntuhkan rumah tanggamu Perempuan 1 : menjijikkan Perempuan 2 : Virus Perempuan 3 : cinta terlarang Dasima : aku juga tidak tahu kenapa aku bisa masuk dalam perangkap cinta samiun, meskipun aku tahu bahwa dia juga sudah memiliki anak dan istri. Nampak Hayati menangis Dasima : Ketika permintaan perceraian pada William itu aku ajukan, aku tahu Wiliam sangat marah dan kecewa, namun karena harga dirinya sebagai laki-laki maka dia tetap meluluskan permintaan itu. dan aku harus meninggalkan Nancy putriku semata wayang. Barulah aku bingung dengan jalan hidupku selanjutnya, dengan entengnya juga aku tinggal satu rumah dengan Samiun, bersaing dengan istrinya. Akupun di jadikan istri ke dua dari samiun, herannya aku tiba-tiba saja melupakan mantan suami dan anakku dengan mudah. Terdengar suara-suara terkekeh-kekeh dan musik yang misterius Dukun masuk Dukun : Hahahahahaha ……….. itu karena mantraku yang manjur ……….. tapi sialnya sampai sekarang sepeserpun aku tidak menerima imbalan yang dari awal si Samiun brengsek itu berikan ! Hakim : Siapa dia? Perempuan 1 : Hei siapa kamu? Tamu tak di undang! Ingin mengacaukan pesidangan? Perempuan 2 : Mundur! Dukun : Jangan main perintah sembarangan padaku ! Perempuan 1 : Benar2 akan reseh, kita tangkap ! Perempuan 1,2,3 mengejar Dukun, terjadi perkelahian, dukun lebih unggul, para perempuan tersungkur. Dukun : Sudah aku bilang, jangan sembarangan padaku ! kalian belum kenal dengan mbah jambrong, dukun santet, dukun pijat sampai pada dukun pengasihan, hanya saja bukan dukun melahirkan karena belum sempat belajar di kebidanan. Hakim : Mbah Jambrong, jangan berlaku anarkis di pengadilan! Dukun : Mohon maaf yang mulia, saya juga butuh keadilan, bukan hanya wanita itu …. Sekaligus saya juga akan memberikan kesaksian siapa tahu bermanfaat di persidangan ini. Saya adalah Dukun yang membidani tumbuhnya cinta pada diri nyai Dasima terhadap Samiun, Karena memang Samiun yang meminta saya untuk membalikkan dan mengobok-obok hati dan pikiran Nyai Dasima agar tertarik dan jatuh hati pada Samiun, wajar saja memang kalo setiap laki-laki ingin mengguna guna nyai dasima karena kecantikannya, tapi dari banyak orang yang mengguna gunai nyai dasima barangkali hanya guna-guna saya yang ampuh! Dasima : Samiun Mengguna gunaiku? Wak : Tidak mungkin, aku lebih percaya kalau wanita ini yang mnegguna gunai Samiun, Samiun sedah mempunyai istri yang cantik, kenapa juga masih menginginkan wanita itu? Dukun : Poligami kan uenak to? Dasima : Lanjutkan mbah, aku ingin tahu kebenarannya Dukun : Tapi dasar laki laki pendosa setelah hatimu berhasil aku kunci untuk jatuh cinta padanya, Namun honor yang dia janjikan juga tidak di tepatinya, sok lupa, main kabur saja. Sampai aku juga yang harus menaklukkan hati Hayati, istrinya agar mau dimadu. Sampai akhirnya kamu berhasil samiun peristri. Dasima : Pantas saja ada ketidak beresan pada diriku selama dengan Samiun Dukun : Tagihan pelayanan ilmu pengasihan kepadanya sampai bertumpuk, tapi tidak juga di lunasi, sampai akhirnya aku marah dan menagihnya, bukannya dia membayar dan minta maaf padaku, tapi justru sebaliknya, aku malah dihabisinya Hayati : Bicara nenek tua itu bohong! Fitnah, pembunuhan karakter! Wak : Jangan teruskan ocehanmu, kamu bukan orang yang baik selama hidup, jadi pasti bicaramu saat ini juga sebegai bentuk kejahatanmu! Dukun : Aku belum juga membongkar kebobrokan kalian, kalian berdua bersama Samiun bukan yang memerintahkan pembunuh bayaran si Tarjo untuk membunuh Dasima Dasima : Apa ! jadi kalian yang telah mencelakaiku, kurang ajar! Akan ku balas kalian Dasima akan menyerang Hayati dan Wak Soleha, namun segera di cegah oleh perempuan 1,2,3 Dasima : Kalian tak berhak menghentikan hidup orang lain, kalian sudah terlalu sering menyakiti dan menzolimiku! Soleha : Itu karenamu sendiri ! wanita mana yang mau di madu? Kehadiranmu membuat keluargaku hancur …… harusnya sudah sejak pertama melihatmu langsung aku bunuh kau ! Dasima : Samiun yang harusnya kalian persalahkan, bukan aku! Wak : kamu yang sering membuat kami kesal, maka terima saja pembalasanku ! Dasima : Akan ku balas kalian ! Hakim : Terdakwa, berlakulan sopan dan kooperatif dalam persidangan ! Dasima mulai tenang, kemudian terduduk lagi Dasima : hari-hari berat aku lalui ketika hidup bersama Samiun, dalam satu rumah ada dua cinta yang harus di bagi, belum lagi teror yang di berikan oleh istri tuanya dan ibu mertua kepadaku, aku juga tidak paham kenapa aku bisa mau di peristrinya. Dukun : Seperti yang aku bilang tadi, itu karena kehebatanku Dasima : siksaan batin karena perlakuan-perlakuan mereka membuat aku tak tahan lagi, hingga pada satu saat pertengkaran besar terjadi antara aku dan samiun, samiun begitu marah dengan kata-kata kasar sang mendarat dari mulutku yang sudah tak dapat terbendung lagi Dukun : Dan kemarahan itulah yang memberikan alasan kuat pada Samiun dan didukung oleh mereka berdua yang juga sudah lama memendam kejengkelan padamu untuk menghabisimu! Tarjolah eksekutornya ! Musik nglangut Perempuan 3 : Bagaimana yang mulia? Hakim : Pengadilan kita tunda dulu, sampai waktu yang tidak di tentukan Suara gong Orang-orang bubar Dasima duduk lemas di kursi, dari sudut panggung lain nancy berdiri Nancy : kenapa hanya berlangsung 7 tahun saja kebahagiaanku dengan kedua orang tuaku, kenapa ke egoisan harus mengorbankan kebahagiaanku …. Dasima : Nancy …… nancy anakku…….. maafkan mamamu nak Nancy : Aku tak dapat berbuat banyak dan hanya sebagai penonton saja keributan demi keributan, karena bukan hak anak-anak untuk mencampuri urusan orang tuanya. Aku hanya bisa menangis merasakan nasib yang ku alami, karena anak-anak hanya bisa menangis untuk mengungkapkan kegalauannya. Dan aku hanya bisa mengikuti alur kehidupan yang sudah di desain oleh orang tuaku, karena anak-anak belum cukup cerdas untuk mendesain hidupnya sendiri Dasima : Nancy, maafkan mamamu …. Bukankah kamu tetap hidup bahagia dengan papah Wiliam ? Nancy : Aku telah belajar banyak dari arti sebuah cinta …. Bahwa cinta penuh ancaman, tidak abadi ……… bahwa cinta juga butuh selera, cinta juga mengenal musim …… waktu akan terus menggerogoti cinta itu sampai rapuh …….. aku belajar banyak tentang hidup, bahwa yang dicari dari hidup adalah kebagiaan, orang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kebahagiaan menurut versinya masing-masing ….. apapun akan dilakukan untuk kebahagiaan itu, termasuk juga mengorbankan orang lain ……… Dasima : maafkan aku nak ……… Nancy menghilang Muncul orang-orang Orang 1 : Aku tidak tega melihat anaknya yang menangisi jasad ibunya yang penuh luka Orang 2 : Kematiannya tidak wajar, bukan karena hanyut ternyata, tapi juga ditemukan beberapa tikaman di dada dan perutnya. Orang 3 : Nyai dasima, ending hidupmu begitu tragis Orang 1 : Kok sampai seperti itu ya? Orang 4 : kecantikannya membuat perjalanan hidupnya tragis. Kenapa juga dia menjadi pembantu di saudagar VOC itu, kalau tidak mungkin dia tidak di kurangajari oleh majikannya atau harus terpaksa menikah dengan Tuan William, kenapa juga dia malah bercerai dengan tuan William padahal hidupnya sudah enak dan mempunyai anak, malah memilih dengan Samiun yang kusir Dokar dan sudah berkeluarga itu …… akhirnya kebahagian juga dia tidak dapat, malah penganiyayaan ending yang tragis dalam hidupnya Orang 3 : Sudahlah, ending manusia tidak dapat di tebak Orang2 exit Musik mengalun Nyai Dasima, wanita penebar pesona Ceritamu yang tergores lewat anggun dan rayu Telah memberikan garis tebal pada laku hidup berliku Nyai Dasima, penguasa mimpi para lelaki Menyimak malam dengan senyum kepalsuan Lalu racuni hari dengan siksa hati Nyai dasima Yang menyisakan dendam atas alur cerita karena pesona End